Beranda / Romansa / Marry with Sugar Daddy / 7. Belum Siap, Mas

Share

7. Belum Siap, Mas

Penulis: Momy3R
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-10 15:27:32

Jonathan mengajaknya ke rumahnya setelah rumah orang tuanya kosong tanpa ada siapapun.

Adiknya juga tidak terlihat. Ia menggenggam tangan Luna dan mengajak ibu mertua serta adik iparnya ke rumahnya.

Luna dan ibunya saling berpandangan saat tiba di depan rumah Jonathan yang tak kalah mewah dari rumah orang tuanya.

Disini Luna berpikir, Jonathan adalah pria yang sangat kaya, pantas saja sikap orang tuanya sangat arogan dan terkesan angkuh.

Mungkin dalam benak mereka, ia menikahi Jonathan karena hartanya. Ia menunduk memikirkan itu.

Jonathan menoleh ke arahnya dan menyentuh jemarinya. “Jangan dipikirkan lagi. Kita akan tinggal disini. Orang tuaku sibuk dan mereka pasti lambat laun akan mengenali menantunya,” bisiknya lirih.

Luna memilih diam, ia tidak tahu sampai kapan orang tua Jonathan akan menerimanya. Setidaknya menerima pernikahan yang cukup mendadak ini.

Malamnya, pria itu baru pulang dari berbelanja. Jonathan sengaja pergi sendiri agar bisa bebas berbelanja keperluan rumah termasuk membiarkan Luna dan ibunya beradaptasi tinggal di rumahnya.

Sementara, Luna sedang melamun, ia bingung setelah menikah pasti akan ada…

“Lun,”

Ibunya memanggil. Luna mendekat untuk memastikan ibunya mendapatkan sesuatu yang dibutuhkannya.

“Ya, Bu. Apa ibu haus?”

“Nggak, Lun. Ibu cuma mau ngomong. Baik-baik kamu sama keluarga suamimu. Mereka kaya dan pasti sangat berkuasa. Ibu tahu kamu memikirkan itu sejak pertama kita datang,”

Luna diam saja, merasa benar apa yang dikatakan ibunya dan kini ia tidak merasa sendiri. Ibunya pasti juga memikirkannya sejak tadi.

**

Malam itu, heningnya rumah Jonathan terasa begitu berat. Di dalam kamar yang asing, Luna duduk di tepi ranjang. Detik-detik jam dinding seperti melantunkan melodi ketakutan. Gaun tipis yang Jonathan berikan terasa dingin di kulitnya, menyoroti setiap kegelisahan yang ia rasakan. 

Jantungnya berdebar kencang, memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Pintu terbuka, dan Jonathan masuk. Sebuah senyum tersungging di bibirnya. Senyum yang seharusnya meyakinkan, namun bagi Luna, senyum itu terasa seperti belati yang mengiris. 

Pria itu berjalan mendekat, dan Luna hanya bisa menunduk.

"Kamu tampak begitu cantik," bisik Jonathan, suaranya lembut, namun membuat bulu kuduk Luna berdiri. 

Luna tidak menjawabnya, ia tidak bisa, bibirnya terasa kaku, lidahnya kelu. Suaranya pun seolah hilang ditelan ketakutan. 

Air matanya mulai menggenang. Ia memikirkan lagi malam ini akan terjadi sesuatu yang belum bisa ia harapkan. Ia …

Jonathan mengulurkan tangannya, mencoba menyentuh pipi Luna. Namun, Luna menepisnya, dan menatapnya dengan mata yang basah. 

"Jangan," bisiknya, suaranya bergetar.

Malam yang seharusnya menjadi awal dari sebuah pernikahan, bagi Luna terasa seperti awal dari sebuah hukuman.

Ia belum bisa, tangannya gemetar dan tubuhnya terasa merinding semuanya.

"A-aku belum siap, Mas …," bisik Luna, suaranya nyaris tak terdengar. 

Air mata menetes di pipinya. "Bisa kita... ngobrol saja malam ini?"

Jonathan terdiam. Raut wajahnya berubah. Awalnya, ada kekecewaan yang kentara, seolah ia baru saja ditolak. 

Rahangnya mengeras, dan Luna pikir ia akan marah. Jantungnya berdebar kencang, bersiap menerima amarah yang akan datang. 

Ia tahu resikonya, tapi ia memang belum siap. Entah apa yang harus dilakukan tapi ini memang benar-benar harus dilakukannya.

