Share

12

Author: Ayu Sekti
last update Last Updated: 2025-06-26 16:09:00

Pagi itu, Bayu bertamu di rumah Bu Ningsih untuk menanyakan hal sebenarnya apakah Bu Ningsih benar-benar meracuni Nilam. Beliau gugup dan menundukkan kepala.

"Mas Bayu? Apa yang sedang terjadi? Jadi, Nilam sakit itu karena keracunan roti kemarin? Saya malah tidak tahu. Bu, jawab dong kalau kamu memang tidak bersalah," sahut Pak Dibyo dengan raut wajah terkejut. Bisa-bisanya roti yang diberikan istrinya kepada Nilam mengandung racun. Karena Pak Dibyo bertanya, Bayu menjelaskan semua yang terjadi tentang Nilam. Hingga Pak Dibyo terkejut.

"Kukira tadi kamu ke sini untuk untuk membicarakan masalah sangkar burung yang aku pesan, eh ternyata istriku bermasalah," ungkap Pak Dibyo yang ceplas-ceplos.

"Iya, Pak. Saya tidak bermaksud menuduh Bu Ningsih sebagai pelakunya, tetapi saya hanya bertanya. Jika memang Bu Ningsih bukan pelakunya, seharusnya Ibu tidak boleh takut!"

Bayu terus memancing agar Bu Ningsih mau berbicara.

Bu Ningsih menarik napas berat. "Mas Bayu, maafkan Ibu. Memang saya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mas Duda Yang Dihina   13

    Ia kemudian menuju dapur untuk menyiapkan makan siang bersama Nilam. Ia menggoreng telor dan membuat sayur bening. Setalah semua matang, sayur dan lauk ia letakkan di ruang makan. Ia kemudian menuju kamarnya Nilam. Namun, Nilam masih terlelap. "Nilam, bangun dulu. Makan dulu ya? Ayah sudah masak sayur bening kesukaan kamu!" Bayu membangunkan Nilam yang sedang tertidur pulas. "Ayah, ayo kita makan. Nilam ketiduran soalnya ngantuk banget tadi."Nilam terbangun karena dibangunkan oleh sang ayah. Akhirnya mereka makan siang dengan lahap."Makan yang banyak ya, ayah senang, jika Nilam makannya banyak. Kalau sudah makan bisa bobok lagi," jawab Bayu sambil makan. Ia sedikit tidak selera makan karena Bu Ningsih belum memberi tahu siapa yang tega menyuruh beliau untuk membuat Nilam celaka. "Ayah, jangan melamun ya? Habis ini Ayah mau ngapain?" tanya Nilam sambil makan. Ia memperhatikan sang ayah sedang gelisah. "Nggak kok, ayah hanya sedikit lelah. Mau ngerjain buat sangkar burung," jaw

  • Mas Duda Yang Dihina   12

    Pagi itu, Bayu bertamu di rumah Bu Ningsih untuk menanyakan hal sebenarnya apakah Bu Ningsih benar-benar meracuni Nilam. Beliau gugup dan menundukkan kepala. "Mas Bayu? Apa yang sedang terjadi? Jadi, Nilam sakit itu karena keracunan roti kemarin? Saya malah tidak tahu. Bu, jawab dong kalau kamu memang tidak bersalah," sahut Pak Dibyo dengan raut wajah terkejut. Bisa-bisanya roti yang diberikan istrinya kepada Nilam mengandung racun. Karena Pak Dibyo bertanya, Bayu menjelaskan semua yang terjadi tentang Nilam. Hingga Pak Dibyo terkejut. "Kukira tadi kamu ke sini untuk untuk membicarakan masalah sangkar burung yang aku pesan, eh ternyata istriku bermasalah," ungkap Pak Dibyo yang ceplas-ceplos. "Iya, Pak. Saya tidak bermaksud menuduh Bu Ningsih sebagai pelakunya, tetapi saya hanya bertanya. Jika memang Bu Ningsih bukan pelakunya, seharusnya Ibu tidak boleh takut!"Bayu terus memancing agar Bu Ningsih mau berbicara. Bu Ningsih menarik napas berat. "Mas Bayu, maafkan Ibu. Memang saya

