Share

Bab 15

Marissa tertidur dengan lamas di ranjangnya. Ia mengambil ponsel dan membukanya. Ini pertama kalinya ia memegang ponsel setelah pingsan.

Tentunya banyak notifikasi muncul di ponselnya. Ada pesan dari Nia, Roy, teman-temannya dan … Farissa. Marissa mengernyit, untuk apa Farissa memberinya pesan. Apakah ia lapar?

Marissa pun membuka pesan dari Farissa. Betapa terkejutnya ia melihat pesan dari Farissa. Hatinya teriris-iris. Tak menyangka bahwa semuanya akan menjadi seperti ini. Andai saja ia tak bertukar kehidupan dengan Farissa waktu itu, pasti semuanya tidak akan seperti ini.

Marissa memijat kepalanya yang terasa pening. Bahkan untuk mengistirahatkan pikiran saja ia tidak bisa. Ia pun menarik nafas lelah.

"Ada apa Marissa?" Alard bertanya seiring dengan kemunculannya di samping Marissa.

"Gak papa," sahut Marissa tersenyum tipis.

"Jangan bohong. Aku tahu kamu lagi banyak pikiran," ujar Alard.

"Aku kepikiran saudaraku."

"Dari dulu kamu tetap sama. Terlalu nekat dan pemberani," timpal Ala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status