Share

Harus Kaget?

Penulis: Kom Komala
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-20 19:30:27

“Ini apa, Mas?”

Talia masih belum membuka amplop besar kuning keemasan itu. Yang talinya saja belum diputar untuk bisa dibuka.

“Itu adalah keputusan final atas keinginan kamu.”

Kening Talia benar-benar mengernyit dengan apa yang dikatakan oleh Guntur. Secepat kilat Talia pun langsung meraba benang yang jadi pengikat amplop itu. Dikeluarkannya isi di dalamnya, dan amplop putihlah yang ada di dalam sana.

Tak ingin banyak bertanya lagi, Talia langsung membuka amplop yang tidak direkatkan itu. Sungguh luar biasa, apa yang dia inginkan nyatanya sudah dikabulkan.

Talia tersenyum sinis. “Mas, Mas, nyerahin surat gugatan saja pakek drama segala. Dari tadi aja kamu kasih ke aku. Baguslah, aku senang melihat ini. Aku pikir apa.”

Guntur kini memasang wajah kesal. Kenapa dia tidak melihat wajah penyesalan di paras istrinya? Kenapa Talia sangat gembira pisah darinya? Padahal, bagi Guntur, gelar janda itu sering diremehkan.

Persetan d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Mana Calon Istrimu?

    "Sudah hampir satu bulan, Ardhya, kamu belum juga tepati janji kamu bawa calon istri ke rumah. Apalagi Mama sudah tahu, kalau pacarmu itu selingkuh kan? Semua yang terjadi di kafe itu cukup menjelaskan."Wanda, ibunya Ardhya duduk dengan jumawa di sofa tunggal. Tatapannya menantang dan menyepelekan.Ardhya tampak resah dan hanya berkali-kali menghela nafas panjang. Intinya, dia masih bingung. Belum ada wanita yang akan dibawanya untuk menghadap sang ibu."Jujur saja sama mamamu ini. Banyak wanita mendekatimu cuma harta kamu doang, kan? Lihat yang selingkuh sama anak DPR itu. Sadar kan? Dia itu wanita yang cuma nyari uang dari sana-sini. Artinya juga, kamu tidak bisa, kamu tidak akan mampu mencarikan mamamu ini seorang menantu." Wanda kembali berucap dengan sangat jelas. Di usianya yang sudah tak lagi muda, memang sudah saatnya melihat putranya menikah. Oh, apalagi soal keturunan. Sudah pantas kalau Wanda memiliki seorang cucu.Ardhya coba melepas penat. Melepas dosa yang dia terima at

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Belum Apa-apa Sudah Ribut

    Ineu bangkit dari tempat tidur. Ranjang yang akan menjadi saksi malam pertama mereka pasca menikah itu ditinggalkannya sebentar, untuk bicara dengan ibu mertua."Ibu, maaf ya, Bu. Darimana aturan isi amplop akan dibagi dua? Ini milik pengantin lho, Bu. Orang tua gak ada hak." Dengan melipat lengan di dada, Ineu menanggapi keinginan mertuanya. Guntur yang melihat momen inipun hanya bisa memijat kepala."Hey, kamu belum tahu, ya? Guntur sudah perjanjian sama ibu, kalau isi amplop ya dibagi dua. Pokoknya, kamu musti setuju. Ingat ya, ini rumah siapa? Kamu menantu baru. Dulu, Talia itu apa-apa ikut saja apa kata saya." Ibunya Guntur malah kesal sambil membawa-bawa Talia yang sudah tak ada lagi di rumah itu. Bukan Ineu namanya kalau harus tinggal diam."Ibu, lebih baik Ibu keluar. Gak ada ya bagi dua. Oke nanti aku kasih ibu, tapi bukan dibagi dua. Kebutuhan ibu ini yang udah tua apa sih? Paling cuma makan aja. Ibu denger ya, kebutuhan aku banyak banget. Udah ya makan, skincare, arisan, in

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Apa? Bagi Dua?