Pria itu terdiam, sesaat suasana hening dan tegang. Luna hampir saja ketakutan dan siap menerima konsekuensinya.

Namun, setelah beberapa saat, ekspresi Jonathan melunak. Ia menghela napas panjang, lalu perlahan duduk di sisi ranjang.

"Baiklah," ucapnya pelan, suaranya meyakinkan. "Kita ngobrol saja."

Luna terkejut, jantungnya yang tau berdegup kencang sekarang merasa lebih tenang. 

Ia tidak menyangka Jonathan akan semudah itu mengerti. Pria itu menatapnya, bukan dengan nafsu, melainkan dengan sorot mata yang mencoba memahami. 

Wajahnya yang teduh merasakan apa yang dirasakannya, mungkin … ya mungkin saja. Ia hampir merasa lega tapi masih saja takut dan was-was.

"Aku mengerti. Aku tidak akan memaksamu melakukan apapun yang tidak kamu inginkan. Ceritakan padaku, apa yang membuatmu begitu takut?"

Jonathan, pria itu diam saja, lalu menunduk dan meminta tangannya. “Boleh kan kalau sekedar menggenggam tangan ini? Aku mau … menyentuhnya walau hanya tangan,”

Luna mengangguk pelan. Matanya melirik ke tangan pria itu. Tangan yang kekar dan cukup besar. Ia takut bukan main.

Tangannya terasa berkeringat. Ia belum pernah disentuh siapapun.

Jonathan menyentuh tangannya, lalu meremasnya, perlahan, dan menggenggamnya erat.

“Aku baru kali ini merasakan bahagia, menyentuh tangan seorang wanita yang aku nikahi untuk pertama kalinya.” 

Pria itu berkata dengan lirih dan cukup berkesan.

Pria itu bukan seorang duda, seorang perjaka, mungkin jika masih perjaka. Luna merasakan getaran yang aneh saat suara bass itu berbicara dengan kejujurannya.

Malam itu, mereka habiskan dengan hanya mengobrol. Jonathan menghargainya, menghormati keinginannya. 

Luna sendiri, ia menceritakan kekhawatirannya, tentang beban yang ia rasakan karena membawa keluarga kecilnya ke rumah Jonathan. 

Ia takut tidak bisa menjadi istri yang baik, takut tidak bisa memenuhi ekspektasi Jonathan dan keluarganya. 

Jonathan mendengarkan dengan sabar, sesekali mengangguk, menunjukkan bahwa ia benar-benar mendengarkan. 

Tanpa Luna sadari, ketakutannya perlahan memudar, digantikan oleh rasa lega yang hangat. Ia merasa Jonathan benar-benar ingin mengenalnya.

**

Di sisi lain, di ruang keluarga sebuah rumah mewah kediaman Sutejo, kedua orang tua Jonathan, 

Papa dan mamanya Jonathan duduk dalam keheningan yang dingin. Mereka mendengar setiap kata dari percakapan putra mereka yang mengatakan bahwa menikahi Luna secara mendadak karena ia jarang memiliki waktu yang luang.

Nyonya Deswanti mengipasi dirinya dengan gemas. Ia merasa harus berkomentar tentang pernikahan mendadak putra mereka.

"Aku tidak mengerti," bisiknya pada suaminya. "Bagaimana bisa Jonathan menikahi gadis yang sangat miskin. Ibunya, adiknya diajaknya ke rumah. Aku sungguh heran.”

Suaminya, Sutejo yang sedang merokok dengan pipa gading terkekeh dan menggeleng. 

“John, sudah tua, dia ngebet pengin nikah. Biarkan saja. Toh dia nanti yang merasakan,”

“Tapi aku nggak mau kalau sampai John kena tipu gadis itu. Dia miskin dan pasti hanya butuh harta putraku!”

“Jangan takut, aku akan suruh beberapa orang untuk mengawasi mereka. Selama tinggal di rumah John, putramu itu akan aman dan tidak bisa dijebak mereka.”

Wajah wanita itu menyeringai, ia merasa puas karena suaminya ternyata juga mendukungnya. 

Keduanya sebenarnya sudah berencana sesuatu untuk Jonathan tapi ternyata saat ini putra mereka memberi kejutan yang cukup mengejutkan dan tidak begitu menyenangkan.

Nyonya Deswanti, merasa ini harus secepatnya ditindak mengingat John adalah pewaris utama perusahaan kakek buyutnya.

