Share

Utusan Kerajaan

Buyung Kacinduaan kembali meneruskan untuk memanjat tebing berbatu-batu itu. Semakin ke atas, jumlah bebatuan itu semakin berkurang.

Di satu titik, sang bocah kesulitan untuk terus merangkak naik sebab rumpun semak  belukar yang lebat di hadapannya menghalangi langkahnya. Teringat lagi akan peristiwa ia yang bergelantungan pada tanaman kerakap yang menjalar di tebing sisi timur malam itu, Buyung pun mengurungkan niatnya untuk mencengkeram semak beluar itu sebagai pegangannya.

Tidak, pikirnya. Rumput-rumput ini pasti akan licin di tanganku.

Ia menelan ludah. Di sisi kanan, ia melihat tonjolan batu besar, dan segera sang bocah merayap ke sisi kanan itu.

Buyung mencoba naik ke atas tonjolan batu besar tersebut. Bersusah payah sang bocah mencoba, namun akhirnya ia terpeleset sebab tangan dan kakinya yang belepotan tanah kuning basah.

“Inyiak…!”

Buyung berteriak kencang. Tubuh bocah tujuh tahun itu mengelinding, membentur bebatuan yang

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status