  • Mas Duda Yang Dihina   11

    Salah siapa mengintai orang yang bukan suaminya lagi. Hati iri dan cemburu terasa di hati Rengagnis. Hanya melihat mantan suaminya tersenyum dengan wanita lain saja sudah sesakit ini. Bagaimana jika Bayu menikah dengan wanita lain? Pasti tidak bisa dibayangkan. "Jika memang Nilam sudah baikan, kami bersyukur, iya kan anak-anak? Hayo, Dek Nilam disapa dong, biar nanti bisa ngaji lagi di TPQ. Kalau Nilam mengaji 'kan temannya jadi banyak," ujar Aisyah sambil memberi kode kepada beberapa santriwati untuk menyapa Nilam."Hai Nilam, kamu cepat sembuh ya?" ujar santriwati yang bernama Chaca. Santriwati yang tidak suka menghina sesama teman. Dia baik hati tidak seperti beberapa teman yang lain."Hai Chaca. Iya aku sudah mau sembuh kok. Terima kasih teman-teman sudah mau menengok Nilam," jawab Nilam sambil malu-malu.Akhirnya terjadi perbincangan agak lama dari Nilam dan tamunya hingga mereka pamit undur diri. Terakhir, Aisyah memberikan amplop kepada Nilam berupa uang. Namun, Bayu melarang

  • Mas Duda Yang Dihina   10

    "Tapi dia anak kandungku, Mas. Aku tidak rela sekarang berpisah dengannya. Susah payah melahirkan, tetapi dibalas dengan air tuba," ujar Rengganis yang tidak mau menyerah agar Nilam bersama dirinya. Bayu sedikit emosi karena Rengganis malah merasa benar. "Jangan memutar balikkan fakta, Rengganis. Ini sudah malam, kamu malah nggak mau pulang dan malah membuat gaduh."Bayu bingung bagaimana cara agar Rengganis mau pulang. "Aku tidak akan pulang, sebelum Nilam mau aku ajak pulang," jawab Rengganis dengan entengnya. "Loh, kamu itu nggak boleh memaksa anak, Rengganis? Kamu nggak malu sama tetangga!" sahut Bayu yang semakin kesal dengan tingkah Rengganis. "Saya menginap sampai besok. Apa salah?" Rengganis takut juga sama tetangga jika dimasa sehingga ia hanya menginap di rumah Bayu pada malam itu. "Ayah, biarkan Ibu menginap satu hari di sini. Nanti Ibu biar tidur di kamar Nilam," ujar Nilam yang tiba-tiba memperbolehkan Rengganis untuk tidur di kamar Nilam.Karena itu kemauan Nilam,

  • Mas Duda Yang Dihina   09

    Malam itu terlihat mendung. Langitu pun urung menampakkan bintang dan bulan yang biasanya bercahaya indah. Di rumah Bayu kedatangan tamu tak lain adalah mantan istrinya sendiri yang bernama Rengganis. Rengganis mendengar dari tetangga bahwa Nilam baru saja pulang dari rumah sakit karena sakit perut. Ia menyalahkan Bayu dan menghina Bayu jika Bayu tidak bisa merawat Nilam dengan baik. "Apa kau tahu sakitnya Nilam itu sebabnya apa?" tanya Bayu yang berusaha tenang meski Rengganis menghina seenak jidat."Sakit perut 'kan? Itu artinya kamu tidak bisa menjaga kebersihan makanan yang dimakan oleh Rengganis. Masih jago aku. Hah, mantan suami lemah!" ujar Rengganis yang masih menghina Bayu. "Percuma berbicara denganmu. Nggak ada gunanya. Cepat pergi!" usir Bayu dengan nada sedikit keras. Ia tidak perlu menceritakan keracunan yang menimpa Nilam. "Saya tidak akan pergi sebelum menceritakan apa sebenarnya yang terjadi pada Rengganis. Ini sudah malam, aku akan menginap di sini!" tolak Renggan

  • Mas Duda Yang Dihina   08

    Langit yang gelap karena mendung terlihat di balik jendela kamar Nilam yang tergolek lemah di ranjang. Ia baru saja muntah-muntah karena mual dan perutnya terasa melilit. "Ayah, perutku sakit," rintih Nilam dengan suaranya yang lemah. "Bertahanlah, Sayang. Ayah akan meminta bantuan Om Seno untuk mengantar kamu ke rumah sakit!" Bayu tidak bisa diam saja melihat putri tercinta sedang kesakitan. Ia berlari ke rumah Seno yang tidak jauh dari rumahnya. Tidak lama setelah Bayu mengetuk pintu, akhirnya dibuka oleh Seno sendiri. Bayu langsung mengutarakan maksudnya. Seno pun dengan antusias mau mengantar Nilam ke rumah sakit dengan mobilnya. Seno dengan sigap membawa mobilnya sampai di depan rumah Nilam pada malam itu. Bayu masuk ke kamar Nilam dan menggendong Nilam menuju mobilnya Seni. Tidak lama, mobil tersebut melaju menuju Rumah Sakit Medika. Sepanjang perjalanan, Bayu mengelus punggung Nilam, menenangkan putrinya yang semakin lemas. Pikirannya melayang-layang. Memikirkan apakah r

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status