Beranda / Romansa / Man of Love / Tidak Melihat

Share

Tidak Melihat

Penulis: nura0484
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-31 19:35:03

“Udah sampai mana?”

“Udah ACC, besok mau daftar sidang.”

“Nggak percuma dekatin dan hangatin ranjang dia.”

Pras tertawa mendengar kata-kata Bram, sahabatnya. Hal yang tidak diketahui sama sekali oleh orang terdekatnya, hubungan intim dengan salah satu dosen demi mendapatkan nilai. Perbuatannya itu semua hanya agar segera lulus, terlalu asyik bekerja sampai melupakan pendidikan dan secara kebetulan bertemu dosen yang kurang perhatian dari suaminya, mereka membuat kesepakatan gila tersebut.

“Kamu kemarin datang ke pernikahannya Pak Fandi? Katanya dapat istri konglomerat, benar? Kamu datang karena undangannya Bu Tita, kan?” suara Bram menghentikan ingatan masa lalunya.

“Ya, lebih tepatnya karena Pak Slamet bawa Vania jadinya aku juga dibawa.”

“Kamu tidur sama Vania?” Bram menatap tidak percaya.

“Satu kamar, kita nggak ngapa-ngapain! Nggak tertarik juga lakuin itu sama dia, bayangin bekasnya Pak Slamet ogah. Udah nggak usah tanya-tanya lagi.” Pras memberikan tatapan tajam.

“Bokap lo gimana? Waktunya lo wisuda udah depan mata, tinggal keinginannya yang lain.”

“Ngapain ingetin itu! Aku udah berusaha melupakan.” Pras semakin kesal pada Bram.

“Sebenarnya kemarin ketemu mama kamu, dia tanya kamu gimana. Benar kamu nggak pulang ke rumah? Mama kamu khawatir, bahkan kemarin minta tolong buat bilang kamu pulang.”

Pras menghembuskan napas panjang, bisa saja sebenarnya pulang tapi dirinya malas berhadapan dengan papanya. Papanya masih kecewa dengan dirinya, keinginan papanya adalah Pras mengambil kedokteran agar bisa menggantikan dirinya, tapi ternyata malah mengambil hukum yang pastinya berbeda jauh. Hal lain yang semakin membuat papanya marah adalah Pras tidak lulus-lulus malah sibuk bekerja di salah satu perusahaan event organizer.

“Kamu akan berhenti berhubungan dengan dia?” tanya Bram yang membuyarkan lamunan Pras.

“Tergantung.” Pras mengangkat bahunya.

“Mau sampai kapan kamu begini? Memang nggak mau cari cewek yang benar? Nggak mau menikah?”

“Kaya kamu? Aku belum mikir kearah sana.”

Pras masih merahasiakan satu hal pada Bram, selain dosennya Tita dirinya juga menjalin hubungan dengan salah satu rekan kerja papanya. Hubungan ranjang dengan suaminya tidak berjalan menyenangkan, Pras membantu dia mendapatkan kepuasan yang tidak didapat dari sang suami. Setidaknya bersama wanita ini mendapatkan uang yang banyak, Pras bisa membayar tempat tinggalnya ini.

“Kamu kemarin nggak ketemu cewek cantik?” tanya Bram tiba-tiba.

“Banyak yang cantik.”

Bram mencibir jawaban Pras “Nggak ada yang menarik hatimu?”

“Ada, kita sempat kenalan. Aku lihat dia gadis yang lugu.”

“Gadis?” Pras menganggukkan kepalanya “Astaga! Bagaimana bisa? Kasihan dia kalau dapatin kamu, kamu belum apa-apain dia kan?”

“Ngarang, gimana bisa? Dia gadis baik-baik, kaya nggak pernah nglakuin hal aneh. Percaya nggak ada yang lihat ciuman itu shock dan penasaran?” Pras menatap Bram dengan senyum lebarnya mengingat ekspresi Lita.

“Namanya siapa? Kalian kenalan?” Pras menganggukkan kepalanya “Jadi...kamu suka sama dia?”

