Share

Kehilangan dompet

Darma masih memperhatikan gelas itu, tak ada bekas lipstik. Di dekatkan ke hidung untuk mencium aromanya, tidak juga berbau. Darma jadi penasaran wanita seperti apa dia? 

"Kenapa, Nak? Kok dari tadi lihatin gelas terus?" tanyaku heran. 

"Nggak apa-apa, Bu," ujar Darma sambil meletakkan gelas di meja. 

"Trus, gimana tadi di rumah Mama Rose kok kamu pulang-pulang kesal?" 

"Gimana nggak kesal, Bu. Udah berbaik hati Darma mau mengantar koper, sampai sana malah di sindir terus. Darma dikatakan suami yang nggak becus, udah miskin belagu. Andaikan kalo nggak ingat kami udah pisah, pasti udah Darma hajar tuh mulut!" sergahnya marah. 

"Ya sudahlah, yang penting kamu nggak lakukan apa-apa. Lebih baik lupakan aja, jalan kamu masih panjang. Ibu yakin  kamu pasti bisa mendapatkan istri yang baik dan sholehah kelak," ucapku menyemangatinya. 

"Aamiin, Darma juga ingin punya istri seperti ibu yang baik, lembut juga sabar,"

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status