Share

124. Ladang pahala

Penulis: Rossy Dildara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-13 13:00:35
"Beliau terkena serangan jantung, Pak, akibat terlalu banyak mengkonsumsi alkohol. Dan tolong hubungi pihak keluarganya, katakan bahwa Pak Erick sudah meninggal dunia."

Dokter menyampaikannya dengan nada lembut namun tegas. Tapi membuat mata mereka yang ada di sana membulat sempurna.

"Meninggal, Dok? Serius??" Dora tampak tidak percaya. Erick ini salah satu pelanggan setia yang sering membeli anak didiknya, tidak menyangka akan secepat ini tiada, pikirnya.

"Serius, Pak. Untuk apa juga saya berbohong," jawab Dokter dengan tenang.

Sementara itu, Andre terlihat tersenyum. Kabar ini sebenarnya adalah kabar duka, namun menurut Andre, ini kabar yang sangat baik.

Bukan maksud ingin berbahagia di atas penderitaan orang lain, hanya saja Andre merasa lega dengan kematian Erick, karena dengan begitu tak akan ada lagi yang menggangu rumah tangga anaknya.

"Tolong beritahukan keluarganya ya, Pak. Barangkali di antara kalian ada yang tau."

"Keluarga Pak Erick setahuku hanya anaknya, Dok
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Fitri Nur
koq kenzie kek gitu siiihh... kedua orang tua'y kan baik,koq kenzie'y jahat siihh...
goodnovel comment avatar
salandini Putri
koq bisa sih Kenzie di gambarkan jadi pemuda yg kurang baik
goodnovel comment avatar
Rossy Dildara
iya kak 🥲
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 107. Kami mendukungmu

    "Sebetulnya, hubunganku dengan Kak Kenzie nggak seperti pasangan suami istri pada umumnya, Pa," jawab Zea pelan, suaranya bergetar menahan isak. Dia tampak ragu-ragu untuk menceritakan semuanya."Maksudnya gimana?" Papa Bahri mengerutkan dahi, kebingungan. "Coba jelaskan detailnya, barangkali Papa bisa membantumu. Kalian ini baru punya anak lho, Zea, masa harus pisah? Kasihan Gala." Suaranya dipenuhi kekhawatiran.Zea menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberanian. "Sejak dulu sebenarnya Kak Kenzie itu nggak memiliki perasaan padaku, Pa. Dalam artian… dia nggak mencintaiku. Kalau boleh jujur… dia menikahiku saja karena tau aku hamil. Kalau enggak karena aku hamil, dia nggak mau bertanggung jawab." Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.Mata Papa Bahri membulat, kejutan dan rasa sesak memenuhi dadanya. Dia seolah merasakan sakitnya Zea. "Kok bisa si Kenzie seperti itu padamu? Kalau dia sudah berbuat, harusnya dia mau bertanggung

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 106. Mau pisah

    "Terima kasih, Ma, karena Mama sudah mau menerimaku. Mama orang yang baik." Zea mengucapkan terima kasih dengan tulus, suaranya sedikit bergetar karena haru."Sama-sama. Kamu juga anak yang baik dan sangat manis." Mama Eva mencubit lembut pipi Zea dengan gemas, gerakannya penuh kasih sayang. Lalu, dengan hati-hati dia mulai menyuapi Zea soto ayam yang masih hangat."Oh ya, kalau boleh tau ... kalian tinggal di Jakarta selamanya, apa hanya sementara?" tanya Zea penasaran. Ada maksud tertentu juga yang ingin dia sampaikan. Tapi sebelum itu, dia ingin mengetahui lebih banyak tentang keluarga barunya."Melihat rumah makan nasi Padang Papa di sini cukup ramai, sepertinya Papa akan menetap tinggal di sini, Zea. Cuma ya mungkin kami juga harus pulang ke Karawang beberapa hari dalam sebulan untuk mengecek keadaan cabang utama yang ada di sana." Papa Bahri menjelaskan, suaranya terdengar ramah dan terbuka. Dia ingin Zea merasa nyaman dan diterima."