Pras melempar kertas dihadapannya pada Bram yang langsung tertawa “Gimana bisa aku suka sama dia? Nggak usah ngarang lah.”

“Ada tuh cinta pada pandangan pertama.”

“Aku nggak yakin bisa cinta sama cewek, lagian mana ada cewek yang mau sama cowok model aku. Cowok panggilan yang memuaskan wanita tua.”

“Kita nggak pernah tahu sama takdir Tuhan.” Bram memperingatkan Pras yang hanya mengangkat bahu.

“Aku duluan.”

Pras beranjak dari tempatnya, gerakan Pras membuat Bram mengerutkan keningnya. Menepuk bahu Bram meninggalkan cafe, tempat mereka bersama menghabiskan waktunya untuk berbicara. Tujuannya saat ini adalah apartemen, lebih tepatnya adalah tempat tinggal rekan kerja papanya. Wanita yang membutuhkan kepuasan dalam hubungan panas, hal yang harusnya dia dapatkan dari sang suami.

“Astaga! Kemana sih, Dara?”

Pras menghentikan langkahnya mendengar suara teriakan seseorang, bukan teriakan minta tolong tapi suara yang sangat dikenalnya. Mencari sang sumber dan seketika tersenyum tipis melihat gadis yang menarik perhatian saat berada di Bali, gadis yang tidak lain adalah adik dari dosennya. Pras tahu siapa dia, semua diketahui secara tidak sengaja saat dia berpelukan dengan mempelai yang tidak lain adalah dosennya.

“Nungguin seseorang?”

Lita bergerak mundur terkejut dengan suara yang ada disampingnya “Kamu? Rendra? Bali?”

Pras tersenyum mendengarnya, tidak menyangka jika gadis ini mengingat nama itu. Nama panggilan dalam keluarganya, tidak ada yang boleh memanggil itu selain keluarganya dan Bram tahu itu.

“Terhormat sekali kamu mengenal aku.” Pras tersenyum mendengar kata-kata Lita “Nungguin teman? Mau kemana?”

Lita menganggukkan kepalanya “Mau nonton, tapi dari tadi nggak diangkat. Kamu sendiri?”

Pras terdiam, menimbang sesuatu mendengar jawaban Lita “Pulang.”

Lita menganggukkan kepalanya “Kayaknya nggak jadi nonton, percuma juga nonton sendirian. Duluan ya, Mas Rendra.”

Tatapannya tidak lepas dari Lita yang mendatangi kendaraan online berupa motor, mengerutkan keningnya melihat apa yang dinaikinya. Pras ingat jika dosennya memiliki kantor lawyer dan keluarganya sangat mampu, tapi adiknya menggunakan kendaraan online. Menggelengkan kepalanya tanda itu bukan urusannya, kembali melangkah ke tempat tujuannya yaitu parkiran.

“Aku kira kamu nggak datang, sayang.”

Sambutan yang diberikan adalah ciuman panas, Pras yang sudah terbiasa langsung paham dengan menutup pintu kasar. Memuaskan wanita yang sedang dipeluknya dan membawanya ke ranjang, memuaskan dengan mencapai klimaks yang memuaskan sesuai dengan keinginannya. Melepaksan penyatuan mereka termasuk pengaman yang dipakai, membuangnya ke tempat sampah memasuki kamar mandi tanpa menatap kearahnya.

“Uangnya sudah aku transfer.”

Pras menganggukkan kepalanya, mengambil ponsel dengan membuka aplikasi bankingnya dimana terdapat nominal beserta bonus yang diberikan.

“Kamu bisa lusa kesini kebetulan suamiku keluar kota, kita menghabiskan waktu bersama selama beberapa hari.”

“Nanti aku kabarin lagi,” jawab Pras “Memang kamu nggak takut kalau suami kamu tahu perbuatan kita?”

“Kamu takut?”

Pras mengangkat sudut bibirnya “Kalau ketahuan aku nggak rugi banyak, paling kamu yang akan malu. Makasih uangnya, semoga kamu menyukai apa yang kita lakukan. Evi, masalah lusa aku kabarin lagi nanti.”

