Arka langsung menghentikan mobilnya, lalu menoleh menatap ke depan. Ia segera turun dari kendaraan roda empat itu, lalu mendekati seorang gadis yang terduduk di jalan di depan mobil mereka. Terlihat perempuan tersebut memegang dadanya seraya menggerakan mulut tapi tak ada suara yang terdengar.
"Maaf, kamu gak papa, kan?" tanya Arka pelan membuat gadis itu mendongak memandang Arka lalu mengangguk."Kamu memang mau ke mana? Tidak ada yang luka, kan," lontar Arka yang dibalas gelengan lagi oleh perempuan itu."Dara!" pekik Mona kala mendekati suaminya yang tengah melihat kondisi perempuan yang hampir saja tertabrak.Perempuan yang dipanggil Mona itu langsung menoleh. Ia tersenyum melihat wanita sudah beberapa tahun itu tak ia lihat. Mona bergegas mendekat lalu memberikan Ghibran pada Arka."Kamu apa kabar, kamu Dara, kan," cerocos Mona yang dibalas anggukan Dara, gadis yang hanya beda empat tahun darinya."Kamu mau ke mana?" t"Maaf, Mbak. Mbak, gak bisa ngomong?" tanya Gaia memandang Dara yang menunduk lalu mendongak lagi dan tersenyum kecil, ia langsung mengangguk sebagai jawaban."Oh iya, Mbak. Kata Mama Mbak mau tinggal sama kami, semoga betah ya," celetuk Gaia mengganti topik yang dibalas anggukkan Dara."Ini, gendong Ghibran, Mas mau nyetir," ucap Arka memberikan anak lelakinya pada sang istri.Arka langsung melajukan kendaraan roda empat tersebut. Ia memarkirkan mobil kala sampai tujuan. Mona langsung keluar bersamaan Gaia, sedangkan Dara masih diam di dalam."Ayo keluar, Ra, ikut sama kami," ajak Mona menarik Dara keluar dari mobil.(Ah, maaf. Tadi aku melamun, pasti kalian butuh aku buat bawa barang belanjaan, kan. Ya sudah ayo!) Mona menerima tulisan itu, ia melengos. Dia memberikan Ghibran pada sang suami. Sedangkan wanita tersebut langsung menggandeng lengan Dara dan Gaia agar mengikuti langkahnya."Ayo ikut!" ajak Mona membawa Dara dan Gaia di toko pakaian. "Selamat datang Mbak, Dik," sapa s
Kini mereka telah selesai berbelanja. Mona lekas mengirim pesan pada suaminya. Ia bertanya dimana lokasi Arka, wanita itu bergegas ke tempat sang lelaki berada kala Arka memberitahu keberadaannya."Pah!" panggil Gaia, gadis itu berlari seraya menjinjing barang belanjaannya, ia mendekati sang Papa lalu mencium pipi Ghibran. "Duh, maaf ya. Kakak lama belanjanya ya," ujar Gaia mengajak berbicara adiknya yang disambut senyuman Ghibran membuat perempuan itu gemas lagi dan mencium balita tersebut lagi. "Udah, ayo pesan makanan, pasti kalian lapar," seru Arka seraya melirik Gaia dan sang istri.Mona lekas mendekat lalu mengambil Ghibran dari gendongan sang suami. Ia meminta Arka agar memesankan makanan untuknya, sedangkan Gaia langsung memilih sendiri. Dara masih berdiri memandangi keluarga kecil temannya ada rasa iri yang hinggap di hati. "Kenapa kamu di sana, ayo sini duduk! Kamu pilih makanan apa yang mau kamu pengen. Nanti Mas Arka yang mesennya, aku gak nerima penolakan ya," ujar Mo
***Sebulan berlalu, rumah tangga Kean dan Aurel sangat harmonis. Apalagi kala mengetahui wanita itu telat datang bulan, ia bergegas membeli tespack dan langsung mengecek. Senyuman bahagia terukir di bibirnya, dia lekas menyiapkan makanan untuk bekal sang suami, dia memang sering ke perusahaan Arka buat membawakan hidang pada Kean. "Rajin amat sih, Mbak, samperin laki yang lagi kerja," cecar salah satu karyawan yang baru satu minggu bekerja di perusahaan Arka. "Emang kenapa, apa ganggu kerjaan yang lain! Enggak, kan, saya cuma dateng pas jam istirahat, terus pergi pas sudah habis jam kerja suami saya. Yang punya perusahaan aja gak protes kok," sembur Aurel menatap sinis perempuan yang memandangnya tak suka. "Eh, Mbak, itu Pak Kean udah nungguin," ujar salah satu karyawati yang baru saja melihat perdebatan itu. "Oke, makasih ya," kata Aurel yang dibalas anggukan karyawati itu.Aurel terus menggerutu kala masuk ke ruangan suaminya. Membuat Kean mengeryitkan alis memandang Aurel, pri
Akhirnya Kean berinisitif sendiri, merogoh ponsel dan bertanya pada google. Senyuman itu terukir jelas kala tau arti garis dua tersebut. Ia segera menaruh handphone lalu memeluk sang istri tak lupa mendaratkan kecupan di pipi."Sayang, kamu hamil," ucap Kean dengan nada senang, yang dibalas anggukan Aurel. "Iya, Mas! Bentar lagi kita bakal menjadi orang tua," sahut Aurel dengan gembira, Kean lalu melepaskan pelukkan. "Kalau gitu nanti aku izin aja sama Bos, biar bisa antar kamu ke rumah sakit," ujar Kean yang membuat Aurel semakin mengembangkan senyuman. "Kalau gitu aku pamit pulang ya, kamu semangat kerjanya biar cepet selesai," celetuk Aurel yang langsung diacungi jempol oleh Kean. "Assalamualaikum," kata Aurel lalu dijawab Kean, wanita itu langsung melangkah pergi. "Maaf, Mbak, tadi saya bohong. Biar kalian gak terus berantem," seru salah satu wanita yang mendekati Aurel membuat perempuan itu menoleh. Aurel tersenyum lalu mengangguk. "Saya paham kok, makasih ya. Sekarang saya
