Share

Bab 37 : Konflik Keluarga

Penulis: Backin_parade
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-27 07:27:30

Hari berganti, tak kunjung ada kabar tentang Nayra. Pagi itu Nadine pergi ke kantor polisi untuk melapor dan itu atas izin dari Damian. Sedangkan Damian yang meragukan kinerja kepolisian lebih memilih mencari Nayra dengan caranya sendiri.

Pagi itu Evelyn mampir ke rumah orang tuanya dengan membawa berita menghilangnya Nayra.

"Ma."

"Evelyn, kamu udah dengar kalau Nayra diculik?" tegur Sukma.

"Mama udah tahu?"

"Tadi mama dengar kalau Tante Nadine pergi ke kantor polisi. Tapi kalau memang Nayra diculik, kenapa harus Tante Nadine yang membuat laporan? Bukannya lebih masuk akal kalau suaminya yang cacat itu?"

"Itu bukan urusan kita, Ma. Mau siapapun yang lapor, itu nggak penting. Tapi sekarang orang cacat itu mencurigai Julian."

Sukma sedikit terkejut. "Kok bisa?"

Evelyn tampak kesal. "Semalam orang cacat itu datang ke rumah dan gebukin Julian. Dia pikir Julian yang culik Nayra karena Julian sempat ngajak Nayra ketemu."

"Suami kamu?" Sukma menatap tak percaya dan meraih lengan putrinya.

"J
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 38 : Mengakhiri Sandiwara

    Waktu menunjukkan tepat pukul dua belas malam ketika ponsel Damian berdering. Sebuah panggilan dari sang Administrator. Damian lantas menerima panggilan tersebut."Kami sudah mendapatkan lokasinya, Tuan. Lokasinya akan segera saya kirimkan."Damian mengakhiri panggilan setelah sang Administrator berbicara dan sesaat kemudian sebuah pesan Damian dapatkan. Ia beranjak berdiri dan meninggalkan ruang kerjanya. Malam itu mobilnya melaju meninggalkan kota. Setelah perjalanan yang cukup jauh, Damian memasuki tanah kosong yang terdaftar sebagai salah satu aset Salim Group. Tanah kosong yang begitu luas dengan beberapa bangunan terbengkalai di dalamnya.Damian kemudian menghentikan mobilnya di depan salah satu bangunan berlantai dua di mana terlihat ada beberapa mobil di sana. Tapi meski bangunan terbengkalai, tampak lampu di lantai satu menyala. Damian turun dari mobilnya, ujung tongkatnya tak lagi menyentuh tanah, posisinya saat memegang tongkat tak lagi vertikal, melainkan horisontal dan Da

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 39 : Kembali Bersandiwara

    Damian kembali ke rumah sakit setelah mendapat kabar jika Nayra sudah siuman. Memasuki ruang rawat, tongkat itu kembali ke tangan Damian. Ia yang sebelumnya sudah bisa berjalan dengan normal kini kembali berjalan dengan pincang. Seolah menegaskan bahwa kecacatan yang ia miliki hanyalah sandiwara belaka. Damian tak benar-benar cacat. Operasinya dua puluh satu tahun yang lalu memang gagal. Akan tetapi saat pindah ke Australia, Damian kembali menjalani operasi dan berhasil. Damian mengincar sesuatu sehingga ia datang dengan keadaan yang sama dengan saat ia pergi. Dan Nadine tak tampak terkejut karena ia sudah mengetahui situasi Damian dari grandpa.Nayra yang masih terbaring di ranjang memandang Damian. Tatapannya tampak kosong. Tapi mata Nayra tertuju pada kaki Damian, seolah baru pertama kali melihat kekurangan suaminya.Damian berdiri di samping ranjang, sejenak berdiam diri sebelum memberikan teguran."Kamu aman sekarang, bajingan itu akan membusuk di penjara."Damian melihatnya, air

