Share

Bab 17

Author: Queen Tere
last update Last Updated: 2025-04-29 21:35:05

“Ini gedungnya.”

Evora dan Grace keluar dari mobil saat tiba di kantor FX Beauty.

Seorang asisten yang diutus Felix menghampiri mereka dan berkata, “Mari saya antar bertemu Tuan Felix.”

Evora mengangguk lalu mereka memasuki kantor dan menaiki lift ke lantai tempat ruangan Felix berada.

Evora merasa sedikit gugup tapi Grace langsung menggenggam tangannya. “Kamu pasti bisa, Evora.”

“Terima kasih, Grace.”

Setelah lift sampai di lantai tiga, mereka pun diantar ke ruangan Felix.

“Permisi, Tuan Felix. Nona Evora sudah tiba.”

“Masuk!”

Dinginnya AC langsung menerpa kulit Evora saat ia melangkah masuk ke ruangan. Felix sedang duduk di kursinya dan tersenyum ketika melihat Evora datang.

“Silakan duduk.”

Evora lantas duduk di sofa kulit diikuti Grace. Felix bangkit dari kursinya lalu duduk di sofa single. “Terima kasih sudah menyempatkan diri untuk datang. Kebetulan saya sudah menyiapkan kontraknya. Silakan dibaca terlebih dahulu.”

Asisten Felix menyerahkan dokumen kepada Evora, yang langsung
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 41

    Setelah ke toko perhiasan, Evora pergi ke toko jam. Ia selalu ingat bahwa ayahnya sangat suka mengoleksi jam apapun jenisnya, terutama jam yang memiliki nilai tinggi atau antik. Maka dari itu, Evora ingin membelikan sebuah jam mahal dari brand kelas dunia untuk ayahnya.“Untuk jam berlapis emas murni dan dihiasi beberapa permata asli, telah dibuat sejak satu dekade lalu. Harganya lima ratus juta rupiah.”Evora kembali mengeluarkan kartu debitnya. Sebuah jam tangan mewah nan antik sudah ada di tangannya. Setelah selesai membeli hadiah, ia dan Grace pergi ke apartemen Grace.“Gila, kamu menghabiskan banyak uang hari ini!” seru Grace ketika mereka sudah sampai di apartemen.“Lumayan, tapi aku cukup senang,” sahut Evora.“Kalau begitu, malam ini kita karaoke sampai pagi!” Grace tertawa bersama Evora. Mereka lalu memasuki unit apartemen Grace. Di ruang tamu, Fasco sedang membaca buku di sofa. Pria itu mengalihkan pandangannya sekilas lalu lanjut membaca buku.“Letakkan bukumu, Fasco. Apa

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 40

    Di kamar, Evora sibuk dengan gunting kain dan jarum benang. Ia memutuskan untuk memodifikasi gaunnya dan menjahit dengan tangannya sendiri. Gaun dari Lizi ia potong bagian atasnya lalu ia sambung dengan bawahan dari kain sisa.“Sepertinya ini sudah cukup,” gumamnya ketika gaun yang ia jahit sudah jadi. Ia lalu menyimpan gaun tersebut di lemari untuk dipakai besok.“Setelah ini, aku masih harus mencari hadiah,” gumamnya lagi, “Apa aku mengajak Grace saja, ya?”Di saat ia sedang melamun, percakapan di ruang tamu tadi kembali terngiang di kepalanya. “Perusahaan keluarga kita sempat menghentikan beberapa proyek karena Tuan Marson tidak jadi berinvestasi di perusahaan. Itu membuat perusahaan kita rugi. Saat ini, kita sedang berusaha mencari investor baru. Aku harap … kamu bisa lebih berempati kedepannya. Ayah dan Ibu pasti lebih tahu yang terbaik untukmu.”Mungkin Lizi benar—ia belum cukup berempati. Tapi apakah empati itu berarti harus tunduk pada semua keinginan mereka?Ia tidak ingin me