    Pernikahan Ineu dengan Guntur telah selesai dilaksanakan. Mulai dari acara akad nikah sampai resepsi pernikahan, dilanjutkan mengabadikan foto pernikahan mereka, telah berjalan dengan mulus.Tamu undangan yang hadir juga nyaris satu persen. Hanya saja, tidak ada pihak mantan dari Ineu. Anak semata wayang Ineu juga tidak ada. Hanya sanak keluarga Ineu terdekat saja yang hadir.Selesai acara tentu saja banyak hal yang dinanti. Meski masih ribet beberes barang-barang yang menjadi aksesoris dan pelengkap di acara pernikahan, tuan rumah tidak ikut mengerjakan. Apalagi Lastri, ibu kandung Guntur itu memiliki pikiran khusus di malam hari ini.Belum terlalu larut, bahkan senja baru saja lenyap dari pandangan mereka. Baru saja terdengar adzan Maghrib. Lastri pun belum memutuskan untuk pulang dari rumah putranya. Dia masih ingin tetap ada di sana untuk ikut serta membuka isi amplop dari para tamu undangan.Dia berharap Guntur–putranya segera mengganti uang yang dipinjam. Ditambah lagi nanti dib

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Fasilitas, dicabutttt!!!

    “Hah, Mas mau dijodohin sama saya? Apa saya nggak salah dengar?” Setelah termenung beberapa saat, Talia mengutarakan keterkejutannya. Bukan ke-gr-an tapi memang dia ingin mengkonfirmasi takutnya salah dengar.“Iya. Entah kamu punya apa sampai Mama saya ngebet pengen jodohin saya sama kamu. Padahal nilai plus kamu cuma karena pernah nolongin Mama saya.” Dengan enteng tanpa beban, Ardhya mengatakan hal itu kepada Talia. Apalagi matanya yang melarak lirik kesana kemari. Membuat Talia merasa bahwa laki-laki dihadapannya itu tidak dewasa sama sekali.“Ya ampun, Mas, Saya yakin itu hanya gertakan Ibu Mas saja. Mungkin ibu Mas Ardhya mengatakan hal itu karena kesal sama anaknya yang nggak kawin-kawin, Mas. Apalagi kalau beliau sampai melihat kejadian tadi. Saya yakin Mas Ardhya akan dihukum di rumah.”Ardhya langsung mengangkat dagunya.“Kamu jangan berani-berani ya katakan hal tadi sama mama saya. Lagi pula saya juga udah putus sama perempuan gak tau diri itu. Dasar perempuan matre!” pekik

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Apa? Yang akan dijodohkan adalah ...

    “Itu, semuanya sudah saya ganti rugi. Beres kan?” Ardhya nampak sudah mengotak-atik handphone miliknya. Sedangkan orang yang berseteru di sana sudah tidak ada lagi. Bahkan, kendaraannya pun sudah enyah. Ya, hanya Ardhya yang sanggup dan mampu bertanggung jawab di cafe plus resto itu.“Terima kasih. Tapi bukan berarti Mas nanti bisa porak-porandakan lagi kafe ini ya, Mas? Ini peringatan. Kalau sampai terjadi lagi, saya gak akan segan-segan bawa Mas ke kantor polisi!” kata manajer itu sedikit mengancam. Dia terlihat sudah melihat nominal uang masuk, untuk memperbaiki barang-barang yang rusak. Di sana ternyata sudah ada Talia. Dia tadi maju ke depan dan ikut menengahi. Apalagi Talia juga merasa kalau itu sebuah perikemanusiaan. Talia datang untuk meredam suasana. Sayangnya, perempuan yang masih diakui Ardhya masih pacarnya itu sudah pergi dengan pria yang berseteru dengan Ardhya. Mereka juga seperti menghindar, tak mau ganti rugi.Ardhya sudah

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Karena Cemburu?

    Talia menepikan kendaraan. Dia seperti melihat Ardhya yang ada dalam perkelahian itu. Ada juga seorang wanita yang menjerit-jerit, seakan berusaha menengahi. Ditambah orang-orang sekitar, mereka meraih keduanya masing-masing untuk menghentikan perseteruan.“Cukup, kalian kayak anak kecil!” pekik wanita yang memakai pakaian seksi itu. Talia melihat dengan jelas, memang benar di sana Ardhya. Apa sedang memperebutkan wanita?“Sudah-sudah, kalian akan kami bawa ke kantor polisi kalau terus membuat gaduh!” Salah seorang warga berkata. Keduanya pun kini memang nampak sejenak meredam emosi.Talia semakin mendekat. Dia sangat penasaran, kenapa sampai mereka beradu? Padahal tadi Ardhya baik-baik saja, malah marah-marah pada Talia. Sekarang berhenti di tempat berbeda, dan sudah berkelahi?“Mas, bagaimana, kalian mau kami bawa?” tanya salah seorang warga lagi yang sedang menahan pria asing yang satunya. Mereka tampak sebaya, pasti sedang memperebutkan sesuatu.“Oke, kita pergi saja. Dasar orang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status