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 40 : Kebenaran Yang Samar

    "Julian mengatakan hal seperti itu?" Nadine tampak tak percaya setelah mendengar alasan Nayra berpikir jika penculik itu adalah Julian."Aku dengar sendiri, Ma. Dari mulut Julian.""Tapi bukan Julian yang menculik kamu, Nayra. Tapi Om Roni."Nayra tampak Kaget. Nadine tak bisa menyembunyikan fakta itu ketika Nayra salah paham kepada Julian."Om Roni? Tapi dia di penjara, Ma.""Om kamu udah keluar. Dia sempat menemui mama dan meminta harta warisan papa kamu. Karena mama menolak, mungkin dia sakit hati dam melampiaskannya ke kamu."Nayra terdiam sejenak, kini ia tahu sosok tak asing yang sempat ia lihat."Om Roni?" gumam Nayra."Tante Sukma dan Evelyn belum tentu terlibat, tapi sekarang polisi masih menyelidiki. Kamu jangan memikirkan apapun dan fokus dengan pemulihan kamu.""Damian mendapatkan pengakuan dari Papa Suganda karena aku hamil anak laki-laki, Ma. Tapi sekarang bayi aku udah nggak ada."Nadine meraih tangan putrinya. "Kamu nggak perlu memikirkan hal itu, mama pernah bilang ka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 41 : Memutuskan Untuk Menerima Pernikahan

    Proses hukum Roni berjalan. Setelah keadaannya membaik, Nayra turut hadir di persidangan pertama untuk memberikan kesaksian. Dan hingga akhir pun Roni tidak menyebutkan nama istri serta anaknya. Meski belum lama dibebaskan, pria itu harus kembali mendekam di penjara.Setelah vonis dijatuhkan, sebelum meninggalkan pengadilan, Sukma dan Evelyn memghampiri Nadine."Mbak Nadine," Sukma menahan lengan Nadine dengan tatapan memelas."Mbak, aku minta maaf atas apa yang dilakukan oleh Mas Roni. Aku nggak pernah menyangka kalau dia bisa berbuat sekejam itu pada Nayra. Aku benar-benar minta maaf, Mbak.""Yang salah itu suami kamu dan dia udah mendapatkan hukuman yang layak. Justru aku yang ingin minta maaf, Sukma."Sukma menatap bingung. "Maksud Mbak Nadine itu apa?"Nadine meraih tangan Sukma. "Aku minta maaf. Sama seperti dulu, aku nggak akan menyelamatkan suami kamu. Dia harus dihukum atas perbuatannya."Sukma terdiam. Ucapan Nadine mengingatkannya pada masa lalu saat kali pertama Roni dipen

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 42 : Istri Tangguh Tuan Muda

    Hari itu Suganda mengundang Nayra dan Damian untuk bergabung dengan acara makan malam keluarga yang diselenggarakan di salah satu hotel ternama. Akhir-akhir ini suasana hati Nayra cukup buruk. Hal itu dikarenakan ia mendengar jika Damian terus diintimidasi di kantor oleh Julian. Bahkan beberapa karyawan masih berani mengolok-olok Damian di belakang.Terlebih kemarin saat Nayra singgah di salah satu kafe. Nayra tak sengaja melihat Evelyn tengah bersama teman-teman mereka. Di sana Evelyn tengah memamerkan perut palsunya yang tampak lebih besar. Bukan hanya itu, mereka juga membicarakan tentang Damian, termasuk soal urusan ranjang yang membuat Nayra merasa tak terima. Untung saja ada Zizan yang langsung menariknya pergi sebelum ia mengamuk."Kamu lihat, Evelyn. Ini balasan karena kamu udah nguji kesabaran aku," gumam Nayra, berdiri di depan cermin. Tatapan matanya seolah tengah mengutuk seseorang."Kalian berdua tamat hari ini."Nayra sedikit kaget saat Damian tiba-tiba memeluknya dari b

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 43 : Selangkah Menjadi Tuan Rumah