“Mau kemana? Langsung pulang? Bukankah enak kalau menginap? Kita bisa melakukannya lagi, aku tambahin uangnya.”

Pras menggelengkan kepalanya “Aku masih ada perlu.”

“Wanita lain?” tanya Evi penuh ingin tahu dan hanya dijawab dengan senyuman dari Pras.

“Aku pulang.”

Pras berjalan keluar dari kamar, tidak menyadari jika Evi mengikutinya dari belakang dengan menggunakan pakaian tipisnya. Membuka pintu dan pelukan dari belakang menghentikan langkah Pras, membalikkan badannya dan mendapati Evi mengangkat kepalanya menatap Pras yang langsung mendekatkan bibirnya memberikan ciuman singkat di bibirnya.

“Nanti aku kabari, aku harus pulang.”

Pras membalikkan badan, pemandangan yang dilihatnya adalah Lita yang membelalakkan matanya. Pras membeku melihat reaksi Lita, gadis itu memilih melanjutkan langkahnya meninggalkan Pras seakan tidak melihat apapun dan mencoba untuk bersikap biasa sama ketika di Bali, tapi wanitanya berbeda. Pras langsung menutup pintu dan berjalan sedikit cepat agar tidak kehilangan Lita yang sudah memasuki lift.

“Aku nggak lihat apapun, jadi nggak perlu cemas.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Man of Love   Sah

    “Cantik, Pras pasti terpesona.”“Pras atau Rendra sih?” “Pras nama buat teman-temannya, Rendra khusus keluarga.” Lita menjawab Berry yang disampingnya.“Kita manggilnya Pras, Teh.” Laras memberitahu Berry yang menganggukkan kepalanya.“Rombongan pengantin pria sudah datang.” Dona memberitahukan setelah membuka ponselnya.Mendengar informasi jantungnya kembali berdetak kencang, perasaannya sangat tidak menentu. Tepukan di bahu pelan membuyarkan semua pikiran Lita, menatap ketiga kakak iparnya yang tersenyum lebar. Lita hanya bisa membalas dengan senyum lebar, menghilangkan perasaan gugupnya dengan meremas satu sama lain.“Kamu nggak keluar?” tanya Dara yang dijawab Lita dengan gelengan kepalanya.“Nunggu kata sah baru keluar, biar Pras fokus.” Berry memberikan informasi yang diangguki Dara.Ruangan hanya mereka berlima, suara yang mendominasi adalah televisi menampilkan ke

  • Man of Love   Ancaman

    “Kamu tahu kenapa kita ajak ketemuan, kan?” Rendra menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Seno, tatapannya pada ketiga pria yang sedang menatap kearahnya dengan tatapan sama. Rendra sangat tahu apa yang akan mereka bertiga bicarakan, semua pasti berkaitan dengan hubungannya bersama adik mereka yang tidak lain calon istrinya.“Lita nggak tahu kita ketemuan? Kamu nggak kasih tahu, kan?” tanya Hardian yang dijawab Rendra dengan gelengan kepala.“Aku udah bilang kalau dia lembur,” sahut Fandi memutar bola matanya malas “Kamu tahu alasan ini, kan?” “Tahu, Kang.” Rendra menganggukkan kepalanya.“Masih mau lanjut?” tanya Hardian terlebih dahulu.“Mau mundur juga uang udah keluar, jadi apa yakin?” sambung Seno yang diangguki Rendra tanpa ragu “Apa sih yang kamu suka dari Lita? Manja gitu.”“Semua dari Lita, Kang.” Rendra mengatakan tanpa keraguan.“Halah...sekarang aja begini, nanti ka

