Embun tipis mengaburkan jendela, menciptakan bayangan samar di balik kaca. Udara pagi terasa menusuk, tetapi Evora tetap duduk di depan meja rias, membiarkan hawa dingin menyelinap ke kulitnya.Ia menatap pantulan dirinya dalam cermin. Raut wajahnya tampak pucat, kantung matanya samar terlihat di bawah cahaya pagi. Setelah merapikan rambut, ia berdiri dan meraih jas kerja yang tergantung di belakang pintu. Ketukan di pintu memecah kesunyian. "Nona, Anda ingin teh melati atau teh susu?" suara Lala terdengar lembut dari balik pintu.Evora menoleh sekilas ke arah suara itu, lalu menjawab, "Teh melati saja."Saat ia menuruni tangga, aroma teh melati sudah menguar di udara.Lala baru saja selesai menyajikannya, tetapi Lizi lebih dulu menyela, “Lala, mana teh melati yang aku minta? Kamu sudah buatkan?”“Tapi, Nona, tadi Anda bilang ingin teh susu. Saya sudah membuatkan teh melati untuk Nona Evora.”"Aku yakin tadi aku bilang teh melati," ucap Lizi dengan nada santai. Namun, sorot matanya t
Terakhir Diperbarui : 2025-04-18 Baca selengkapnya