Share

Tuan Putri telah Kembali

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2025-04-25 12:02:39
Ingatan pahit datang perlahan di benak Anaby, membawa dirinya pada lorong waktu yang telah lama tertutup.

Dulu, di hari yang sama, ayahnya harus dilarikan ke rumah sakit akibat kesalahan yang ia perbuat. Sambil berurai air mata, Anaby menggenggam tangan sang ayah yang terbaring tak berdaya. Rasa penyesalan pun tak henti menerpa dirinya, kala sang ayah menghembuskan nafas terakhir.

Tak lama setelah sang ayah meninggal dunia, ia menerima undangan pertunangan baru. Bukan untuk dirinya, melainkan antara Michael dan Laura. Ibu tirinya yang memberikannya dengan senyum setengah mengejek.

Anaby menolak datang, dan memilih untuk tetap berada di rumah bersama Aslan. Dan setelah itu, ia mendengar kabar bahwa Michael, Laura, dan Nyonya Kemala pindah ke luar negeri.

Anehnya, ia tak pernah mendengar kabar pernikahan mereka. Tak ada undangan. Tak ada foto. Bahkan tidak satu pun berita di media.

“Mungkinkah Michael dan Laura tidak pernah menikah? Tapi, kenapa?” guman Anaby penasaran.

Pertanyaan itu
Risca Amelia

Apakah Aslan akan datang dan mengacaukan rencana perjodohan Anaby dan Michael? Yuk, komen dan jangan lupa berikan gems dan like untuk mendukung Anaby.

| 3
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nessa Ness
semoga ana sukses merubah kega2lannya...
goodnovel comment avatar
Puji Lestari
jangan kacaukan please
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Meminta Bantuannya Sekali Lagi

    “Maaf, saya sendiri tidak tahu siapa yang membayarnya,” jawab sang perawat.“Pihak keuangan hanya memberi tahu bahwa semua tagihan telah dibayar lunas. Bila ingin menanyakan lebih lanjut, bisa langsung ke bagian administrasi.”Lekas saja Anaby mengangkat tangan sedikit, menolak dengan halus.“Tidak perlu. Terima kasih banyak atas bantuannya.”Perawat itu tersenyum hangat, lalu melangkah mendekati sisi ranjang Tuan Carlo. Dengan gerakan terampil, ia mulai melepas selang infus yang masih menancap di tangan pria paruh baya itu. Sensor nadi di jari, selang oksigen di hidung, serta elektroda pemantau di dada Tuan Carlo juga dicabut satu per satu. Terakhir, sang perawat membersihkan bekas perekat dengan kapas alkohol dan menutup bekas tusukan dengan plester kecil.“Sudah selesai, Tuan,” ujar sang perawat sambil menata alat-alat medis itu ke dalam nampan kecil.”Jangan lupa minum obat sesuai jadwal. Sebentar lagi kursi roda akan diantar.”Pak Damian yang sejak tadi hanya mengamati dari sisi

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Cara Mengalahkan Musuh

    Sambil duduk di kursi di samping tempat tidur ayahnya, Anaby menggenggam ponsel dengan kedua tangan. Tubuhnya bersandar, tetapi pikirannya melayang ke detail rencana yang harus ia wujudkan dalam waktu yang sempit.Anaby menatap layar beberapa lama. Ia tahu benar betapa padatnya jadwal Bu Julia, dosen pembimbing semasa kuliahnya yang kini menjadi Kepala Departemen Matematika. Menelepon secara langsung mungkin bukan keputusan bijak. Maka, ia memilih untuk mengetikkan pesan saja.Kalimat demi kalimat disusun oleh Anaby dengan ketelitian, seperti ia sedang menulis surat penting di halaman pertama hidupnya.[Selamat sore, Bu Julia, saya Anaby Buana. Semoga Ibu dalam keadaan sehat dan bahagia. Maaf mengganggu waktunya][Saat ini perusahaan saya, Nova Education, akan meluncurkan program pembelajaran matematika terbaru untuk siswa SMU. Saya ingin sekali melibatkan Prof. Hansel dalam penyempurnaan metode ini. Jika Ibu mengetahui kontak atau keberadaan Beliau, saya akan sangat berterima kasih b

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Calon CEO Baru

    “Belum saatnya,” jawab Aslan, lembut dan merendah. "Saya belum layak menggantikan posisi Anda, Tuan Carlo. Saya masih dalam tahap belajar.”Aslan menggeser posisi duduknya sembari menyentuh lengan Tuan Carlo. Meski sorot matanya menyimpan bara ambisi, tetapi ia tetap menampilkan ekspresi penuh kerendahan hati. Namun tak berselang lama, Aslan melanjutkan dengan nada antusias.“Anda pasti ingat bahwa besok akan berlangsung rapat tahunan dengan dewan direksi. Saya berniat memperkenalkan sebuah program pembelajaran matematika terbaru,” pungkas Aslan.“Program ini khusus untuk siswa SMA yang bersiap menghadapi ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi. Jika rencana program saya berhasil mendapat lampu hijau, maka saya berharap itu cukup untuk menunjukkan kemampuan saya.”Sinar terang dari lampu gantung membentuk bayangan halus di dahi Tuan Carlo. Tatapannya menghangat, membaur antara kebanggaan dan rasa lega yang kentara.“Bagus, Aslan. Aku tidak salah memilihmu,” ujarnya, penuh makn

