Home / Romansa / Man of Love / Bertemu Lagi

Share

Bertemu Lagi

Author: nura0484
last update Huling Na-update: 2024-02-01 07:29:57

“Dara, tahu nggak sih yang tinggal depan unit kamu itu....”

“Depan unit aku? Itu kan kosong? Mana ada orang yang tinggal disana? Apa sudah ada orangnya?”

Lita mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Dara, tapi dirinya yakin jika pria itu keluar dari sana dengan wanita tua dan mereka berciuman.

“Dar, kalau kamu lihat ada cowok ciuman sama cewek tua gitu pandangan kamu gimana?” tanya Lita penasaran.

“Dia suka sama cewek yang lebih tua, bisa jadi cewek yang masih muda itu merepotkan. Memang kenapa?” Dara memberikan tatapan penuh selidik.

“Cuman tanya aja,” jawab Lita sambil menggelengkan kepalanya.

Lita malah berpikir jika cowok itu pria panggilan, tapi tidak mungkin ketika melihat wajahnya. Pria itu memiliki wajah yang biasa-biasa saja, biasanya pria panggilan itu wajah dan bodynya bisa langsung terlihat dari tatapan biasa, tapi pria itu sama sekali tidak.

“Kamu keterima di event organizer?” tanya Dara membuyarkan lamunan Lita.

“Ya, besok sudah mulai kerja.”

“Bakal sibuk nanti? Nanti nggak ada yang datang ke tempatku tanpa sebab. Kamu tinggal disini nantinya?”

“Ya, disuruh tinggal disana biar mudah pengawasannya.”

“Berarti nggak bisa seenaknya, apalagi bawa cowok.”

Lita langsung mencibir kalimat Dara “Cowok dari mana? Kanua tahu sendiri kalau aku sudah putus lama karena di selingkuhi.”

“Apartemennya besar, enak. Beda sama tempatku yang cuman unit kecil.” Dara mengalihkan pembicaraan.

“Mau tinggal bareng?” Dara langsung menggelengkan kepalanya “Dasar! Biar kamu bisa bebas sama Tomi, kan?”

“Itu tahu.” Dara tersenyum lebar “Kamu nggak mau buka hati sama cowok lain?”

Lita menggelengkan kepalanya “Nggak, aku mau menikmati waktu dengan mencari uang. Kamu tidur sini aja, udah malam.”

Dara menatap jam yang ada di tangannya dan langsung menggelengkan kepalanya “Aku balik aja, belum terlalu malam. Kota besar nggak ada jam malamnya.”

Mengantarkan Dara sampai depan pintu, setidaknya Lita berada di apartemen yang memiliki tingkat keamanan tinggi. Alasan yang diberikan pada orang tuanya ketika meminta ijin mandiri dengan tinggal sendiri, sang kakak ipar langsung meminta dirinya tinggal di apartemen yang dulu di tempatinya sebelum menikah dengan sang kakak.

“Aku harus tidur, besok kegiatan pasti banyak apalagi kerja di event organizer.”

Lita tahu bekerja di tempat itu pasti bakal sibuk, apalagi dirinya di bagian perencanaan yang artinya harus membuat konsep acara agar disetujui klien. Hembusan napas panjang dikeluarkan, setelah lulus untuk mendapatkan pekerjaan sangat tidak mudah, walaupun sebenarnya tawaran dari kakak iparnya sudah diberikan tetap saja Lita tidak mau menerima dengan alasan keluarga dan harus melalui beberapa seleksi. Menunggu itu maka Lita memutuskan bekerja di event organizer untuk menambah pengalaman bekerja.

Kondisi tubuhnya yang segar setelah tidur dengan cukup, menyiapkan semua yang diperlukan untuk bekerja. Menyemangati dirinya sebelum melangkahkan kakinya keluar, sarapan ala kadar dilakukannya agar menghemat waktu. Perjalanan dari apartemen menuju tempat kerjanya tidak memakan waktu lama, kondisi jalan yang lengang membuat Lita bisa sampai dengan cepat menggunakan mobilnya.