Esoknya, keduanya melihat ibunya Luna keluar dari rumah putra mereka. Nyonya Deswanti menghampiri.

"Bagaimana kalian bisa kenal John? Putraku itu tak mungkin mengenal orang-orang miskin seperti kalian!"

Nyonya Deswanti bertanya dan ibunya Luna merasa pertanyaan itu memang harus dijawabnya. 

Dengan jujur, ibunya Luna menceritakan bagaimana Jonathan akhirnya menikah dengan putrinya.

"Oh, jadi kalian menjual putrimu? Ckckck .... Keterlaluan kamu sebagai orang tua!"

Luna baru saja keluar dengan memakai handuk di kepalanya. Nyonya Deswanti yang melihatnya tersenyum sinis mengejek. 

"Andalan orang miskin agar bisa tinggal di istana ini adalah dengan menjual tubuhnya," teriaknya dengan cukup keras.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Marry with Sugar Daddy    26. Musibah Baru

    Nyonya Deswanti berdiri mengawasi Jonathan yang berjalan sempoyongan. Ia menyuruh Mira untuk memapah Jonathan.Adiknya yang bernama Tono, merasa cemas dengan keponakannya. “Bukannya dia seharusnya di kantor sekarang, kamu kenapa tega sama anak sendiri, Kak?”Nyonya Deswanti melirik adiknya, tajam dan sedikit melunak karena ia tahu adiknya ini sayang dengan Jonathan sejak kecil.“Aku harus sedikit keras, John kurang berbakti padaku. Seharusnya dia sadar, wanita yang bernama Luna tidak memiliki manfaat apapun di rumah ini,” tukasnya seraya duduk dan menyesapi kopi hangatnya.Tono, begitu miris melihat keadaan keponakannya yang dianggapnya anak sendiri. Ia dan istrinya mati-matian membela sang kakak untuk membantu meluluhkan hati Jonathan agar bersedia menikahi Mira, malah akhirnya jadi begini.“Aku harus bawa dia ke rumah sakit. John memang salah, tapi otaknya tak boleh kamu kuasai, dia masih bisa melakukan segalanya,” ucap Tono cepat.Adiknya melangkah mendekati Jonathan, sedangkan Nyo

  • Marry with Sugar Daddy    25. Penyesalan

    “Kamu mau kemana, John?”Jonathan sedang berdiri dan memegang kunci mobil, ia menghentikan langkahnya, lalu menoleh pada mamanya yang bangun karena mendengar suara langkah kakinya.“Aku akan ke rumah orang tua Luna, Mah. Dia istriku. Dia berhak tinggal disini,”“Luna pergi dengan keinginan sendiri. Jadi buat apa kamu mengejarnya. Dia tidak butuh kamu lagi, John. Uang sudah didapatkan,”Jonathan diam, dia terpaku tapi kemudian memutuskan untuk pergi. Langkah kakinya tampak tegas dan mantap untuk pergi ke rumah ibunya Luna. Dia tahu istrinya ada disana saat ini.Nyonya Deswanti hanya diam, tak bisa berkata-kata. Ia membiarkan putranya pergi. Tapi setelah beberapa menit, ia menyuruh seseorang untuk melakukan tugasnya.**G6ari berganti hari, sudah satu minggu Luna berada di rumah ibunya dan kali ini ibunya tidak bisa tinggal diam.Akhirnya ia bertanya dan meyakini bahwa putrinya memiliki masalah yang cukup pelik namun tak memberitahunya.Ia ingin Luna terbuka dan tahu bahwa ia sebagai or

  • Marry with Sugar Daddy    24. Kenapa Kamu Disini?

    Sepanjang malam, ia tidak bisa tidur. Pikirannya tertuju pada Jonathan yang selalu mengirimnya pesan.Pria itu mencarinya. Dalam pesannya, Jonathan mengetik kalau ia tidak akan menikahi Mira, apapun alasannya.Sungguh ini merupakan hal yang tidak ia inginkan sepanjang hidupnya. Menikahi pria tua kaya dan mengkhianatinya.Ia tahu ini pasti akan terjadi mengingat orang tua Jonathan tidak menyukainya. Keluarga besar pria itu bahkan lebih peduli pada kesehatan mamanya Jonathan ketimbang perasaannya sebagai istri Jonathan.Sesekali ia mendengar beberapa sindiran yang cukup menyedihkan hatinya. Sast itu dia sedang berada di dapur dan keluarga Jonathan datang dengan menyerukan bahwa ia harus menikahi wanita yang berkelas seperti yang diinginkan mamanya.Jonathan, pria itu cukup baik tapi ternyata labil dan tiba-tiba pengakuan mengejutkan membuatnya berpikir.Kehamilan mantan kekasihnya menjadi pangkal utama bahwa ini harus segera diakhiri. Ia akan mengalah tapi bingung harus mengatakan apa se