  • Man of Love   Gemas

    “Sudah yakin? Kamu nggak akan menyesal nantinya? Kamu tahu masa lalu Pras, yakin dia benar berubah? Kalau dia nanti balik lagi gimana? Kamu siap?” Lita menatap tidak percaya mendengar pertanyaan Dara, pertanyaan yang keluar setiap kali membahas tentang Rendra dan sudah dijawabnya berulang kali dengan jawaban yang sama, tapi tampaknya sang sahabat memang tidak ingin dirinya menyesal nantinya.“Pertanyaan kamu sudah aku jawab berulang kali, apa nggak bosan? Aku harus yakin kalau dia berubah, lagian taruhannya besar kalau sampai dia nggak berubah dan asal kamu tahu aku bukan wanita lemah.” Lita menatap malas pada Dara, mengatakan tujuannya datang ke tempat sang sahabat “Aku kesini mau minta bantuan.” “Bantuan apa?” tanya Dara penasaran.“Bantu aku menyiapkan proses pernikahan.” Lita menatap penuh harap kearah Dara.“Memang kapan? Masih lama, kan? Kaya diburu apa aja, kebiasaan semua serba dadakan.” Lita menggelengkan

  • Man of Love   Rencana Pernikahan

    “Akhirnya! Kita akan menjadi keluarga.” “Ya, Pak.”“Masa masih panggil begituan? Bentar lagi jadi keluarga loh.” Rendra menatap tidak enak pada Fandi mendengar nada protes dari Berry yang diangguki lainnya, Fandi sendiri memilih diam tidak menghiraukan kalimat godaan tersebut.“Grogi tadi?” tanya Dona yang duduk disamping Fandi, Rendra memilih menganggukkan kepala sambil tersenyum “Aku dengar mau lanjut kuliah? Kerja di rumah sakit juga jadi staf GA, benar?” “Nggak usah tarik dia.” Seno memberikan peringatan.“Aku hanya tanya, Kang. Nggak ada niat begitu.” Dona mengerucutkan bibirnya.“Aku udah punya perjanjian sama Pras, sayang.” Fandi memberikan informasi yang membuat semua tertarik “Masalah kantor lawyer yang aku buat, aku butuh orang yang bisa dipercaya dan karena hubungan Pras dan Lita akhirnya kepikiran itu.”“Lita panggil Rendra, Fandi panggil Pras. Memang nama yang benar siapa? Kita ma

  • Man of Love   Bersyukur

    “Malah ketawa! Aku itu kesal sama papa dan mama yang malah mau ikut campur rencana lamaran, malah hubungi keluarga besar buat datang ke acara lamaran. Aku udah bilang kalau acaranya sederhana.” Rendra melupakan rasa kesal pada kedua orang tuanya “Mama katanya udah hubungi mama kamu?” Lita menghentikan tawanya sambil menganggukkan kepalanya ketika melihat ekspresi Rendra yang mengerucutkan bibirnya “Papanya mas memang benar, aku tahu kalau mas sedang menahan diri selama sama aku. Makasih, sayang sudah bisa bertahan selama ini. Mama memang hubungi mama aku, mereka bicara banyak hal dan kayaknya bakal berubah dalam lamaran besok.” Lita membelai pipi Rendra pelan dengan tatapan lembut sambil menjelaskan apa yang terjadi “Jadi sekarang sudah yakin melamar? Kang Fandi datang jumat malam, aku langsung ke Bandung sama mereka.”“Jadilah, mama udah booking hotel dekat rumah kamu. Mama bilang karena hanya keluarga jadinya nggak enak kalau nggak buka kamar, pantas bookin

  • Man of Love   Berita Mengejutkan

    “Uang itu uang kamu, mau dipakai apa terserah. Lagian kenapa dulu nggak dipakai? Sekarang terserah mau dipakai buat apa, kami mempersiapkan semua kebutuhan kamu selama kuliah. Papa tahu kalau kamu memang nggak ada minat di kedokteran, tapi bukan berarti kami nggak memberikan kamu uang untuk kuliah. Memang kamu pakai buat apa? Lamaran?.”Rendra menggelengkan kepalanya “Aku mau lanjutin kuliah, pa.”Suasana seketika hening ketika Rendra mengatakan niatnya, melanjutkan kuliah dengan jam kerja yang dirasa sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Mengambil jam kuliah malam, sedangkan paginya akan kerja. Lita sudah tahu dan membantunya memilih kampus, awalnya akan kembali ke kampus lamanya tapi kakak kedua Lita yang tidak lain mantan dosennya memberikan saran kampus lain.“Kamu tetap melamar Lita, kan?” tanya Amelia memecah keheningan.Rendra tersenyum mendengar nada suara sang mama khawatir “Ya, ma. Minggu depan kita lamar Lita, kakaknya bisa