Memasuki kantornya yang masih sepi, beberapa orang saja yang sudah datang. Menunggu sampai diajak masuk kedalam sambil menatap sekitar, pemandangan yang sama ketika dirinya melakukan interview beberapa waktu lalu. Seorang wanita mendekatinya, Lita tahu dia yang tidak lain adalah Cindy.

“Arlita atau dipanggil Lita, langsung ke ruangan aja. Teman-teman yang lain belum pada datang, bentar lagi juga datang.”

“Siapa dia, Cin?”

Lita mengalihkan pandangan kearah sumber suara dan seketika membelalakkan matanya, tidak jauh berbeda dengan pria tersebut tapi bisa dengan cepat mengubah ekspresinya. Lita yang melihat itu melakukan hal yang sama, tampaknya mereka harus pura-pura tidak saling tahu.

“Anak baru, Lita panggilannya. Lita, dia ini Pras yang tidak lain adalah ketua tim kelompok sebelah.” Cindy menjelaskan pada Lita.

“Pras?” tanya Lita menatap kearahnya yang langsung mengalihkan pandangan.

“Kalian udah saling kenal?” Cindy menatap mereka berdua bergantian.

“Nggak.” Mereka berdua jawab bersama.

“Apa lo mau ambil dia? Nanti gue cari yang baru buat Teguh.” Cindy menatap Pras yang terdiam “Sebelum gue bawa dia ke Teguh, gue tahu lo butuh tambahan anggota.”

Lita terdiam mendengarnya, menatap Pras yang masih terdiam seakan memikirkan sesuatu. Melihat ekspresi seriusnya membuat Lita hampir tertawa, tidak lama pandangan mereka bertemu, Lita dengan cepat mengalihkan kearah lain.

“Nggak papa kalau gue ambil? Teguh udah tahu?” suara Pras seakan memastikan sesuatu.

“Nggak papa, belum tahu sama sekali. Gue sih udah ada beberapa yang bisa buat Teguh, atau lo mau yang nanti aja?” Cindy menatap Pras yang masih terdiam.

“Gue ambil Lita, lo cari baru buat Teguh. Gue kemarin dikasih event baru, jadi butuh orang.”

“Lita, kamu masuk ke timnya Pras. Jadi selamat bergabung.” Cindy mengulurkan tangan yang langsung disambut Lita.

“Terima kasih, mbak.”

Cindy melepaskan genggaman tangan mereka, mengalihkan pandangan kearah Pras “Urus yang benar, jangan cari perkara.”

“Ayo, masuk.”

Pras mengajak Lita untuk masuk kesalah satu ruangan, lebih tepatnya ruangan yang ada di depannya. Memilih mengikutinya dengan masuk kedalam ruangan, belum ada siapapun didalam dan itu artinya hanya mereka berdua.

“Rendra, tidak ada yang tahu nama itu. Aku harap kamu nggak kasih tahu nama itu.”

Lita mengerutkan keningnya “Kenapa mas kasih tahu nama itu kalau nggak ada yang boleh tahu?”

“Kita ketemu lagi, apa jodoh?” Pras mengalihkan pembicaraan dengan membahas hal lain.

“Jodoh? Nggak deh, mas kan...” Lita menggelengkan kepalanya “Lalu aku manggil mas apa? Nggak mungkin mas, secara disini kayaknya langsung panggil nama.”

“Mas, aku suka kamu panggil itu.” Pras menjawab langsung yang hanya diangguki Lita “Kamu sudah tahu tugasnya apa?”

Lita menggelengkan kepalanya “Kak Cindy belum kasih tahu banyak, cuman diminta untuk menjadi asisten...artinya nanti akan jadi asistennya Mas Rendra?” Lita menutup mulutnya setelah menyadari suatu hal.

“Pagi, bro.”

