Share

36. Jahil

Selang sepuluh menit, Dona kembali menghampiri Fairel. Ia memandangi dua orang di depannya yang begitu lama, bahkan cuman menyebutkan nama saja, kenapa mereka mengobrol begitu lama? Hingga antrian semakin panjang.

"Gimana?" tanya Dona kepada Fairel.

"Belum tuh, di depan ada tiga orang lagi."

Dona menghela nafas mendengarnya. Ia mimijit pangkal hidungnya yang berdenyut sakit. Antrian yang panjang, sangat membuang-buang waktu.

Walaupun sudah mencuci muka dan membersihkan diri, tetap saja otak Dona kembali keruh ketika melihat antrian yang panjang itu.

Berbeda dengan Fairel yang menahan mati-matian senyumnya agar tidak mengembang. Entah kenapa, pria itu senyum-senyum sendiri bak orang gila.

"Haduh, cepetan kek, cepetan kek, cepetan kek." Dona menghentak-hentakkan kedua kakinya ke pasir dengan gemas. Haknya menghentak, membuat Fairel merasa lucu sendiri.

Setelah satu orang itu selesai, Dona menghembuskan nafas lega.

"Tinggal dua orang lagi," ucap Fairel menenangkan.

Dona menganggu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status