Share

Bab 209

Penulis: Amrita
Setelah makan, Wanda segera menyelinap ke ruang kerja Leonard.

Ruang kerja Leonard sebenarnya tidak cocok disebut ruang kerja, melainkan lebih tepat disebut perpustakaan.

Di kediamannya, tersembunyi sebuah perpustakaan tiga lantai. Buku-buku di sana kebanyakan merupakan edisi langka, sebagian besar masuk dalam klasifikasi rahasia. Bahkan para profesor dari universitas ternama pun belum tentu bisa menyentuh data dan informasi yang ada di dalamnya.

Wanda tenggelam dalam lautan pengetahuan, tapi Sasha dan Fabian masih menunggunya. Setelah membaca lebih dari dua jam, dia keluar dari ruang kerja dengan perasaan belum puas.

....

Peternakan Megaloka, di bawah lereng.

Angin dingin di pegunungan berembus kencang.

"Papa, aku mau pipis! Aku sudah nggak tahan lagi!!"

Suara Jojo terdengar seperti akan menangis.

Dia putra kesayangan keluarga Ferdian yang selalu dimanja.

Namun kini dia dalam situasi memalukan. Jojo bersandar di bawah lereng, kedua tangannya terikat di sisi tubuh, tidak memungkinkan m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 216

    Dia mengira, Luna sengaja memancingnya.Harvey sudah terlalu sering melihat wanita bermain trik tarik-ulur semacam ini padanya.Namun, meski dia sudah melelang mobil-mobil sport yang Luna inginkan, Luna tetap tak muncul juga.Ini membuat Harvey mulai meragukan, apakah balapan di Gunung Elok itu hanyalah mimpi indah penuh adrenalin yang dia lamunkan sendiri.Dan kali ini, Luna akan muncul lagi.Harvey mengirim pesan suara kepada Yuda. [Begitu Luna muncul di balapan internasional, awasi dia dengan ketat!]Dalam hatinya ada dorongan kuat. Dia ingin membuka helm Luna dan melihat wajah aslinya!....Mobil Corona hitam melaju perlahan di jalan, seolah menempel pada aspal. Irfan duduk di kursi penumpang depan.Dia menoleh, memandang Wanda yang sedang menyetir, wajahnya tersenyum manis.Mereka seakan kembali ke lima tahun silam, bahkan mungkin lebih jauh lagi.Meskipun sudah lima tahun tidak saling menghubungi, saat bertemu kembali, mereka sama sekali tidak merasa canggung, seolah hati mereka

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 215

    "Luna juga akan ikut balapan eksibisi?" Yuda baru pertama kali mendengar kabar ini.Dia bertanya pada Wanda dengan ragu, "Dari mana Anda tahu?"Namun, tak lama kemudian, dia menyadarinya sendiri.Pasti Irfan yang memberi tahu Wanda.Hubungan Wanda dan Irfan memang sangat dekat. Meskipun Wanda tidak terlalu paham soal balap, dia tetap bisa mendengar kabar tentang Luna dari mulut Irfan.Setelah tahu Luna akan ikut balapan eksibisi, semangat juang Vincent benar-benar tersulut."Luna akan kembali?"Dia langsung menyampaikan kabar ini kepada rekan-rekannya."Aku akan buat dia sadar, bahwa kesuksesannya selama ini karena kami! Tanpa bantuan kami, Luna bukan apa-apa!"Dengan semangat yang berkobar, Vincent berkata pada Irfan, "Kecuali Luna kembali mendapat perlindungan dari bos besar Klub Balap Purnama dan membentuk tim yang lebih kuat dari kami, barulah dia mungkin bisa menang di balapan nanti!"Seorang teknisi lainnya juga menimpali, "Saat ini nggak ada tim balap manapun di dunia yang lebih