Suara beberapa orang menyadarkan Lita, menatap sekitar dimana sudah beberapa orang yang datang. Melihat itu membuat Lita tersenyum lebar, semua yang dilakukannya dalam pengamatan Pras. Jantungnya hampir saja berhenti berdetak mendengar panggilan Rendra keluar dari bibirnya, nama yang hanya khusus untuk keluarga dan nantinya akan dipakai untuk orang yang special.

“Siapa dia, Pras? Anak baru? Kok lo nggak bilang mau rekrut anak baru? Cindy mau kasih kejutan kah kita?”

“Berisik kalian semua! Lita, kamu duduk disitu dekat sama aku.”

“Aku? Sejak kapan kita jadi formal begini?” Lita mengerutkan keningnya mendengar nada terkejut dari salah satu mereka.

“Lo maksud gue, panggilan disini nanti non formal dan nggak peduli sama posisinya.” Pras memilih mengalah.

“Ya, mas.” Lita menjawab sopan dan seketika suara heboh terdengar menggoda mereka.

“Udah! Jangan godain lagi, Lita ini akan jadi asisten gue mulai sekarang buat menggantikan Ocha yang sudah dapat pekerjaan lagi.”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Man of Love   Sah

    “Cantik, Pras pasti terpesona.”“Pras atau Rendra sih?” “Pras nama buat teman-temannya, Rendra khusus keluarga.” Lita menjawab Berry yang disampingnya.“Kita manggilnya Pras, Teh.” Laras memberitahu Berry yang menganggukkan kepalanya.“Rombongan pengantin pria sudah datang.” Dona memberitahukan setelah membuka ponselnya.Mendengar informasi jantungnya kembali berdetak kencang, perasaannya sangat tidak menentu. Tepukan di bahu pelan membuyarkan semua pikiran Lita, menatap ketiga kakak iparnya yang tersenyum lebar. Lita hanya bisa membalas dengan senyum lebar, menghilangkan perasaan gugupnya dengan meremas satu sama lain.“Kamu nggak keluar?” tanya Dara yang dijawab Lita dengan gelengan kepalanya.“Nunggu kata sah baru keluar, biar Pras fokus.” Berry memberikan informasi yang diangguki Dara.Ruangan hanya mereka berlima, suara yang mendominasi adalah televisi menampilkan ke

  • Man of Love   Ancaman

    “Kamu tahu kenapa kita ajak ketemuan, kan?” Rendra menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Seno, tatapannya pada ketiga pria yang sedang menatap kearahnya dengan tatapan sama. Rendra sangat tahu apa yang akan mereka bertiga bicarakan, semua pasti berkaitan dengan hubungannya bersama adik mereka yang tidak lain calon istrinya.“Lita nggak tahu kita ketemuan? Kamu nggak kasih tahu, kan?” tanya Hardian yang dijawab Rendra dengan gelengan kepala.“Aku udah bilang kalau dia lembur,” sahut Fandi memutar bola matanya malas “Kamu tahu alasan ini, kan?” “Tahu, Kang.” Rendra menganggukkan kepalanya.“Masih mau lanjut?” tanya Hardian terlebih dahulu.“Mau mundur juga uang udah keluar, jadi apa yakin?” sambung Seno yang diangguki Rendra tanpa ragu “Apa sih yang kamu suka dari Lita? Manja gitu.”“Semua dari Lita, Kang.” Rendra mengatakan tanpa keraguan.“Halah...sekarang aja begini, nanti ka