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 105. Jangan ceritakan ke Zea

    "Kita ke kantor polisi di mana Jamal melaporkan kasus ini, Yah, lalu setelah itu kita sogok polisi supaya menutup kasus itu." Kenzie memberikan saran yang menurutnya cepat dan tepat.Dia tahu, atau setidaknya begitu keyakinannya, bahwa polisi di Indonesia—seringkali bisa ditundukkan oleh uang. Sebuah realita pahit yang telah terpatri dalam benaknya."Ayah sudah melakukan itu, Ken. Tapi polisinya menolak." Suara Ayah Calvin terdengar lesu, menunjukkan kegagalannya dalam upaya tersebut."Kurang banyak mungkin Ayah ngasihnya. Berikan nominal dengan jumlah yang besar, Yah.""Ayah justru menawarkan berapapun yang mereka inginkan, tapi mereka tetap menolak dan menerima laporan dari Jamal, Ken," jawab Ayah Calvin sedih, suaranya dipenuhi keputusasaan."Kok bisa sih mereka nolak? Biasanya polisi 'kan ijo kalau sama duit." Kenzie tampak tidak percaya."Iya, Ayah juga heran." Ayah Calvin hanya bisa menggelengkan kepala, menunjukkan

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 104. Bagaimana caranya

    Hari sudah mulai gelap, menjelang magrib.Langit Jakarta berubah warna menjadi oranye kemerahan, namun Ayah Calvin dan Keiko belum juga kembali.Kecemasan mulai menggerogoti Kenzie. Berkali-kali dia mencoba menghubungi mereka, namun tak ada respon.Akhirnya, Kenzie memutuskan untuk pergi ke UGD terdekat. Dia harus mencari tahu sendiri apa yang terjadi.Setibanya di sana, suasana UGD yang ramai dan sedikit berisik malah membuat Kenzie semakin panik. Ditambah dia juga tak menemukan keberadaan orang tuanya di antara orang-orang di sana."Sus... mau nanya, korban anak kecil yang ditabrak mobil itu ke mana ya, sekarang?" Kenzie bertanya pada salah seorang suster yang tak sengaja lewat, suaranya sedikit gemetar. Langkah perempuan berseragam putih itu langsung terhenti."Atas nama siapa ya, Pak? Soalnya hari ini banyak pasien anak kecil yang tertabrak mobil," jawab suster itu dengan nada sopan, namun tetap profesional."Aduh, k

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 103. Aku malu

    Ayah Calvin, dengan wajah pucat pasi dan mata yang berkaca-kaca, akhirnya bisa menghentikan langkah Jamal. Lengan kekarnya menggenggam erat lengan Jamal."Jamal, jangan laporkan masalah ini ke polisi! Anakmu pasti akan sembuh dan semua biaya aku yang tanggung!" Suaranya bergetar, penuh keputusasaan.Belum sempat Jamal bereaksi, seorang polisi, tinggi besar dengan seragam rapi, tiba-tiba datang menghampiri mereka. Sorot matanya tajam, mengamati situasi dengan tenang."Maaf, ada yang bisa saya bantu, Pak?" suara polisi itu terdengar datar, profesional."Saya mau melaporkan seorang perempuan yang telah menabrak anak saya hingga membuatnya lumpuh, Pak," jawab Jamal cepat, suaranya masih bergetar, namun tekadnya bulat."Baik, kalau begitu Bapak bisa ikuti saya." Polisi itu menunjuk ke arah ruang pengaduan, langkahnya pasti. Namun, sebelum Jamal melangkah, Ayah Calvin kembali menghalangi, tubuhnya bergetar hebat. Dia masih berusaha men

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 102. Masa depannya masih panjang

    Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya pintu ruang operasi terbuka. Sebuah celah sempit yang menjanjikan jawaban, namun juga menyimpan ketakutan. Seorang dokter pria, muncul dari baliknya. Pakaiannya serba biru dan tertutup rapat, hanya kedua matanya yang terlihat. Jamal, wajahnya pucat pasi, segera mendekat dengan kepanikan yang tak terbendung. "Bagaimana kondisi anak saya, Dok? Bagaimana operasinya?" Suaranya bergetar, penuh harap dan cemas. "Operasinya berjalan lancar, Pak. Namun, ada hal yang perlu saya sampaikan ...." "Apa itu, Dok?" tanya Jamal penasaran. Ayah Calvin langsung berdiri dari duduknya, begitu pun dengan Keiko dan Bunda Viona. "Sebelumnya, apakah Anda semua keluarga pasien?" Dokter itu bertanya, tatapannya menyapu wajah Jamal, Ayah Calvin, dan Keiko yang berdiri di sana, terpaku. Dua orang asing yang sebelumnya bersama Keiko telah pergi, karena mereka sudah tak ada urusan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status