“Mel, kamu belum menemukan Dokter yang akan bertugas bersamamu di rumah sakitkan? Kalau begitu aku ikut dengnmu.” Kata Raelina tiba-tiba sambil bangun.
Jika dia berada di kota Yvorm, apakah ada kemungkinan dia akan bertemu dengan Mark? Berada di pangkalan membuatnya tidak bisa keluar tanpa izin. Juga dia tidak bisa mendapat data tentang Yosau dua tahun yang lalu.
Raelina ingin memulai dari Mark. Mark bukan bagian dari militer dan berita tentang Mark mungkin lebih banyak di luar.
“Kamu?” Melinda memiringkan kepalanya menatap Raelina heran.
“Bukan kah kamu kemarin diculik saat di kota Yvomr? Mengapa kamu ingin menemaniku bertugas di rumah sakit? Kamu tidak takut pria itu kembali mengejarmu?” tanyanya menatap Raelina khawatir.
“Itu tidak mungkin, emang aku siapa hingga sampai diincar segala?” kata Raelina menghindari tatapan Melinda.
“Tapi kamu gak ada rasa trauma di Kota Yvomr?” sahut
Gelap.Pria iitu melihat ke sekitar semuanya gelap. Dia meraba-raba ke sekeliling dan tidak melihat apa pun. Mark terdiam dengan kening berkerut. Dia berada di mana?Di tiba-tiba sebuah cahaya kecil di depannya. Pria itu mengerutkan kening dan berjalan mendekati cahaya itu. saat dia mendekati cahaya itu, cahaya itu padam dan sekitarnya tampak jelas. ‘Mark menatap ke sekililing melihat dia berada di depan sebuah rumah sakit.“Kamu lupa kita sudah bercerai.”Mark langsung menoleh mendengar suara wanita tampak akrab. Dia memiringkan kepalanya melihat sepasang pria dan wanita tampak berbicara di bawah lampu jalan. Wanita itu memunggunginya hingga dia tidak bisa melihat wajahnya.Sementara wajah pria itu berhadapan dengannya. Dia mengenakan seragam tentara.Mark mengerutkan keningnya menatap wajah pria itu dengan heran. Bukan itu dia?Dia mengenali wajah itu setiap kali bercermi. Namun wajah pria itu tampak lebih
“Ternyata cuma mimpi,” gumamnya dengan suara rendah.Mark mengusap rambutnya yang lepek dan kembali berbaring di tempat tidurnya. Dia menatap kosong langit-langit kamarnya. Mark tidak bisa tidur lagi. dia terjaga dan tidak bisa memejamkan matanya. Sebenarnya mimpi ap aitu?Selama beberapa hari ini Mark terganggu oleh mimpi tentang wanita yang sama, namun dia tidak bisa melihat wajah wanita itu.Mark mengacak-acak rambutnya dan membolak-balik tubuhnya di kasur ingin kembali tidur. Tetapi dia tidak tidur sama sekalo.Mark melirik keluar jendela dan melihat hari sudah sore. Tumben sekali dia tidur di waktu siang.Brak!Pintu kamar Mark terbuka dan seorang pria berambut pirang masuk. Dia bersandar di samping pintu sambil menyilangkan tangannya di depan dada.“Hey, tumben sekali kamu tidak memiliki kerjaan dan lebih banyak tidur. Apa nona Louise membiarkan kamu lebih banyak tidur?” katanya dengan suara sinis dalam b
Di sebuah ruang suite, beberapa orang berkumpul di sofa mewah dengan ditemani beberapa wanita cantik nan seksi.Kebanyakan dari mereka adalah pria tua setengah baya.Salah satu pria paruh baya duduk di sofa single terlihat seperti seorang pemimpin, menghisap cerutunya di sofa dengan ditemani dua wanita cantik nan seksi di kedua sisinya.Di depannya Mark berdiri dengan wajah tanpa ekspresi menghadapnya.“Selamat sore Tuan Fred, aku dengar Anda memanggil saya?”Para wanita di sekitar Tuan Fred tampak terpesona dengan wajah tampan Mark dan tidak bisa melepaskan tatapan mereka darinya meski tengah melayani Tuan Fred.“Tuan Fred, apakah dia pria yang bernama Mark itu? Pria yang disukai keponakan cantik kita, Louise?” tanya seorang pria paruh baya berperut buncit pada pria yang dipanggil Tuan Fred sambil menatap Mark dengan pandangan menilai.“Benar, Mark beri hormat pada mereka, mereka adalah sekutu dan pemimp