  • Man of Love   Gemas

    “Sudah yakin? Kamu nggak akan menyesal nantinya? Kamu tahu masa lalu Pras, yakin dia benar berubah? Kalau dia nanti balik lagi gimana? Kamu siap?” Lita menatap tidak percaya mendengar pertanyaan Dara, pertanyaan yang keluar setiap kali membahas tentang Rendra dan sudah dijawabnya berulang kali dengan jawaban yang sama, tapi tampaknya sang sahabat memang tidak ingin dirinya menyesal nantinya.“Pertanyaan kamu sudah aku jawab berulang kali, apa nggak bosan? Aku harus yakin kalau dia berubah, lagian taruhannya besar kalau sampai dia nggak berubah dan asal kamu tahu aku bukan wanita lemah.” Lita menatap malas pada Dara, mengatakan tujuannya datang ke tempat sang sahabat “Aku kesini mau minta bantuan.” “Bantuan apa?” tanya Dara penasaran.“Bantu aku menyiapkan proses pernikahan.” Lita menatap penuh harap kearah Dara.“Memang kapan? Masih lama, kan? Kaya diburu apa aja, kebiasaan semua serba dadakan.” Lita menggelengkan

  • Man of Love   Rencana Pernikahan

    “Akhirnya! Kita akan menjadi keluarga.” “Ya, Pak.”“Masa masih panggil begituan? Bentar lagi jadi keluarga loh.” Rendra menatap tidak enak pada Fandi mendengar nada protes dari Berry yang diangguki lainnya, Fandi sendiri memilih diam tidak menghiraukan kalimat godaan tersebut.“Grogi tadi?” tanya Dona yang duduk disamping Fandi, Rendra memilih menganggukkan kepala sambil tersenyum “Aku dengar mau lanjut kuliah? Kerja di rumah sakit juga jadi staf GA, benar?” “Nggak usah tarik dia.” Seno memberikan peringatan.“Aku hanya tanya, Kang. Nggak ada niat begitu.” Dona mengerucutkan bibirnya.“Aku udah punya perjanjian sama Pras, sayang.” Fandi memberikan informasi yang membuat semua tertarik “Masalah kantor lawyer yang aku buat, aku butuh orang yang bisa dipercaya dan karena hubungan Pras dan Lita akhirnya kepikiran itu.”“Lita panggil Rendra, Fandi panggil Pras. Memang nama yang benar siapa? Kita ma

  • Man of Love   Bersyukur

    “Malah ketawa! Aku itu kesal sama papa dan mama yang malah mau ikut campur rencana lamaran, malah hubungi keluarga besar buat datang ke acara lamaran. Aku udah bilang kalau acaranya sederhana.” Rendra melupakan rasa kesal pada kedua orang tuanya “Mama katanya udah hubungi mama kamu?” Lita menghentikan tawanya sambil menganggukkan kepalanya ketika melihat ekspresi Rendra yang mengerucutkan bibirnya “Papanya mas memang benar, aku tahu kalau mas sedang menahan diri selama sama aku. Makasih, sayang sudah bisa bertahan selama ini. Mama memang hubungi mama aku, mereka bicara banyak hal dan kayaknya bakal berubah dalam lamaran besok.” Lita membelai pipi Rendra pelan dengan tatapan lembut sambil menjelaskan apa yang terjadi “Jadi sekarang sudah yakin melamar? Kang Fandi datang jumat malam, aku langsung ke Bandung sama mereka.”“Jadilah, mama udah booking hotel dekat rumah kamu. Mama bilang karena hanya keluarga jadinya nggak enak kalau nggak buka kamar, pantas bookin

  • Man of Love   Berita Mengejutkan

    “Uang itu uang kamu, mau dipakai apa terserah. Lagian kenapa dulu nggak dipakai? Sekarang terserah mau dipakai buat apa, kami mempersiapkan semua kebutuhan kamu selama kuliah. Papa tahu kalau kamu memang nggak ada minat di kedokteran, tapi bukan berarti kami nggak memberikan kamu uang untuk kuliah. Memang kamu pakai buat apa? Lamaran?.”Rendra menggelengkan kepalanya “Aku mau lanjutin kuliah, pa.”Suasana seketika hening ketika Rendra mengatakan niatnya, melanjutkan kuliah dengan jam kerja yang dirasa sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Mengambil jam kuliah malam, sedangkan paginya akan kerja. Lita sudah tahu dan membantunya memilih kampus, awalnya akan kembali ke kampus lamanya tapi kakak kedua Lita yang tidak lain mantan dosennya memberikan saran kampus lain.“Kamu tetap melamar Lita, kan?” tanya Amelia memecah keheningan.Rendra tersenyum mendengar nada suara sang mama khawatir “Ya, ma. Minggu depan kita lamar Lita, kakaknya bisa

