Setelah perjalanan panjang, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk makan di sebuah restoran berbintang."Kenapa diam? Dijamin di sini makanannya higienis." Kiana yang berdiri di samping Noel berucap ketika melihat Noel yang berdiri diam mematung. "Tapi, aku tidak tahu kita akan diusir atau tidak, karena mengenakan pakaian yang seadanya." Kiana merasa malu sendiri, tetapi demi Noel dia membuang rasa malunya itu. Kiana tidak sadar bahwa akan ada peraturan lain yang tidak ia ketahui. Tempat itu cukup ramai dengan orang. Uum, perasaan apa ini? Kenapa aku merasa ada energi aneh yang membuatku merinding dan merasa harus pergi dari sini. Itu adalah energi yang Noel keluarkan dari tubuhnya. Energi yang mendominasi. Wah, kurasa tadi tak ada. Apa karena dia gugup? Kiana membatin sembari memperhatikan Noel yang terdiam.Setelahnya ada banyak orang yang tampak terganggu saat berjalan di dekat Noel."Apa-apaan manusia super itu?""Energinya mengerikan sekali, kenapa dia harus berada di antara ora
Sudah beberapa hari dari kejadian waktu lalu, Kiana juga sudah mulai terbiasa tinggal di rumah barunya yang luas. Kiana sadar, ada beberapa asisten rumah tangga yang mengurus rumah ini, ketika di waktu subuh saat mereka masih tertidur dengan lelap dan setelahnya saat pemilik rumah akan bangun, mereka akan pergi. Lalu, para asisten itu akan membersihkan kamar ketika semua orang di rumah sedang bekerja. Para asisten rumah tangga itu tidak pernah bertemu sama sekali dengan pemilik rumahnya. Bahkan Kiana baru menyadari ketika dia berniat keluar dari kamar di waktu subuh itu. Namun, Noel sudah memperingatkan Kiana, jika para asisten rumah tangga tidak diperbolehkan untuk melihat Kiana ataupun dirinya. Noel memperingatkan Kiana untuk tidak keluar di jam-jam tertentu."Padahal aku ingin berinteraksi dengan orang-orang, kurasa dalam beberapa hari ini aku hanya melihat teman-teman kantorku saja. Tidak ada orang lain, kenapa Noel begitu tertutup?" Kiana bergumam, ia frustasi sendiri. Kiana tahu
Wah! Cantik, dia siapa? Kiana menatap keduanya dengan heran, namun Kiana tidak melepaskan tangannya dari Noel."Alen." Wanita itu berucap sembari menatap ke arah Noel."Phhft!" Kiana berusaha menahan tawanya. Apakah itu nama samarannya yang lain? Lucu sekali, aku ingin tertawa."Siapa?" tanya wanita itu pada Noel, dia memandangi Kiana dari atas ke bawah.Aku tahu kau lebih cantik dariku, tapi tak perlu kau menatapku rendah seperti itu. Kiana sadar jika dia sekarang sedang diremehkan oleh wanita itu.Noel kemudian berjalan melewatinya, membawa Kiana meninggalkan gadis itu tanpa berkata apa-apa. Meninggalkan gadis yang tengah berdiri menatapnya.Kiana sejenak menoleh untuk melihat gadis itu, tetapi ia tidak berani bertanya pada Noel siapa gadis itu."Ayo kita pulang." Noel berucap dengan dinginnya pada Kiana, membuat Kiana merasa tidak enak atas kejadian yang telah terjadi.Apakah mereka berdua sebelumnya sepasang kekasih? Di sini Kiana merasa cemburu, ia tidak tahu apa-apa tentang Noe
Pengantin baru apaan, gak ada romantis-romantisnya sama sekali. Ingin sekali Kiana mengeluarkan kata-katanya. Namun, Kiana hanya menanggapi Mala dengan tersenyum."Ayo ke kantor, sudah mau jam kerja nih." Kiana mengajak Mala. Ia tidak mau membahas tentang masalahnya dengan suaminya yang membuatnya kesal."Ah, iya. Besok-besok datang pagi-pagilah. Biar kita punya banyak waktu untuk ngobrol." Mala mengeluh pada Kiana."Sepertinya sulit, suamiku benar-benar orang yang tepat waktu, tidak kurang dan lebih.""Kiana, kan bisa berangkat sendiri.""Mana boleh aku berkeliaran tanpanya, hanya di tempat ini aku bisa bebas dari pandangannya.""Wah, pasti kau sangat dicintai oleh suamimu Kiana, aku iri." Mala malah sangat tertarik dengan hubungan Kiana.Dicintai apanya, dia hanya takut jika aku hilang diculik orang lain atau mungkin kabur darinya. Lagi pula siapa juga yang mau menculik orang sepertiku. Kiana membatin tentang dirinya. "Jangan bahas itu, Kak. Kita bahas yang lain saja.""Tidak perlu