    "Kamu sudah merencanakan ini sejak dari rumah?" Damian menarik Nayra hingga duduk di pangkuannya."Saya pikir bisa memaafkan keluarga Evelyn. Tapi ternyata sulit.""Jadi Evelyn benar-benar mandul?"Nayra mengangguk. "Saya baru tahu dari mama waktu di rumah sakit. Tapi sebelum itu saya tahu kalau Evelyn pura-pura hamil.""Tahu dari siapa?""Julian."Jawaban Nayra membuat Damian berpikir. Sesaat kemudian ia menyadarinya. Itulah alasan yang membuat Nayra tiba-tiba meninggalkan kantor waktu itu."Itu berarti anak manja itu juga sudah tahu."Nayra menggeleng. "Memang benar yang menyuruh Evelyn pura-pura hamil itu Julian. Tapi dia nggak tahu soal Evelyn yang mandul.""Jadi dia takut jika anak kita lahir lebih dulu, itu sebabnya dia berbohong tentang kehamilan Evelyn.Nayra mengangguk."Mereka memang cocok, sama-sama licik. Kita juga harus buru-buru.""Ke mana?""Membuat anak," celetuk Damian membuat Nayra tak bisa berkata-kata."Mau menginap di sini?""Boleh," sahut Nayra malu-malu.Damian

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 44 : Niat Jahat Evelyn

    Malam itu Suganda mengumpulkan semua orang di rumahnya setelah makan malam. Suasana masih terasa canggung, tampak Julian dan Evelyn yang belum berbaikan. "Papa mau bicara apa?" Julian membuka pembicaraan. "Mulai besok, kita harus berkemas." Ucapan Suganda membuat semua orang bingung. "Memangnya kita mau ke mana, Pa?" "Kita akan pindah ke rumah yang lain. Kamu dan Evelyn juga bisa tinggal terpisah dengan papa dan mama kalau kalian mau." Veronica menyahut. "Memangnya kenapa harus pindah, Mas? Apa rumah ini mau direnovasi?" Suganda sejenak terdiam, tampak berpikir dengan serius hingga membuat Julian dan Veronica saling bertukar pandang. Suganda menghela napas lalu berbicara. "Damian akan menempati rumah ini." Kedua netra Veronica langsung terbelalak. "Apa maksud kamu, Mas?" "Papa akan menyerahkan rumah ini pada Damian. Waktu kita sampai minggu depan karena minggu depan Damian dan Nayra akan mulai tinggal di sini." "Aku nggak setuju, Pa!" Veronica bangkit. "Kamu me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 45 : Aturan Tetap, Tuan Rumah Berkuasa

    "Mama! Mama!!!" Julian berteriak saat memasuki rumah, membuat Veronica datang dengan langkah terburu-buru. "Julian, ada apa?" "Papa benar-benar keterlaluan, Ma! Keterlaluan!" Julian kembali berteriak melampiaskan amarahnya. "Ceritakan ke mama, ada apa sebenarnya?" "Di kantor, Ma. Papa tadi mengumumkan kalau Damian naik jabatan menjadi Wakil Presdir!" Veronica terperangah. "Gila, kan, Ma! Setelah rumah, sekarang perusahaan. Sekalian aja kasih semuanya ke orang cacat itu. Aku jadi kayak nggak guna. Padahal aku yang udah bantuin papa selama ini. Tapi aku nggak dianggap sama sekali." "Itu hanya pemikiran kamu," Suganda menyahut dari belakang. Ia menghampiri anak serta istrinya. "Mas, kamu jangan keterlaluan. Dulu kamu menelantarkan Damian, tapi kenapa sekarang justru kamu sanjung-sanjung seolah-olah kamu hanya punya satu anak." "Itu tidak benar. Papa punya alasan atas tindakan papa." "Alasan apa, Pa? Alasan karena Papa kasihan dengan anak Papa itu?" sarkas Julian. "Jika papa t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31