  • Man of Love   Mencintaimu

    “Beneran, mas?” Lita memicingkan matanya menatap Rendra yang duduk dihadapannya, informasi yang diberikan menurut penilaiannya adalah lampu hijau, hanya saja Lita tidak percaya begitu saja apa yang dikatakan pria dihadapannya.“Kamu nggak percaya sama aku?” Rendra menatap penuh selidik.“Bukan nggak percaya, mungkin memang nggak percaya.” Lita memutuskan terus terang “Kang Seno ini termasuk sulit dalam percaya sama orang, pastinya Kang Seno sudah tahu mas bagaimana dari Kang Fandi, walaupun nggak akan percaya penuh. Kang Seno beranggapan apa yang dikatakan orang lain adalah informasi berharga dan akan menjadi penilaian sendiri ketika bertemu nantinya.” Rendra mengangguk menyetujui kalimat yang keluar dari Lita, sepanjang mereka berbicara tadi semua yang dikatakan Lita memang benar adanya. Sebenarnya kalimat terakhir bukan sebuah restu, melainkan keseriusan dirinya dengan Lita dan semua rencana masa depan yang sudah dibuat ketika bertemu

  • Man of Love   Sebelum Sah

    “Kesana sama teteh! Akang mau bicara sama pacarmu, urusan pria.”Lita menghentakkan kakinya menatap tajam pada Seno, kakak pertamanya. Kedatangan tiba-tiba ke apartemen ditambah keinginannya bertemu dengan Rendra, setidaknya tidak mengganggu kegiatan walaupun sekarang sedang weekend. Melihat Rendra yang tampak tenang, walaupun Lita tahu jika kekasihnya dalam keadaan tidak baik-baik saja.“Akang jangan aneh-aneh! Aku kasih tahu papa dan mama!” Lita memberikan ancaman.“Siapa lagi? Fandi dan Hardian? Semua akan dukung aku.” Seno mengatakan dengan sangat santai.“Aku nggak papa,” ucap Rendra menenangkan Lita yang langsung mengalihkan pandangannya.“Mas nggak tahu gimana Kang Seno.” Lita mengerucutkan bibirnya.“Mau ke tempat Berry atau nggak restui hubungan kalian?” Lita membelalakkan matanya menatap tajam Seno “Makanya kalau dibilang nurut, nggak aku apa-apain cowok ini.” Lita menghentakkan kakinya melangkah

  • Man of Love   Perjodohan

    “Segar sekali.” Rendra hanya tersenyum mendengar kalimat rekan kerjanya, Danu. Memilih tidak menghiraukan kalimat godaannya dengan fokus pada pekerjaan. Suasana ruangannya seketika hening, semua sibuk pada pekerjaan masing-masing, bahkan mereka tidak menyadari waktu istirahat jika sang bos menegur mereka bertiga.“Kalian itu memang fokus sekali, sampai-sampai istirahat nggak tahu. Makan siang dimana?” Gani menatap mereka bertiga gantian.Rendra membuka ponselnya dimana Lita sedang istirahat dengan teman-temannya, mungkin lebih baik istirahat di kantin atau keluar dari rumah sakit mencari tempat makan yang enak dan murah. “Pras, kamu mau makan dimana?” suara Danu membuyarkan lamunannya “Pak Gani tanya itu.” “Sekitar sini, Pak.” Rendra menjawab tidak enak.“Kita makan siang bareng, gimana?” ajak Gani menatap mereka bertiga.“Pak, saya ajak anak HRD ya? Rina.” Amel membuka suaranya.“Rina yang jo

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status