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 214

    Sebelum Yuda selesai bicara, Irfan sudah berkata, "Aku benci Perusahaan Ferdian. Semua perusahaanku nggak akan pernah bekerja sama dengan mereka!"Yuda terlihat bingung, "Apa Anda salah paham dengan Perusahaan Ferdian?"Dia menoleh ke arah Wanda, dan seketika seperti menyadari sesuatu, dia pun bertanya pada Irfan, "Apakah Nona Wanda mengatakan sesuatu yang buruk tentang perusahaan kami?""Pak Irfan, tolong jangan salah paham! Nona Wanda sebenarnya nggak begitu mengenal perusahaan kami, dan memang dia punya hubungan yang buruk dengan atasan saya.""Sejak lama Pak Harvey berharap bisa mengontrak Anda dengan bayaran tinggi sebagai pelatih balap Nona Nadya. Mohon pertimbangkan tawaran ini ....""Aku nggak tertarik."Irfan menatap Yuda dengan waspada, lalu merapat pada Wanda dan menyandarkan dagunya di bahu Wanda. "Aku hanya akan melatih Luna saja!""Irfan, ini kesempatan yang sangat menguntungkan. Kenapa nggak kamu ambil?"Seorang pria paruh baya datang menghampiri. Namanya Vincent, salah

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 213

    Andre merasakan seluruh tubuhnya dingin, tangan dan kakinya membeku, darah dan napasnya terasa seperti ditekan.Dunia ini masih bisa jadi lebih baik atau tidak?Kasurnya Wanda begitu besar, kenapa tidak bisa muat satu orang lagi!Tenggorokan Andre seperti tersumbat, jakun di lehernya bergerak dengan getir.Wanda melihat mata Andre mulai memerah."Andre, kamu kenapa?" tanya Wanda padanya.Pria itu menggelengkan kepala, suaranya agak bergetar, "Nggak apa-apa, aku hanya ingin kamu bahagia."Kepala Wanda penuh tanda tanya.Irfan yang melingkarkan tangannya di pinggang Wanda mengencangkan pelukannya. Dia meletakkan dagunya di bahu Wanda dan berkata pelan, "Dia aneh sekali!"Tangan Andre terkepal menjadi tinju, dia belum pernah merasa diperlakukan sewenang-wenang seperti ini!Anak anjing kecil itu merasa dimanjakan Wanda dan terus mencari celah untuk mencemarkan namanya!Andre hendak membalas dengan sindiran ....Dengan penuh kasih sayang, Wanda menyentuh wajah Irfan. "Kita pulang dulu, kamu

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 212

    Ketika pandangan Irfan bertemu dengan Andre yang menatapnya tajam seperti menghunuskan pisau, hatinya berdebar beberapa kali.Siapa ini? Wajahnya agak terasa familier.Dia baru saja turun dari pesawat, bagaimana bisa langsung bertemu musuh?Sementara itu, Sasha dengan santai mendorong troli bagasi dan berlari kencang di atas lantai keramik yang licin.Irfan ketakutan oleh tatapan Andre, dan langsung berlindung di belakang Wanda.Irfan memang selalu pemalu dan tidak terbiasa berinteraksi dengan orang lain, apalagi jika diperhatikan oleh lawan jenis.Setelah dia memotong rambutnya pendek dan bergaya pakaian yang lebih maskulin, pandangan lawan jenis pun jarang lagi tertuju padanya.Meski ada yang memperhatikannya, itu hanya karena wajahnya yang tampan, dan tatapan yang diterimanya umumnya bersahabat.Fabian menyapa Irfan dengan nada dingin sambil mengangguk, "Lama nggak bertemu."Irfan juga mengangguk padanya, menganggap itu sudah sebagai salam untuk bertegur sapa.Kakak laki-laki Wanda

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 211

    Andre tertawa sinis dengan nada meremehkan."Hah, sepertinya aku mendengar suara hati seseorang yang hancur berkeping-keping."Suara serak dan dinginnya penuh kesombongan, lalu dia menatap ke arah Fabian.Dia kira wajah Fabian pasti sudah gelap karena marah. Namun ternyata, Fabian hanya menyilangkan tangan di dada. Dia memandang kedua orang yang sedang berpelukan dengan tatapan dalam dan gelap, bahkan ada sedikit ekspresi lega di matanya.Andre terdiam keheranan.Jadi cuma aku yang jadi bodoh di sini?'Hati yang hancur di lantai itu, ternyata milikku!'Heh, memang pantas dia disebut Letnan Fabian, kalau ada gunung runtuh di depan pun dia tetap tidak goyah.'Padahal, sebenarnya Fabian juga sudah ingin maju dan menghajar Irfan habis-habisan, 'kan?Tapi demi Wanda, dia hanya bisa menahan diri sekuat tenaga.Andre menarik napas dalam-dalam. Dia mencoba belajar dari Fabian. Kalau sedikit-sedikit cemburu, mana bisa dia jadi selingkuhan yang tahan banting?!"Aku juga mau cium Irfan!" seru Sas

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status