Share

Bab 373 Permintaan Saffa

"Papa?" Kami berucap bersamaan.

Sedangkan pria yang kami sebut terlihat keheranan seraya memindai wajah kami satu per satu.

"Kenapa? Kok, wajah kalian tegang kayak gitu? Gak suka, kami datang? Yasudah, kita pulang lagi."

"Eh, jangan!" ujar kami serempak.

Aku dan Alina menuntun Mama dan Papa untuk masuk ke rumah, sedangkan Aldi dan Adikara menutup pintu kembali setelah mengajak supir Papa untuk masuk. Akan tetapi, ditolak pria muda yang tak lain anak dari Bi Narsih.

Dia bekerja menggantikan ayahnya yang memutuskan berhenti karena usia yang tak lagi muda.

"Kalian kenapa, sih? Kok, aneh?" Mama bertanya seraya terus melangkah mengikuti tuntunan kami.

"Enggak apa-apa, Mah. Tadi itu, kami kira yang datang ... Haikal. Makanya kami siap-siap untuk menyerang," jawabku jujur.

"Dasar kalian ini. Mama kira sengaja menyambut kedatangan kami, eh tahunya sedang pasang kuda-kuda."

Aku beserta yang lainnya tertawa setelah Mama berucap. Kedua mertuaku itu langsung aku persilahkan duduk di ruang
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status