Setelah beberapa saat, Tuan Fred tiba-tiba tertawa.“Hahaha, aku mengerti kekhawatiranmu Andre. Apa menurutmu aku tidak mempertimbangkan itu saat memutuskan akan menikahkah Mark dengan Louise?”Andre mengerutkan keningnya.“Ya tapi .....”Tuan Fred melambaikan tangannya tidak sabar memotong ucapan Andre.“Aku tahu. Sejak awal Louise ingin memasukkannya menjadi pengawal dan anggota geng Kragon, aku sudah melakukan segala hal untuk membuatnya mengakui asa usulnya,” ujar Tuan Fred menatap Mark tatapan tajam.“Interogasi tanpa henti, penyiksa dan .... cuci otak,” lanjutnya tersenyum menyeringai.Mark mengepalkan tangannya di bawah meja dengan erat. Dia tidak pernah lupa rasa sakit terapi interogasi menyakitkan dan penyiksaan yang dilakukan anak buah Tuan Fred untuk mengetahui asal usulnya.Namun Fred tidak mengingat apa pun tentang masa lalunya dan tida
Suara air shower terdengar dari kamar mandi. Raelina mematikan keran air setelah membilas busa sabun di seluruh tubuhnya.Dia mengambil jubah mandinya yang tergantung di dinding dan membungkus tubuhnya sebelum keluar keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.Saat keluar dari kamar mandi, Raelina menggigil kedinginan merasakan angin dingin berembus di dalam kamarnya.Dia mengerutkan keningnya melihat jendela kamarnya terbuka. Seingatnya dia sudah mengunci jendela kamarnya.Apa Farida datang dan membuka jendela kamarnya? Raelina bertanya-tanya dalam hati menatap ke sekeliling mencari keberadaan Farida.Namun dia tidak menemukan keberadaan Farida di dalam kamarnya.Dia dan Farida tinggal di kamar yang berbeda. Mereka memiliki kamar sendiri di penginapan itu.“Farida, apa kamu yang membuka jendela kamarku?” Raelian berjalan menuju balkon kamarnya, berpikir Farida berada di balkon kamarnya
“Hmphh—!” Raelina tidak mengantisipasi ciuman pria itu dan membeku sesaat.Mark mendorong Raelina ke dinding, tangannya menopang bagian belakang kepalanya dan mencium bibirnya dengan penuh gairah. Bibir Raelina terasa lembut dan seperti candu membuatnya ingin terus mencicipinya dan membuatnya enggan untuk melepaskannya. Dia menekan bibirnya dengan kuat ke bibirnya dan menjilatnya,Namun Mark merasa belum cukup. Dia mulai menghisap dan menggunakan lidahnya menggoda lidah kecil Raelina.“Hmph—“ Raelina tersadar dari transnya karena ciuman intens pria itu dan mulai mendorongnya.Namun Mark tidak membiarkannya. Dia menangkap tangan Raelina dan menahan lengannya dengan tangan satunya ke dinding tanpa melepaskan bibirnya dari bibir wanita itu. Sementara tangan satunya menggerayangi tubuh Raelina.Raelina mengerang, tubuhnya bergetar oleh sensasi kesemutan di sekujur tubuhnya yang sudah lama tidak dia rasakan. Matanya t
“Nona, aku bukan pria yang baik. Kehidupanku penuh dengan darah dan pembunuhan. Kurasa kita berdua tidak cocok.”Raelina terdiam tidak bisa berkata-kata membalas ucapan pria itu.Benar, dia dan Mark tidak cocok. Pria itu tengah menjadi orang yang di buru oleh tentara dan dia berasal sekelompok gangster.Separuh hidup Mark dipenuhi dengan pembunuhan dan darah. Sementara Raelina memiliki kehidupan normal yang jauh dari tragedi pembunuhan.Mereka berasal dari dunia yang berbeda.Bagaimana mereka bisa bersama?“Aku liat sudah mengerti. Jadi mari akhir saja ini, kamu setuju?” kata Mark sembari menyodorkan beberapa lembar dolar pada Raelina.Raelina mengepalkan tangannya melihat setumpuk uang dolar yang disodorkan Mark. Dia menunduk dan tertawa sinis.Dia mengusap rambutnya dan mendongak menatap pria itu dengan ekspresi dingin di wajahnya.“Ya, kamu benar. Kita berasal dari dunia yang berbed
“Itu tidak terlihat seperti digigit nyamuk dan serangga. Serangga apa yang menyebabkan sedikit memar seperti itu,” sindir Farida melihat selain bercak merak, beberapa memar terlihat.“Lebih tepatnya ini terlihat seperti bekas ciuman penuh gairah,” kata Farida menatap Raelina nakal.Wajah Raelina memerah panik.“I-itu tidak mungkin ...” Dia menggigit bibir bawahnya gelisah mencari alasan.Namun Farida tidak bisa ditipu dalam hal seperti itu karena dia sudah berpengalaman.“Astaga jadi itu benar?” Farida menatap Raelina dengan mata membelalak takjub sekaligus heran.“Dokter Raelina, ka-kamu ... tidur dengan seseorang?!” seru Farida tidak percaya.Raelina tersentak dengan suara keras Farida dan buru-buru bangkit menutupi mulutnya.“Apa kamu gila, kecilkan suaramu,” desisnya cemas melihat keluar pintu kamarnya yang terbuka, takut rekan-rekannya yang lain lewat