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 39

    Kediaman keluarga Mordie.Setelah selesai melakukan observasi di pantai, Evora pulang ke rumah diantar oleh Andreas. Evora terpaksa menyetujuinya karena Andreas tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk menolak.“Terima kasih sudah mengantarkan saya ke rumah, Pak Andreas. Maaf, saya jadi merepotkan Anda,” ujar Evora.“Tidak masalah. Kamu pasti cukup lelah hari ini,” sahut Andreas.Evora mendadak ingat suatu hal. “Maaf, Pak … Saya lupa bilang bahwa saya sudah diterima di Universitas Astoria dan akan dijadwalkan masuk kuliah minggu depan. Apa saya bisa menyesuaikan jam kerja dengan jam kuliah saya?”Andreas yang mendengarnya tersenyum hangat. “Wah, selamat ya! Kamu pasti bekerja keras untuk itu. Tentu saja kita bisa bicarakan penyesuaian jadwal kerjamu secepatnya di kantor.”Setelah itu, Evora turun dari mobil dan masuk ke rumahnya. Suasana rumah tampak lebih sibuk dari biasanya. Para pelayan berjalan kesana kemari tanpa istirahat.Evora sedikit bertanya-tanya dalam hati.Ketika memas

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 38

    Pantai Arverra.Kaki Evora menapak di pasir pantai. Sinar matahari sedikit menyilaukan matanya. Helaian rambutnya bergoyang terkena hembusan angin.Di genggaman tangannya ada notebook yang selalu ia gunakan untuk mencatat.“Ayo, Evora!” seru Andreas seraya menepuk pundak Evora. Di belakangnya, seluruh tim perusahaan dan klien dari Roys Corporation mengikuti.Evora pun berjalan di sisi Andreas. Mereka melangkah memasuki area pantai. Semakin mereka masuk, udara semakin terasa sejuk.Baru beberapa meter berjalan, Evora sudah melihat berbagai alat berat seperti crane dan dump truck. Semakin dekat, terdapat bangunan seperti kafe dan restoran yang hampir selesai. Beberapa pelabuhan juga sudah dibuka untuk jalur laut.“Berdasarkan kontrak kerja sama Avo Wisata Group dengan Roys Corporation, kita akan membangun pelabuhan sendiri dengan kapal wisata untuk para pengunjung yang ingin merasakan berlibur di pantai ini dan menikmati angin lautnya yang sejuk. Untuk pelabuhan kita sendiri baru jadi s

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 37

    Hari sudah hampir gelap ketika Evora pulang ke rumahnya. Dengan wajah kusut dan mata sembab, Evora masuk ke dalam rumah dan sempat memberi seulas senyum pada Lala. “Mau saya buatkan teh hijau, Nona?” tawar Lala yang hanya diangguki Evora. Lala bertanya-tanya dalam hati melihat respon Evora yang agak berbeda. Evora lalu menaiki tangga menuju kamarnya. Tiba-tiba ia mendengar suara tawa Lizi, “Vernon, berhenti! Itu geli.” Semakin tinggi tangga yang dilangkahi Evora, semakin jelas suara tawa itu terdengar. Langkahnya lalu berhenti di anak tangga teratas. Tepat di atas tangga, Lizi berdiri berhadapan dengan Vernon tanpa jarak. Lizi mengalungkan tangannya ke leher Vernon sementara pria itu memegang bagian belakang leher Lizi. Tawa dan candaan menyelimuti mereka. Hidung mereka menempel satu sama lain dan tertawa tanpa beban. Evora mematung sejenak, matanya tak berkedip menatap mereka berdua. Perhatian mereka pun teralih ke arah Evora. Lizi sontak menutup mulut. “Ups … maaf, Evo

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 36

    “Maaf ... aku hanya ingin meletakkan ini sebentar.” Evora berucap tanpa melihat wajah Vernon dan Lizi. Setelah menaruh nampan di atas nakas, Evora hendak pergi. Namun, suara Lizi menghentikannya. “Evora, bisa ambilkan minyak lavender? Badanku pegal-pegal, dan aku meminta Vernon untuk memijatku sebentar.” Sebuah nyeri yang tak asing kembali menghantam dada Evora. Pemandangan Vernon dan Lizi di kamar ini mengingatkannya pada masa lalu yang pahit. Wajah Evora berubah kaku, tapi ia berusaha tersenyum. “Boleh … sebentar, aku ambilkan.” Ia lalu keluar dari kamar Lizi. Setelah kepergiannya, sempat terdengar suara tawa dan candaan. Ia berusaha mengabaikannya. Setelah mengambil minyak lavender di laci ruang keluarga, ia kembali ke kamar Lizi. “Ini minyaknya, Kak.” “Terima kasih, Evora,” ucap Lizi dengan senyum manis. Namun, Evora merasa tatapan Lizi berbeda dengan senyumannya. Ia seolah sengaja dan ingin menunjukkannya pada Evora. Gadis itu belum beranjak pergi. Ia ragu sejenak sebe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status