BERSAMBUNG
AKP Yulia kaget, baru saja mandi ‘zunub’ setelah setengah malaman berlayar dengan sang crazy rich tampan, hingga miliknya masih berasa ada yang ngeganjal, terdengar ada ketukan di depan pintunya.Dengan buru-buru dia pakai kaos dan celana pendek selututnya, lalu ke pintu depan, begitu di buka dia heran ada dua tamu tak di kenal.Lebih kaget lagi di halaman rumahnya nangkring sebuah mobil SUV kompak mewah, yang tadi di angkut dengan towing dan baru saja di turunkan, lalu di parkir di halaman rumah kecilnya.“Selamat pagi ibu AKP Yuliana Lestari, saya Rudi dan Imei dari dealer Le**s Cabang Fatmawati, mau antar mobil ini. Ini pesanan dari pa Raymond buat bu Yulia, satu unit mobil RX 500h F Sport+ terbaru. Ini jenis hybrid dan irit BBM, sudah di bayar cash,” kata Rudi,.Sambil membungkuk hormat, pria serahkan kunci dan minta KTP Yulia untuk admin buat di pajak+STNK dan BPKB yang akan segera menyusul dalam beberapa hari lagi.“Astagaa…mimpi apa aku semalam,” gumam Yulia tanpa nyadar sambil
Raymond kembali tertawa dan bilang AKP Yulia ternyata rembes juga ternyata, kirain jaim, apalagi kalau kenakan seragam coklatnya. “Hidup ini kan di buat rileks saja pa Ray, aku juga tak mau stress, toh aku juga manusia biasa, perlu hiburan kan?” ceplos Yulia penuh arti.“Betul juga, aku juga akui saat ini banyak masalah, butuh rileks!” gumam Raymond, baru nyadar, dirinya sendiri juga butuh hiburan, masalah batin bertubi - tubi membuatnya banyak termenungnya.“Biasanya apa hiburan pa Ray yang bikin rileks?” pancing Yulia lagi.Raymond kaget, lalu menatap wajah Yulia dan otomatis menaksir, di balik baju seragam ketatnya tersimpan tubuh yang padat dan menggairahkan.“Apakah bercinta?” belum juga Raymond menjawab, Yulia sudah langsung saja nyolot ke pokok masalah.Kaget juga sang CEO ini, terakhir dia bercinta dengan Indri dan itu sudah beberapa minggu yang lalu, otomatis saat ini jiwa bangornya mulai liar.Kini berduaan dengan si polwan hitam manis dengan tubuh padat menggoda, membuat o
“AKP Yulia, tadi ke sini naik apa?” sapa Raymond sambi berucap begitu, saat melihat sang polisi ahli psikologi ini malah berdiri di pintu keluar gedung kantor miliknya, setelah tadi dari ruangannya.“Lagi nunggu mobil daring pa Ray!”“Hmmm…begitu, ikut aku saja, cancel saja mobil daringnya!” ajak Raymond menawarkan tumpangan, AKP Yulia tanpa banyak tanya langsung setuju.Mobil SUV sport berharga miliaran sudah nangkring di lobby kantor mewahnya dan Raymond persilakan AKP Yulia masuk ke mobilnya.Sempat kagok juga si polwan ini, baru pertama kali ikut numpang mobil mehong, made in Italia ini, bermerek kuda jingkrak dengan tipe Purosangue.Apalagi Yulia bukan berasal dari keluarga kaya raya, dia masuk polisi lewat jalur prestasi, yakni mantan anggota Paskibraka di propinsi DKI Jakarta.Tapi Raymond minta agar si polisi ini enjoy saja, hingga Yulia tak lagi kagok dan mereka mulai ngobrol santai. “Usia kamu berapa AKP Yulia, agaknya masih muda?” Raymond buka obrolan, sambil tetap konsen k
Raymond amati secara seksama tubuh wanita mirip Rahma ini dan dia yakin 100 persen, inilah Rahma yang asli, ada tahi lalat kecil di leher istrinya dan ini tak di miliki Rahma yang di rumah.Raymond sampai mendekati tubuh 'Rahma' ini dan melihat lagi dengan jelas, untuk menyakinkan hatinya.“Astagaa, aku baru ingat, kenapa setiap kali bercinta, Rahma yang di rumah selalu redupkan lampu, sedangkan Rahma selama ini suka berterang?” batin Raymond, mengingat gaya bercintanya dengan istrinya.Dokter tiba-tiba masuk dan Raymond hentikan pengamatanya, setelah memeriksa sana sini, si dokter wanita ini dekati Raymond.“Pasien ini alami guncangan jiwa yang lumayan mengganggu ingatannya, butuh waktu untuk kembalikan kewarasannya, secara fisik tenaganya mulai pulih dan tidak ada yang terluka, baik luka luar ataupun luka dalam!”Mendengar ini Raymond hanya bisa hela nafas, artinya tipis harapannya kuak informasi dengan ‘istrinya’ ini dalam waktu cepat. Walaupun hatinya lega, tidak ada luka fisik pad
“Jangan buru-buru dulu, aku akan telpon Desi agar memandikan anak ini, lalu beri pakaian bagus, agar dia enjoy bercerita,” cegah Raymond, hingga Mike dan Barlan mengangguk.Desi datang satu setengah jam kemudian, tanpa ragu dia ajak Mona ke sebuah hotel yang tak jauh dari rumah sakit ini dan memandikan bocil ini sampai bersih, lalu di berikan pakaian bagus.Wajah Mona pun kini terlihat makin cantik dan menggemaskan.Mona makin bahagia, saat Desi belikan boneka labubu yang sangat lama dia idam-idamkan. Tentu saja ini semua atas perintah Raymond, agar bikin Mona senang dulu, untuk mudah korek keterangan dari mulutnya.Setelah wanita mirip Rahma kini di pindahkan ke ruang perawatan VVIP dan terlihat nyenyak bobo seteah di beri suntikan beris obat penenang, untuk suntik vitamin, karena menderita lapar berhari-hari.Tak lama Desi datang bersama Mona.Raymond, Mike dan Barlan sempat pangling lihat Mona yang gendong boneka Labubu-nya, yang kini sudah berbaju bagus plus sepatunya juga baru dan
“Permisi Om…sedekahnya Om, belum makan sejak tadi malam hingga saat ini, juga buat bibi cantik yang kurus dan agak terganggu otaknya!”Raymond yang sedang melamun kaget, saat seorang anak kecil perempuan seumuran anaknya Mamon sodorkan tangan padanya.Raymond menatap gadis kecil yang wajahnya kotor kena debu ini, bajunya juga ada yang sobek di bagian baju dan ujungnya, sendal-nya juga kotor dan menghitam.Bak bumi dan langit saja penampilannya saat ini di bandingkan dengan Raymond. Tapi pria yang sedang gabut ini malah penasaran dengan kata-kata si pengemis kecil ini.“Siapa bibi cantik kamu yang terganggu otaknya?” tanya Raymond sambil lepas kacamatanya dan menatap tajam wajahnya.“Om mau lihat, sini dyeeh ikutan Mona, tapi belikan dulu makanan, laper banget Om,” sahut si gadis kecil ini.“Boleh, ayo kita cari rumah makan, kamu boleh makan sepuasnya,” Raymond yang tadi jongkok kini berdiri lagi.Mona si gadis kecil ini dengan langkah riang langsung tunjuk sebuah restoran cepat saji, y