  • Marry with Sugar Daddy    23. Perasaan Gelisah

    Dengan tergesa-gesa, Jonathan membawa mobilnya menuju rumah sakit. Di sisinya, Luna terus menggenggam tangannya, sesekali mengusap punggungnya, mencoba menenangkan.Pikiran Jonathan kacau. Kata "kritis" terus terngiang di kepalanya, disusul bayangan wajah mamanya yang pucat dalam mimpinya."Kondisi mamamu kritis, John," ucap pamannya.Jonathan tahu, semua keluarganya sangat memperhatikan mamanya, mereka mewanti-wanti agar ia tak menyakiti hati mamanya lagi.Tapi sekali lagi ia sadar bahwa kini ia telah memiliki Luna dan hanya bisa memikirkan yang terbaik saja.Di usianya yang telah menginjak kepala empat, ia tahu mamanya menginginkan adanya seorang keturunan yang dimilikinya.Sejujurnya ia juga tahu bahwa keinginan memiliki telah lama diidamkan, begitu juga dengan almarhum papanya.Setibanya di rumah sakit, Jonathan langsung berlari ke ruang ICU, diikuti oleh Luna. Di sana, beberapa kerabat dan juga Paman Tono sudah menunggu, raut wajah mereka dipenuhi kecemasan.Tanpa berkata-kata, J

  • Marry with Sugar Daddy    22. Memutuskan Pulang

    Jonathan mengusap keringatnya. Dari leher sampai punggung basah kuyup karena keringat.Ia merasa aneh dan harus menceritakan hal ini pada Luna. Istrinya kadang sibuk melakukan sesuatu saat ia bangung tidur. Luna selalu bangun pagi setelah melakukan shalat subuh.Ia bangkit dan membuka pakaiannya. Dengan bertelanjang dada, ia menghirup bau harum wawangian udara segar dan pepohonan yang bertiup sepoi-sepoi.Ia mendengus kesal. Pikirannya tak bisa tenang meski ia telah lari dari rumahnya. Ia lari juga dari masalah yang membelit. Mamanya seolah mengejar dirinya hingga ke villa ini."Seharusnya aku bisa hidup tenang bersama Luna," pikirnya dengan perasaan gelisah.Malam demi malam di vila, Jonathan selalu diliputi mimpi buruk. Dalam mimpinya, ia melihat mamanya yang pucat dan marah, rumahnya yang gelap dan kosong.Dan ia akan terbangun dengan napas terengah-engah, merasakan kecemasan yang mendalam. Ia melirik Luna yang terlelap dengan tenang di sisinya, dan ia merasa bersalah. Jonathan tahu

  • Marry with Sugar Daddy    21. Mimpi Buruk

    Udara sejuk pegunungan memeluk villa dengan tenang. Jonathan duduk di teras, memandangi bintang-bintang yang bertaburan di langit malam.Luna datang, dengan memakai dress yang cukup seksi berwarna merah keunguan pemberian suaminya. Jonathan yang duduk tersenyum dan memandang wajah istrinya.Luna menyodorkan secangkir teh hangat. Mereka duduk bersisian, tanpa kata, menikmati keheningan yang menenangkan.Jonathan menoleh, memandangi wajah Luna lagi yang diterangi cahaya rembulan. Luna begitu indah dan damai, membuat Jonathan bertanya-tanya, bagaimana ia bisa mengkhianati perempuan sebaik ini.Ia tidak akan melakukannya, tapi kenapa takdir berkata lain dan Mira membawa berita yang membuatnya gelisah dan merasa bersalah pada istrinya ini.Hatinya tidak tenang bahkan cenderung gelisah dan cemas sepanjang hari ini. Meskipun Luna diam dan tak banyak menuntut, ia tidak akan mengambil keputusan yang salah. Ini merupakan langkah awal perjalanan kehidupan yang akan membawanya ke jenjang yang le

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status