Share

11. Guardian of Nightfall

Jillian masuk ke dunia yang berbeda, langit telah berbuah menjadi malam, pasir pantai berubah menjadi tanah tandus. Aroma busuk menyebar ke seluruh hutan disebabkan ratusan monster telah mati terbantai. Hanya ada sebuah kastel yang masih berdiri dengan gerbang hancur. Seharusnya monster pembuka gerbang berada di sana dan ratusan monster yang tewas seharusnya menjadi pasukan yang sedang bersiap.  Jillian merasa beruntung timnya tidak perlu berperang dengan monster sebanyak ini. Tetapi kecurigaan mulai tumbuh tentang siapa pelaku sebenarnya.

Gerbang kastel terbelah dengan tebasan melintang. Seekor monster bertubuh besar berjalan sempoyongan dengan satu lengan terpotong. Monster tersebut berwajah mirip kelelawar dengan mulut bersilang tiga.

Khaaa... monster tersebut mengerang marah.

Whuss... Kepala monster itu dipenggal oleh seorang kesatria berkuda dengan tombak panjang. Ia menunggangi kuda  yang telah mati, tangan kanannya memegang tombak sabit berwarna hitam dan tangan kiri memegang perisai hitam. Kesatria tersebut mengenakan baju perang dengan jubah hitam dan sebuah topeng hitam dengan satu taring panjang.

“Mengapa kau memiliki perisai Guardian of Manaearth?” Suara bergema di pikiran Jillian.

“Siapa kamu, mengapa bisa berbahasa manusia?”

“Aku adalah Guardian of Nightfall. Apa kau yang membunuh Guardian of Manaearth?”

“Aku tidak mengerti.” Jillian benar-benar tidak memahami maksud atau nama yang di sebut makhluk tersebut.

“Mari kita lihat.” Guardian of Nightfall turun dari kudanya. Perisai ia sampirkan dipunggung dan tombak sabit digenggam dengan posisi siap menebas.

Jillian dengan jelas melihat dua kali langkah santai dari kesatria tersebut, Tetapi langkah ketiganya membuatnya menghilang sekaligus muncul dijarak serangan tombak. Serangannya bisa di tahan menggunakan pedang hitam. Jillian dengan sigap menutup tubuhnya dengan perisai. Tetapi tetap saja tendangan dari Guardian of Nightfall mampu mendorong Jillian terlempar cukup jauh.

Dia lebih kuat dari monster pembuka gerbang tingkat S.

Perisai hitam Jillian masih bergetar. Jillian menyerang dengan puluhan pedang hitam jatuh bagaikan hujan anak panah. Tetapi Guardian of Nightfall bertahan dengan memutar tombak seperti kipas angin. Puluhan pedang jatuh sepeti tusuk gigi di depan pertahanannya.

Tombak sabit diacungkan ke arah Jillian dan Guardian of Nightfall melepaskan tombak yang langsung melesat kencang. Perisai kembali menahan serangan tersebut. Dalam sekejap mata, Guardian of Nightfall berpindah tempat tepat saat Jillian menangkis tombaknya.

“Apa-apaan kau ini?” Jillian menahan serangan Guardian of Nightfall yang sangat cepat.

Tak sengaja mata mereka saling bertatapan dan menghipnotis Jillian dalam sebuah ilusi.

***

Langit berwarna merah, asap mengepul dari berbagai penjuru, dan tanah menjadi kering karena sudah lama tidak terkena hujan. Jillian kembali ke benua Australia, 10 tahun yang lalu. Dia mengingat medan pertempuran ini di mana pertarungan hidup dan matinya terjadi. Ia melihat dirinya kewalahan melawan belasan monster Balkanji dan keputusasaan dalam pertarungan terakhir melawan Balkanji terkuat. Jillian mengingat keputusasaan itu dan tidak mengingat akan menang.

Sebuah pukulan keras melemparnya hingga tidak berkutik. Itulah hal yang Jillian ingat terakhir kali dibandingkan cara mengalahkan monster kuat itu. Dia baru tahu bahwa secara tidak sadar dia bangkit melawan. Aura hitam menyelimuti tubuhnya. Jillian terlihat bagaikan monster, topeng tengkorak hitam menyatu dengan rahangnya, kedua tangan berubah menjadi cakar monster, empat sayap bergelombang seperti syal muncul dan sebuah ekor yang berbentuk seperti keempat syal tadi. Kedudukan berbalik. Keempat sayapnya memukul tubuh Balkanji terakhir dan setiap pukulan menghancurkan anggota tubuh monster itu.

Khwaaa... Monster Jillian meraung menang.

Kemudian sebuah gate tercipta dan kesatria hitam mirip Guardian of Nightfall muncul. Pertarungan sengit terjadi, kesatria hitam bahkan kehilangan tunggangannya. Hingga sebuah serangan dari salah satu sayap Monster Jillian berhasil menembus baju zirah kesatria hitam. Ia mengangkat tubuh sekarat itu, raungan kemenangan diteriakkan. Darah hitam dari kesatria hitam itu mengalir ke sayap kanan Jillian hingga menetes ke dalam mulut monster yang terbuka.

Khwaaa... Empat sayap dan satu ekornya merobek tubuh kesatria hitam ke lima penjuru. Cipratan darah bagaikan hujan gerimis yang menyejukkan. Perlahan monster Jillian jatuh pingsan dan kembali dalam wujud manusianya.

***

Jillian kembali ke waktu saat ini. Di hadapannya, tombak Guardian of Nightfall masih bersentuhan dengan perisai yang melindungi Jillian.

“Apa-apaan tadi. Kau juga melihatnya?” Pertanyaan Jillian membuat Guardian of Nightfall mengendurkan serangannya.

“Jadi itulah cara kamu mendapatkan perisai itu.”

Jillian masih tidak mengerti.

“Sepertinya Balkanji mencemari dirimu dengan sisa Dark One. Tetapi mengapa Guardian of Manaearth mau mengorbankan dirinya untukmu?”

Guardian of Nightfall berjalan menuju kudanya, pertarungan telah selesai dan Jillian merasa seperti kesalahpahaman terselesaikan. Namun kesatria hitam itu meninggalkan berbagai pertanyaan. Makhluk apa dia? Perisai Guardian of Manaearth, bukankah ini hanya kekuatan mananya? Monster hitam itu mungkinkah Makhluk Tercemar yang disebut Elma?

Sialan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status