Share

Bab 77

Penulis: Amrita
Harvey membuka mata dan meraih ponselnya. Di grup percakapan "Elite Jinggara" yang dibuat oleh Nadya, ada lebih dari 99 pesan belum terbaca.

Meskipun biasanya Nadya juga sering meramaikan grup itu, bertukar candaan dan obrolan tak penting dengan para anak-anak dari keluarga kaya Jinggara hingga pesan tak terbaca menumpuk, kali ini Harvey merasa ada yang berbeda. Diskusi yang begitu ramai hari ini, sepertinya berkaitan dengan dirinya.

Dia membuka grup "Elite Jinggara", dan melihat seseorang membagikan daftar peserta seleksi awal Kompetisi Matematika ALI, sambil menandai @Nadya.

[Juara pertama kompetisi, itu kakakmu, ya?]

[Nadya, kakakmu sepintar itu ya? Kenapa aku nggak pernah dengar kamu cerita tentang dia?]

Ada juga yang sekadar ingin menambah keributan, dan berusaha membuat keadaan makin panas.

[Baru juga cerai langsung jadi juara pertama kompetisi matematika paling terkenal di negara ini. Sekarang giliran mantan suami tercinta @Harvey untuk memberi komentar.]

Saat itu, Nadya muncul
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 137

    Laki-laki itu bersandar di kursi bak seorang raja. Meskipun Wanda duduk sejajar dengannya, terasa jelas bahwa dia dipandang rendah oleh sosok yang lebih berkuasa itu.Sebelum Harvey sempat bicara lagi, Sandy sudah menggebrak meja dan berdiri."Kamu sadar nggak apa yang kamu bilang? Dunia ini sudah terbalik! Seorang perempuan bilang nggak mau tunduk pada laki-laki, kamu ini mau memberontak?!"Sandy menendang kursinya, mengitari meja makan, lalu melangkah ke arah Wanda.Nadya menggigit bibir bawahnya erat-erat, takut kalau-kalau dia akan tertawa jika mulutnya terbuka.Sasha meletakkan sendoknya, matanya yang tajam mengikuti gerakan Sandy.Sandy mengulurkan tangan, hendak menarik kerah baju Wanda."Apa yang kalian lakukan?"Suara Leonard tiba-tiba terdengar!"Kakek!"Sasha sudah berdiri di atas kursinya, dengan sigap dia menangkap tangan Sandy yang terulur ke arah Wanda.Suasana di dalam ruang makan begitu tegang, seolah-olah pertarungan sengit akan segera meledak.Asisten yang bertubuh t

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 136

    Harvey mengernyitkan dahi. Dia memang menyuruh asistennya yang mengurus gaun itu, dan sang asisten mengatakan bahwa gaun itu dibuat khusus sesuai ukuran Wanda. Namun, itu ukuran Wanda pada masa kapan, Harvey tak pernah menanyakannya.Di matanya, Wanda tak ubahnya seperti pajangan kayu, sekadar menempati posisi sebagai istrinya.Sudah lama mereka tak lagi tidur bersama. Harvey sama sekali tidak tertarik pada tubuhnya.Maka, apakah dia gemuk atau kurus, Harvey tak peduli dan tak menaruh perhatian sedikit pun."Kalau gaunnya nggak pas, bisa diubah. Sampai kamu puas."Harvey merasa, dirinya sudah cukup memanjakan Wanda.Wanda mengambil dokumen yang diletakkan di atas gaun."Perusahaan Ferdian ingin merekrutku masuk ke departemen teknik?"Harvey menjawab, "Aku ingin menempatkanmu di sekretariat utama, menjadi sekretaris pribadiku."Wanda terpaku selama dua detik, lalu tertawa karena ucapan Harvey. "Selama tujuh tahun aku jadi pembantu gratis untukmu, dan sekarang setelah tujuh tahun, kamu m