Setelah mendengar pertanyaan Kiana, Noel hanya diam saja dan terus melanjutkan makanannya.Aku takut kalau dia bakalan sakit perut, karena kebanyakan makan. Kiana juga kemudian menyantap makanan yang barusan ia masak. Kiana tidak masalah jika Noel melarangnya memasak untuk orang lain. Namun, meskipun berpikir dengan keras Kiana tidak tahu alasan Noel melarangnya memasak untuk orang lain itu karena alasan apa.Malam itu Noel benar-benar menghabiskan makanan yang Kiana masak tanpa sisa.Masakan itu cukup banyak, hanya saja di setiap menunya hanya untuk satu porsi saja. Tetap saja menghabiskannya akan membuat kekenyanganApakah perutnya baik-baik saja? Kiana merasa khawatir. Pagi itu ia bangun lebih pagi untuk membawa bekal. Di meja makan sudah disediakan sarapan yang disiapkan oleh para asisten rumah tangga.Kiana malas untuk pergi ke kantin ketika jam makan siang nanti, karena khawatir dengan pekerjaannya yang menumpuk."Apa yang kau buat?" tanya Noel tiba-tiba saja muncul di belakang
"Hm?"Noel terbangun dari tidurnya, ia merasa tubuhnya berat. Ada Kiana yang masih tertidur memeluk Noel erat. Ia tidur memeluk Noel seperti pria itu adalah guling baginya. Kiana tertidur sangat nyenyak. Kali ini Noel yang pertama kali bangun—tidak seperti sebelumnya.Kepala Kiana yang berada di depan wajah Noel tampak begitu tenang. Tiba-tiba tanpa sadar Noel mencium Kiana tepat di bibirnya.Kiana tampak berekspresi, Noel terkejut dengan apa yang ia lakukan barusan. Ia juga bingung kenapa ia tiba-tiba mencium Kiana begitu saja."Em, permennya manis. Aku mau lagi." Kiana mengigau sepertinya ia bermimpi memakan permen enak. Wanita itu mendekatkan wajahnya lagi kepada Noel yang menatapnya terdiam.Dia mengigau, haruskah aku membangunkannya? Noel membatin ia juga merasa malu atas apa yang telah ia lakukan pada Kiana. Tetapi kemudian Noel membiarkannya saja, sebab alarm pun masih belum berbunyi. Kiana malah memeluk Noel semakin erat, dan sekarang menempelkan wajahnya di dada bidang Noel,
Kenapa dia tidak mau menyerah? Apa yang Noel lakukan sampai dia tergila-gila padanya,, tanpa tahu malu sedikitpun, padahal dia tahu jika Noel sudah menikah? Kiana membatin, sebab jika itu Kiana ia tidak akan pernah mengejar-ngejar cinta seorang lelaki yang jelas-jelas sudah membuangnya. Mana orangnya cantik lagi. Akh! Aku tidak bisa mengerti isi kepalanya. Kiana frustasi sendiri memikirkan wanita yang terus-terusan mengejar suaminya tersebut."Aku tidak menyangka. Tuan Noel, ternyata punya selingkuhan." Joan yang sedang menyetir mobil tiba-tiba berucap sembarangan."Kuyakin jika Noel mendengarnya dia akan langsung membungkam mulutmu. Walaupun ucapanmu mungkin tidak sepenuhnya salah." Kiana menatap keluar jendela, Noel tidak menjelaskan sama sekali siapa wanita itu sebenarnya dan apa hubungannya dengan Noel. Wajar saja jika Kiana dan Joan menganggapnya selingkuhan Noel."Aku hanya bercanda. Apa kau juga tidak tahu siapa wanita itu?"Kiana menggeleng. "Tidak, tapi wanita itu tidak tahu
Pagi itu Kiana menyiapkan bubur untuk Noel karena melihat pria itu dalam keadaan demam. Untung saja hari ini, adalah hari libur. Jadi, aku bisa merawatnya.Kiana meletakan bubur yang barusan ia buat di meja samping ranjang Noel. Kemudian bermaksud ingin kembali ke kamarnya dan mandi, sembari menunggu Noel bangun dari tidurnya.Namun baru saja selesai meletakkan buburnya di meja samping ranjang milik pria itu, Noel tampak sudah sedari tadi menatapi Kiana."Kau sudah bangun? Kenapa tidak berbicara sama sekali?" tanya Kiana menatap ke arah Noel yang masih memperhatikannya.Tanpa berkata-kata pria itu bangun dari tidurnya dan masih tidak menjawab pertanyaan Kiana, ia mulai kesal karena perkataannya tidak mendapat jawaban sama sekali dan mau meninggalkan ruangan itu."Mau ke mana?" tanya Noel, akhirnya membuka suara."Aku tidak mau berbicara dengan manusia patung." Kiana menjawab ketus."Biarkan aku menenangkan diri sebentar. Kau duduklah di sini." Noel akhirnya mengeluarkan sedikit kata