[Sayang, kapan pulang? Apa acaranya belum selesai. Kenapa lama banget,] - ArkaLelaki itu mengirim pesan pada istrinya. Ia sangat bosan, akhirnya memilih menonton televisi. Dia malas keluar, karna beberapa kali Dara sengaja menggoda membuat Arka risih.[Sebentar, Mas. Aku lagi di jalan, mau mampir ke minimarket dulu beli sesuatu,] - Mona.Setelah membalas pesan sang suami. Mona mengajak Gaia untuk membeli sesuatu. Sehabis berbelanja, kala keluar dari minimarket Gaia bertabrakan dengan seseorang."Aduh ...," pekik Gaia, jatuh terduduk di lantai. "Eh, maaf," ucap orang itu lalu membantu Gaia berdiri. "Maaf, ya. Tante tadi gak liat karna main handphone," kata wanita itu seraya memandang cemas Gaia yang tengah menepuk-nepuk pakaian. "Kakak." Mona terkejut melihat orang yang menabrak anaknya. "Mona," pekik Dinda terkejut lalu mendekat dan memeluk erat Mona. "Kamu apa kabar? Duh udah lama kita gak ketemu," seru Dinda dengan nada bergetar, mata wanita itu berkaca-kaca."Baik, Ka. Kakak
"Kamu itu terlalu berpikir positif sama Dara," gerundel Arka lalu memilih menaruh handphonenya dan duduk tenang memandang televisi. Mona terus berbincang dengan sang Kakak. Sedangkan Gaia sesekali ikut menimpali, ia lebih fokus ke hidangan yang mengugah selera. Kala melirik jam, Mona bergegas pamit dengan Dinda karena sudah terlalu lama di luar."Ka, udah terlalu lama nih. Aku pamit pulang ya, pasti Mas Arka bakal terus mengoceh kalau aku gak pulang sekarang," ujar Mona yang dibalas anggukan paham Dinda."Ya udah, kalau gitu hati-hati." Mona mengangguk sebagai jawaban, mereka pamit dan Mona berserta anaknya langsung pergi."Mama, Papa pasti marah lho. Lama banget Mama ngobrol sama Tante," celetuk Gaia yang dibalas anggukan Mona, ia tengah mengirim pesan pada suaminya."Ya gimana dong, Gaia. Mama sama Tantemu itu udah lama banget gak ketemu, pas ketemu lama ya wajar dong," balas Mona membela dirinya.[Mas, aku lagi OTW pulang nih,] - Mona"Kenapa lama banget sih balesnya, bahkan gak d
"Hoekkk." Aurel langsung menutup mulutnya lalu berlari ke kamar mandi, ia memuntahkan isi perut yang baru saja dimasukan lagi sarapan. "Ahh ... kenapa mual banget," keluh Aurel, wanita itu memandang pantulan wajahnya di kaca, terlihat sangat pucat. "Padahal cuma bau daging, kenapa bisa bikin mual begini. Dulu kan gak pernah," gumam Aurel pelan lalu segera mencuci wajahnya dan melangkah ke dapur lagi untuk meminum air hangat. "Kamu kenapa, Rel. Kok pucet banget," seru sang Mama yang baru saja pulang dan pergi ke dapur untuk menyeduh kopi. "Gak tau, Mah, aku mual banget pas buka kulkas dan tercium bau daging. Padahal biasanya enggak lho, kenapa hidungku jadi sensitif gini," lontar Aurel membuat sang Mama mengangguk paham. "Wajar, emang bumil kaya gitu kok," balas sang Mama yang membuat Aurel memandang wajah wanita itu."Terus aku gimana dong, padahal mau buat sesuatu, Mah, tapi buka kulkas aja mual banget," tutur Aurel kala sang Mama tengah menyeduh kopi. "Nanti Mama ambilin, kamu
"Mas!" panggil Mona kala membuka pintu lalu terlihat Arka yang terlelap di kasur. "Ternyata lagi tidur, mendingan tidurin Ghibran dulu deh," gumam Mona pelan lalu menutup pintu dan menaruh Ghibran di box bayi.Senyuman bahagia terukir kala melihat wajah menawan sang buah hati. Ia membelai sayang pipi gembul anaknya. Lalu bergegas memilih membersihkan badan terlebih dahulu ke bilik mandi. Suara gemercik air terdengar, menandakan Mona tengah membersihkan diri. Arka terbangun ia memandang pintu kamar mandi. Senyum kecil terukir kala mendengar istrinya tengah bersenandung."Kebiasaan banget kalau mandi selalu nyanyi," gumam Arka pelan, lalu meraih hanphone dan menyeringai kala membaca deretan pesan dari Mona.Arka lekas pura-pura masih terlelap kala melihat pintu bilik mandi terbuka. Mona dengan santai mengambil pakaian lalu memakainya di kamar. Ia dengan santai melakukan itu karna dia pikir sang suami masih tidur. Sedangkan Arka membuka matanya perlahan hendak mengintip aktifitas Mona,