Bab terbaru

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 69 : Bersekutu

    Nayra memasuki ruang kerja Damian saat pria itu tengah berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon."Saya mengerti." Kalimat terakhir yang bisa didengar oleh Nayra sebelum Damian mengakhiri pembicaraan.Nayra mendekat, menarik atensi Damian."Perlu bicara sesuatu?" tegur Damian.Nayra mengangguk, tampak ragu."Kamu bisa bicara sekarang.""Kamu udah tahu soal Haedar Ibrahim." Nayra memberikan jeda yang cukup panjang guna menekan perasaan gugupnya."Tapi kamu justru nggak pernah mengatakan apapun tentang orang itu," lanjut Nayra."Saya mendengar itu dari mama."Nayra mengangguk. "Tadi... saya menemui Haedar."Damian tak kaget, ia bisa menduga setelah mendapatkan kabar dari sang ibu mertua bahwa Nayra sudah tahu masa lalu si Agen 1."Lalu?""Semua kenangan saya, semua ingatan saya tentang orang itu nggak tersisa sedikitpun. Tapi ucapan saya tadi seperti agak kasar. Kalau kamu kasih izin, saya ingin menemui Haedar sekali lagi."Damian mendekat, berdiri tepat di hadapan Nayra. "Se

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 68

    Nadine kembali ke ruangannya setelah melakukan aktivitas di luar kantor. Tapi saat ia kembali, sudah ada Nayra yang menunggunya."Nayra, kamu di sini?"Nayra bergeming, wajahnya terlihat tak ramah."Kamu ada perlu sama mama?""Mama duduk dulu," sahut Nayra, terdengar dingin.Nadine lantas duduk berhadapan dengan putrinya. Hanya melihat wajah Nayra, Nadine merasa bahwa ada masalah yang cukup serius."Kamu mau bicara apa?""Haedar Ibrahim, jelasin semuanya ke aku, Ma."Nadine langsung memalingkan wajah, terlihat tak nyaman untuk melanjutkan pembicaraan."Aku udah ketemu dengan orang itu, dia mengaku sebagai anak dari orang yang udah bunuh papa. Tapi aku nggak punya ingatan apapun tentang orang itu. Karena sekarang aku udah tahu, nggak ada yang perlu mama tutupi dari aku. Aku minta ke Mama, tolong jujur. Aku berhak tahu."Nadine mengambil napas dalam dan menghembuskannya dengan pelan. "Nayra... sekarang kamu sudah berkeluarga, mama rasa akan lebih baik kamu nggak tahu lebih banyak lagi.

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 67 : Bahagia Yang Tak Bertahan Lama

    Zizan menyambut Nayra dengan senyuman lebarnya yang secerah langit pagi itu."Halo, Bu Bos. Sehat? Udah tiga hari saya dianggurin.""Memang kerjaan kamu cuma ngintilin saya?" Nayra sedikit mencibir."Ya, kan memang saya dibayar buat ngintilin Bu Bos. Kalau Bu Bos nggak kemana-mana, saya jadi pengangguran."Nayra tersenyum tipis. "Ketahuan banget kalau jomblo."Zizan memberikan tatapan sinis dan berucap, "jomblo gini-gini juga banyak yang ngantri.""Terserah kamu aja."Zizan tersenyum simpul dan langsung membukakan pintu untuk Nayra."Langsung ngantor, kan, Bu Bos?""Iya.""Siappp!"Zizan bergegas membawa ke tempat tujuan. Terlihat suasana hati Nayra yang sangat baik hingga Zizan kerap ikut tersenyum kecil."Kayaknya Bu Bos lagi seneng banget, udah baikan sama Big Bos ya?"Nayra menatap penuh selidik. "Memangnya kapan saya sama suami saya berantem?""Big Bos kalau lagi marah itu jelas banget. Nggak usah banyak omong, dari matanya aja udah kelihatan kayak mau makan orang."Nayra mengang

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 66 : Kata Maaf Yang Dinanti

