Namun, sekarang jelas bahwa berita Harvey masuk ke kantor polisi sudah diketahui oleh publik.Harvey menatap Andre yang bersikap santai. Dia menggertakkan giginya dengan keras, sementara pipinya juga ikut mengencang.Pasti Andre yang sudah menyebarkan berita dia masuk ke kantor polisi!Sekarang, Andre juga mengumumkan di depan publik bahwa Harvey adalah wali dari pihak tergugat.Dia ingin mendorong Harvey ke panggangan untuk dipanggang!Harvey menarik napas dalam beberapa kali, menyesuaikan emosi yang berkobar seperti api di dadanya.Dia melihat Andre memiringkan kepalanya ke belakang. Amari yang mengenakan borgol perak tampak berjalan keluar dengan wajah penuh darah.Ketika Amari menghadapi begitu banyak orang seperti ini, ada ketakutan yang muncul di matanya.Namun, mengingat bahwa dia harus masuk penjara karena Jojo, sementara Harvey sama sekali tidak berencana membantunya mengurangi hukuman, Amari hanya bisa mempertaruhkan segalanya di sini."Aku asisten yang bertanggung jawab atas
Dalam sekejap mata, sosok Harvey sudah menghilang di pintu ruang interogasi."Pak Harvey! Pak Harvey!"Tidak peduli bagaimanapun asisten itu berteriak, dia tidak bisa menghentikan kepergian Harvey.Dia ditekan polisi ke kursi, sementara ekspresinya tampak putus asa.Andre menarik kursi untuk duduk di hadapannya. "Pak Amari, kamu disuruh orang untuk menyalakan api. Kalau kamu ingin mengurangi hukuman, aku juga bisa membantumu."Pada saat Harvey keluar dari kantor polisi, ponselnya berdering.Sebelum dia sempat menjawab telepon dari sekretarisnya, dia sudah berhadapan dengan ratusan kamera.Sekarang perkembangan internet sudah maju. Yang datang bukan hanya wartawan, tetapi juga ratusan blogger TikTok. Mereka mengarahkan kamera ponsel ke wajah tampan Harvey."Semuanya, Presdir Perusahaan Ferdian, Harvey Ferdian sudah keluar! Aku dengar kebakaran di aula Sekolah Swasta Genta Raya ada hubungannya dengan dia.""Pak Harvey, kenapa asistenmu membakar aula? Apakah kamu yang menyuruhnya?""Pak H
Jari-jari Harvey yang memegang kartu nama terkepal lebih erat, hingga buku-buku jarinya menampakkan warna putih pucat dari bawah kulit.Yang dipegangnya bukanlah kartu nama Andre, melainkan surat tantangan yang dikirimkan Andre padanya!Harvey tertawa mengejek. "Apa itu seperti bintang dan rembulan? Apa pula bulan tertutup, bintang tetap terang? Memangnya kamu perlu menyamarkan tindakan memata-matai istri orang lain dengan kata-kata seindah dan seanggun itu?"Kartu nama pengacara Andre dipelintir menjadi gulungan oleh ujung jari Harvey yang panjang dan kuat.Harvey melepaskan tangannya, sementara kartu nama yang kusut dan sudah berubah bentuk itu tergelincir dari telapak tangannya, lalu terjatuh ke lantai.Dia mengangkat kaki untuk menginjak kartu nama Andre.Harvey memberi isyarat pada Andre untuk melihat pergelangan tangannya. "Ini adalah hadiah ulang tahun dari Wanda untukku. Jam mekanik fase bulan Jaeger-LeCoultre."Harvey mengangkat alisnya, lalu menekankan kata-katanya, "Fase bul
Amari takut kalau dia secara tidak sengaja mengatakan sesuatu yang salah, dia akan membuat Harvey marah lagi."Tuan … Tuan muda Jojo memintaku untuk menyalakan api karena berharap Nona Wanda dan Pak Harvey bisa berlari masuk ke dalam api untuk menyelamatkannya. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini agar kalian berdua berbaikan kembali."Amari memohon dengan wajah menderita, "Aku nggak tahu kalau material bangunan lantai atas aula ternyata bukan material tahan api. Pak Harvey, aku yang kurang pertimbangan. Aku mohon selamatkan aku!"Pada saat itu, seorang polisi mendorong pintu. Dia berdiri di luar pintu sambil mengumumkan."Pengacara yang ditugaskan Pak Leonard, wali Ziko, sudah datang."Setelah polisi selesai berbicara, seorang pria bertubuh tinggi dan tegap melangkah masuk.Harvey yang duduk di kursi mengangkat pandangan, melihat pria yang berparas tampan dan anggun itu tersenyum padanya.Andre mengenakan jas abu-abu gelap. Mata dan alisnya tajam, seakan ada bintang di dalam matanya
Harvey duduk di kantor polisi, menonton video rekaman kamera pengawas yang disediakan polisi untuknya.Di dalam video rekaman itu, asistennya menempatkan bahan mudah terbakar di lantai atas aula, lalu menyalakan api.Asisten yang menyalakan api itu duduk di hadapan Harvey, dengan kedua tangan diikat dengan borgol perak.Pada saat ini, kemarahan Harvey mencapai puncaknya. Wajahnya yang tegas seperti pahatan langsung menegang, mata hitamnya memancarkan pantulan merah darah. Dia berdiri, mencengkeram kerah asisten itu, lalu dengan keras menarik asisten itu ke arahnya.Dada asisten itu menabrak tepi meja, mengeluarkan suara benturan pelan. Dia bertatapan dengan pandangan Harvey yang seakan ingin mencabiknya. Kedua kakinya yang ada di bawah meja pun bergetar hebat."Pak ... Pak Harvey, dengarkan penjelasanku!"Polisi segera maju untuk menahan Harvey, ingin membuat Harvey melepaskan tangan yang mencengkeram kerah asisten itu."Pak Harvey, tenangkan dirimu dulu.""Bagaimana bisa kamu menyuruh
"Kenapa Ziko bisa terjebak?" Asisten merendahkan suaranya saat bertanya pada Jojo."Aku nggak tahu."Jojo tidak menjawab, asisten juga tidak berani terus bertanya.Seorang pengawal keluarga Ferdian menyarankan, "Pak Harvey, sebaiknya kami mengantarmu pulang dulu. Begitu petugas pemadam kebakaran menyelamatkan Nona Wanda dan Tuan muda Ziko, kami akan segera memberitahumu."Harvey tersenyum dingin. "Aku akan menunggu di sini! Kalau nggak melihat mereka, aku nggak akan pergi!""Ayah!" Jojo berkata, "Apakah Ibu sengaja bersembunyi di dalam, nggak mau keluar?""Apa yang sedang kamu bicarakan?"Pandangan Harvey tajam seperti pisau, seolah bisa membelah tubuh kecil Jojo!Di bawah tatapannya, Jojo seolah terpaku di tempat."Antar Jojo pulang." Setelah Harvey memberikan perintah, dia mengabaikan Jojo."Tuan muda, biar aku mengantarmu pulang."Jojo menatap punggung tinggi Harvey. Pria itu berdiri di depannya, tetapi terasa begitu jauh darinya."Ayah!" Jojo menggerakkan bibirnya, memanggil Harvey