  • Man of Love   Mencintaimu

    “Beneran, mas?” Lita memicingkan matanya menatap Rendra yang duduk dihadapannya, informasi yang diberikan menurut penilaiannya adalah lampu hijau, hanya saja Lita tidak percaya begitu saja apa yang dikatakan pria dihadapannya.“Kamu nggak percaya sama aku?” Rendra menatap penuh selidik.“Bukan nggak percaya, mungkin memang nggak percaya.” Lita memutuskan terus terang “Kang Seno ini termasuk sulit dalam percaya sama orang, pastinya Kang Seno sudah tahu mas bagaimana dari Kang Fandi, walaupun nggak akan percaya penuh. Kang Seno beranggapan apa yang dikatakan orang lain adalah informasi berharga dan akan menjadi penilaian sendiri ketika bertemu nantinya.” Rendra mengangguk menyetujui kalimat yang keluar dari Lita, sepanjang mereka berbicara tadi semua yang dikatakan Lita memang benar adanya. Sebenarnya kalimat terakhir bukan sebuah restu, melainkan keseriusan dirinya dengan Lita dan semua rencana masa depan yang sudah dibuat ketika bertemu

  • Man of Love   Sebelum Sah

    “Kesana sama teteh! Akang mau bicara sama pacarmu, urusan pria.”Lita menghentakkan kakinya menatap tajam pada Seno, kakak pertamanya. Kedatangan tiba-tiba ke apartemen ditambah keinginannya bertemu dengan Rendra, setidaknya tidak mengganggu kegiatan walaupun sekarang sedang weekend. Melihat Rendra yang tampak tenang, walaupun Lita tahu jika kekasihnya dalam keadaan tidak baik-baik saja.“Akang jangan aneh-aneh! Aku kasih tahu papa dan mama!” Lita memberikan ancaman.“Siapa lagi? Fandi dan Hardian? Semua akan dukung aku.” Seno mengatakan dengan sangat santai.“Aku nggak papa,” ucap Rendra menenangkan Lita yang langsung mengalihkan pandangannya.“Mas nggak tahu gimana Kang Seno.” Lita mengerucutkan bibirnya.“Mau ke tempat Berry atau nggak restui hubungan kalian?” Lita membelalakkan matanya menatap tajam Seno “Makanya kalau dibilang nurut, nggak aku apa-apain cowok ini.” Lita menghentakkan kakinya melangkah

  • Man of Love   Perjodohan

    “Segar sekali.” Rendra hanya tersenyum mendengar kalimat rekan kerjanya, Danu. Memilih tidak menghiraukan kalimat godaannya dengan fokus pada pekerjaan. Suasana ruangannya seketika hening, semua sibuk pada pekerjaan masing-masing, bahkan mereka tidak menyadari waktu istirahat jika sang bos menegur mereka bertiga.“Kalian itu memang fokus sekali, sampai-sampai istirahat nggak tahu. Makan siang dimana?” Gani menatap mereka bertiga gantian.Rendra membuka ponselnya dimana Lita sedang istirahat dengan teman-temannya, mungkin lebih baik istirahat di kantin atau keluar dari rumah sakit mencari tempat makan yang enak dan murah. “Pras, kamu mau makan dimana?” suara Danu membuyarkan lamunannya “Pak Gani tanya itu.” “Sekitar sini, Pak.” Rendra menjawab tidak enak.“Kita makan siang bareng, gimana?” ajak Gani menatap mereka bertiga.“Pak, saya ajak anak HRD ya? Rina.” Amel membuka suaranya.“Rina yang jo

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status