    Tiga hari berlalu, baik Nayra maupun Damian belum ada yang meninggalkan rumah. Dan selama tiga hari pula, tak ada pembicaraan di antara mereka. Damian hanya akan berbicara untuk menyuruh atau melarang Nayra, sedangkan Nayra tetap bertahan dengan hubungan dingin mereka tanpa ada niatan untuk menjelaskan situasi yang terjadi. Nayra berpikir Damian akan menegurnya dengan keras, tapi laki-laki itu justru diam dan bersikap dingin. Malam itu sebuah panggilan datang dari Nadine ketika Nayra tengah berada di kamar. "Halo, Ma." "Nayra, kamu sama suami kamu nggak ke kantor lagi?" Nayra terdiam sejenak, ia bahkan tak bisa memberitahu ibunya tentang situasinya saat ini. "Nggak, Ma. Aku ada di rumah." "Kalian... bertengkar?" Nadine terdengar berhati-hati. "Aku juga nggak tahu," gumam Nayra sembari sekilas menggaruk keningnya. "Maksud kamu apa, Nayra? Bicara yang jelas." Nayra bingung harus menyebut situasinya bagaimana, pada nyatanya tidak ada pertengkaran di antara mereka. "Uda

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 65 : Hukuman

    Pagi itu Nadine mengunjungi Sukma di penjara untuk kali pertama semenjak Sukma menjadi penghuni rutan."Mbak Nadine."Nadine bergeming, tetap duduk di tempat ia menunggu. Sempat merasa prihatin dan percaya jika Sukma tidak bersalah, kini pandangan Nadine berbeda setelah bertemu dengan Ibrahim."Saya datang ke sini hanya untuk menanyakan sesuatu pada kamu." Nadine membuka pembicaraan tanpa basa-basi."Mbak Nadine mau tanya soal apa?""Kemarin saya bertemu dengan Ibrahim."Sukma tampak kaget. "Ibrahim? Supir Mbak Nadine yang waktu itu?""Dia sudah bebas dan kamu tahu apa yang saya dengar dari orang itu?"Sukma terlihat was-was. "Dia bilang sesuatu ke Mbak Nadine?""Apa kamu terlibat dengan kecelakaan yang menimpa Mas Adi?"Sukma tertegun sesaat. "M-maksud Mbak Nadine apa?""Ibrahim mengatakan jika kamu yang menyuruh dia untuk mencelakai Mas Adi. Tolong kamu jangan berbohong.""Itu nggak masuk akal, Mbak. Mana mungkin aku mau mencelakai Mas Adi.""Itu cukup masuk akal. Bahkan suami kamu

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 64 : Dia Dengan Sikap Antagonisnya

    "Damian?"Nayra mematung saat menemukan Damian sudah berdiri di hadapannya. Tentu saja ia bingung, bagaimana Damian bisa tahu jika dia ada di sana. Dalam kebingungan Nayra, Damian mendekat. Menarik tangan Nayra sedikit kasar hingga dompet milik Haedar terjatuh dari tangannya. Tak ada suara, hanya tatapan tajam yang sangat dingin menghakimi Nayra.Terlalu terkejut sekaligus takut, Nayra hanya berdiam diri ketika Damian menarik tangannya. Ia bahkan tak bisa mengkhawatirkan Haedar ketika ia menemukan sisi bengis Damian yang tiba-tiba kembali.Hening, tak ada yang berbicara di sepanjang perjalanan. Sikap dingin Damian dan diamnya kini menjadi hal yang lebih menakutkan dibandingkan dengan ucapan kasar pria itu. Bahkan sesampainya di rumah, tak ada satu kalimat pun yang keluar dari mulut Damian.Genggam pada pergelangan tangan Nayra sedikit menyakitkan, seolah datang sebagai peringatan. Dan ketika Damian membawa Nayra ke kamar, kala itu dari lantai bawah Julian memperhatikan keduanya."Mere