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 135

    Mengingat bahwa Leonard akan datang, Wanda duduk bersama Sasha, berhadapan dengan Nadya dan kedua orang tuanya.Sandy memasangkan celemek pada Sinta. Sinta bersikap manja layaknya anak kecil."Makan yuk, bayi sudah lapar!"Sandy melirik Harvey, lalu membujuk Sinta, "Pak Leonard belum datang ....""Huhuhu."Sinta tampak kecewa, kedua tangannya mengepal di dekat matanya, pura-pura mengusap air mata yang tak ada.Wanda menarik napas dalam-dalam. Melihat tingkah ibunya yang seperti ini, setiap kali melihatnya tetap saja membuat dirinya geram.Pelayan masuk dan menyampaikan, "Tadi Pak Leonard menelepon, beliau bilang ada urusan mendadak dan akan datang terlambat. Beliau juga menyampaikan agar Anda semua tidak perlu menunggu dan silakan mulai makan duluan."Harvey lalu berkata pada pelayan, "Silakan sajikan makanannya."Sasha melihat bahwa di depan Jojo disiapkan mangkuk anak, sementara di depannya tidak ada. Namun, di depan Sinta malah ada mangkuk anak.Dia langsung tahu, mangkuk anak yang

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 134

    Nadya merasa sangat puas. Dia melepaskan Jojo, lalu melihat ada bekas noda di jaketnya."Hmm? Tadi kamu minum air ya?"Jojo menggeleng."Tadi aku muntah."" ... " Wajah Nadya langsung berubah seketika.Dia buru-buru mengambil tisu basah dan menyeka jaketnya, tapi rasanya malah makin kotor.Nadya menggertakkan gigi geraham belakangnya, lalu diam-diam mendorong Jojo sedikit menjauh."Jojo, kamu duduk, ya."Nadya refleks menahan napas, dia bisa mencium bau busuk dari jaketnya!Sandy duduk di samping Nadya. Melihat Jojo begitu lengket pada putrinya yang bungsu, dia mengangguk puas.Soal perceraian putri sulungnya dengan Harvey, sebenarnya dia tidak terlalu khawatir. Asalkan salah satu dari kedua putrinya bisa mengikat hati Jojo dan Harvey, keluarga Jinata tetap bisa bergantung pada keluarga Ferdian.Saat melihat Nadya bersama kakek-neneknya, Sasha berhenti melangkah. Wajah kecilnya tampak serius.Wanda bertanya, "Pak Leonard, dia ...."Harvey menjawab datar, "Paman mendadak ada urusan ....

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 133

    "Papa!" Jojo membawa ranselnya, berlari gembira ke arah Harvey.Harvey jarang sekali menjemputnya di sekolah, jadi Jojo sangat bersemangat.Para ibu yang melihat Harvey pun sampai tertegun dan sulit melangkah.Yuda menghampiri Wanda, lalu dengan hormat mengundangnya, "Nona Wanda, silakan naik ke mobil."Wanda menolak, "Nggak perlu, aku dan Sasha akan naik taksi ke restoran."Dia memang tidak ingin berada dalam ruang sempit bersama Harvey.Yuda mencoba membujuk, "Pak Harvey hari ini sengaja datang menjemput Anda dan Nona Sasha."Wanda mengeluarkan ponsel dan hendak memesan taksi daring.Yuda pun berjalan ke arah pintu mobil Maybach dan melapor kepada Harvey.Tak lama kemudian, ponsel Wanda berdering. Dia kira itu telepon dari sopir taksi daringnya dan langsung mengangkatnya.Suara Harvey terdengar seperti angin dingin dari kutub utara. "Taksi daring dalam radius lima kilometer sudah aku suruh berhenti semua. Kalau kamu mau jalan kaki ke restoran bersama Sasha, aku nggak akan menghalangi

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 132

    Dalam balutan mantel cokelat pudar, Candra seolah menjelma menjadi musang kuning yang sedang menggoyang-goyangkan ekornya, pura-pura ramah padahal penuh kelicikan.Wanda menatapnya diam-diam, bertanya-tanya sandiwara apa sebenarnya yang ingin dia mainkan.Melihat Wanda tidak menanggapi, Candra berkata dengan wajah serius, "Dengan kondisi di negara kita saat ini, talenta terbaik pun sulit untuk bersinar!""Seperti aku ini, sungguh merasakannya. Aku harus berjuang mati-matian agar bisa keluar dari kota kecil yang tertinggal.""Wanda, aku bicara seperti ini karena menghargaimu. Kalau kamu ingin menekuni riset, ingin berkarya secara akademis, lebih baik melakukannya di luar negeri. Negara kita masih terlalu tertutup, hanya di luar sana kamu bisa benar-benar bebas berekspresi."Wanda menjawab, "Sekarang yang aku pikirkan hanya bagaimana menghidupi keluarga."Melihat bahwa Wanda tidak punya ambisi besar, senyum sinis muncul di wajah Candra. Bagi dia, Wanda hanya cerdas secara akademis dan bi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status