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 63 : Sifat Asli Yang Terlupakan

    "Mau apa kamu datang kemari?!" Nadine langsung menghardik, ia baru ingat jika bulan ini hukuman Ibrahim berakhir."Saya datang ke sini karena ada hal yang harus kita bicarakan, Bu Nadine," ujar Ibrahim tanpa rasa malu."Tidak ada hal yang perlu saya bicarakan dengan kamu! Setelah apa yang kamu lakukan pada suami dan anak saya, kamu masih berani datang ke sini!"Ibrahim tersenyum tipis. "Saya minta maaf atas semua yang saya lakukan, Bu Nadine. Tapi Bu Nadine juga harus tahu cerita sebenarnya di balik kejadian itu.""Jika kamu ingin mengaku, seharusnya kamu lakukan dulu di pengadilan. Kamu hanya ingin mencari pembelaan yang terlambat, Ibrahim. Keluarga saya baik ke kamu, bahkan saya juga merestui hubungan Nayra dengan anak kamu. Tapi tega-teganya kamu melakukan hal sekeji itu. Apa alasan kamu? Bukan hanya menghancurkan keluarga saya, kamu juga sampai hati menghancurkan hidup anak kamu sendiri.""Saya mengakuinya, Bu Nadine. Itu adalah tindakan bodoh yang pernah saya lakukan. Tapi saya m

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 62 : Kunjungan Petaka

    Damian turun ke bawah untuk mengambil sesuatu di mobilnya. Namun, kala itu ia tidak sengaja melihat Zizan."Nayra ada di sini?" gumam Damian yang lantas menghampiri Zizan yang kala itu tengah mengobrol dengan resepsionis."Wih, Big Bos." Zizan langsung menegur begitu melihat kedatangan Damian."Pagi menjelang siang, Big Bos.""Di mana istri saya?"Zizan menatap heran. "Loh? Kok tanya ke saya?""Maksud kamu?""Saya ke sini disuruh sama Bu Bos. Tadi Bu Bos telepon nggak usah dijemput, katanya ketemu di kantornya Big Bos aja. Saya kirain Bu Bos udah di sini."Mendengar penuturan Zizan, Damian pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Nayra. Tapi setelah beberapa saat, panggilan Damian tak mendapatkan respon."Kamu ambilkan berkas di mobil saya," ujar Damian pada Zizan."Siap, Big Bos." Pemuda itu langsung melenggang pergi.Damian kemudian menghubungi rumah dan pekerja harian yang ada di sana menjawab panggilan Damian."Bu, ini saya. Istri saya ada di rumah?""Nyonya udah pergi, Tuan. Ta

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 61 : Mengungkap Identitas Haedar Ibrahim

    Pagi itu Nayra hendak pergi menyusul Nayra ke kantor karena hari itu ia ingin membuat kejutan untuk Damian. Baru saja keluar dari pekarangan rumah, Nayra menghentikan mobilnya saat melihat si Agen 1 berdiri bersandar pada pagar rumahnya. Melihat hal itu, si Agen 1 pun mendekat dan langsung masuk ke mobil Nayra, duduk tepat di samping Nayra."Mau apa kamu?" tegur Nayra."Jalan," gumam si Agen 1, terkesan menghindari kontak mata dengan Nayra."Semalam Haedar Ibrahim datang ke rumah saya," celetuk Nayra.Refleks si Agen 1, orang yang dibicarakan Nayra langsung memandangnya."Lo—""Saya tahu dari Julian, adik suami saya."Haedar tampak lega, ia pikir jika Nayra sudah tahu bahwa orang yang sedang dibicarakan berada tepat di sampingnya."Melihat dia berani datang ke rumah saya, itu berarti dia tahu jika saya sedang mencari tahu tentang dia. Itu berarti dia memang terlibat. Saya mau kamu—""Gue kerja buat suami lo, bukan buat lo." Haedar menyela. "Kalau lo butuh apa-apa, bilang ke suami lo."

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status