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Rayuan Palsu

    Sebelum Aslan bertanya lebih lanjut, Anaby buru-buru menyembunyikan layar ponsel di balik tubuhnya. Senyum yang tadi begitu alami perlahan memudar. Ketegangan mulai merayap di antara mereka, bagai hawa dingin yang menyusup diam-diam di sela pakaian hangat.Anaby menarik dagunya sedikit lebih tinggi. “Aku sedang membalas pesan dari teman. Wajar kalau aku tersenyum.”Aslan mengerutkan kening, jelas tak puas dengan jawaban itu.“Ana, aku tahu kau masih kecewa padaku. Tapi, setidaknya jangan menyembunyikan sesuatu dariku. Kita sedang memperbaiki hubungan, bukan?”Wajah Aslan begitu memelas, seolah menyiratkan penyesalan yang begitu dalam.Dahulu, hati Anaby pasti akan luluh jika melihat sinar mata Aslan yang seperti ini. Namun, sekarang yang terekam di ingatan Anaby justru cara Michael menatapnya, sebelum mereka berdua berpisah di apartemen.“Aku tidak menyembunyikan apa pun,” imbuh Anaby, datar. “Aku juga tidak berutang penjelasan pada siapapun.”Aslan ingin berkata sesuatu lagi, tetapi

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Kecupan Perpisahan

    Anaby terdiam beberapa saat, lalu pelan-pelan berbalik arah. Seketika, satu ide cemerlang muncul. Mungkin ini saat yang tepat untuk membalikkan keadaan. Ia ingin tahu bagaimana rasanya membuat Michael tak berdaya, sebelum mereka harus berpisah. Sesekali, ia perlu membuat pria itu merasakan apa yang dia alami semalam.Dengan tatapan lembut dan gerakan yang anggun, ia berjalan mendekati Michael yang baru saja selesai mengancingkan kemejanya. Pria itu sempat mematung, keningnya mengernyit saat Anaby berdiri tepat di hadapannya.Tanpa sepatah kata pun, Anaby mengangkat tangan dan memegang dasi Michael. Jari-jarinya yang ramping merapikannya dengan gerakan terlatih. Lalu, ia menarik simpul dasi ke atas hingga benda itu menempel rapi di kerah kemeja.Michael hanya menatapnya tanpa bergerak sedikit pun. Ada ketegangan halus di garis rahangnya, matanya tak berkedip memandangi perempuan yang hanya berjarak satu jengkal darinya .“Aku tidak akan dekat-dekat dengan Aslan,” tutur Anaby, penuh ke

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Kehilangan Dirinya

    Kesal dan lelah oleh pikirannya sendiri, Anaby membalikkan tubuh. Jika Michael ingin mengganggunya, biar saja. Ia tidak sanggup lagi tidur dalam posisi ini—sendiri, rindu, dan terlalu dekat dengan seseorang yang bisa mengaduk-aduk perasaannya.Begitu ia berbalik, mata mereka bertemu. Michael masih terbaring tenang, satu lengannya disilangkan di belakang kepala.“Kenapa belum tidur?” tanyanya pelan, datar seperti biasa.Anaby mendengus, merasa ingin melemparkan bantal ke wajah pria itu.“Bukankah kau penyebabnya? Tapi, pura-pura tidak tahu,” rutuknya di dalam hati. Namun di bibirnya, Anaby hanya berucap, “Aku tidak terbiasa tidur di tempat lain. Apalagi, tidak ada…”Buru-buru, Anaby menghentikan ucapannya, matanya melebar. Tidak mungkin dia menyebut Bubu di hadapan Michael.“Kalau kau ingin memeluk sesuatu, katakan saja,” ujar Michael tiba-tiba.Bola mata Anaby membulat seketika. Ia berpikir mungkinkah pria ini memiliki indera keenam, sehingga bisa mengetahui isi hatinya.“Tidak perlu,

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Sentuhan yang Memabukkan

    Sembari memejamkan mata, Anaby mencoba mengabaikan semuanya, hingga satu ingatan tiba-tiba menyentaknya. Tentang seseorang di rumah sakit.“Kau sudah tidur?” tanya Anaby, nyaris berbisik.“Seseorang yang sudah tidur, tidak akan bisa menjawab,” sahut Michael santai dari balik punggungnya.Anaby langsung membuka mata dan membalikkan badan dengan pelan. Kini wajahnya menghadap Michael yang berbaring dengan mata setengah terpejam.Piyama biru tua yang dikenakannya memperkuat citra pria itu sebagai sosok yang tak hanya kuat, tetapi juga misterius. Pria yang tak pernah bisa ditebak isi hatinya.“A-aku ingin berterima kasih,” tutur Anaby. “Karena kau sudah mengirimkan perawat untuk menjaga Papa.”Tak ada gerakan di wajah Michael. Hanya rahangnya yang tampak mengeras sedikit, sebelum pria itu melirik Anaby dari ekor mata.“Hari ini kau mengucapkan terima kasih terlalu banyak,” ujarnya datar. “Aku bosan mendengarnya.”Anaby tercengang. Ia menegakkan tubuh sedikit, menyandarkan diri pada siku.

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Tidur Di sini, Bersamaku

    Langkah Anaby terhenti di depan deretan lemari. Jari-jarinya menyentuh lembut koleksi baju dan beberapa gaun tidur wanita yang tergantung rapi, sebagian masih berbalut plastik tipis seperti baru saja keluar dari butik ternama.Pandangannya tertumbuk pada label-label kecil yang tergantung di kerah—semuanya ukuran tubuhnya. Semua tampak belum pernah disentuh.Ia menelan ludah. Tak perlu berpikir panjang untuk menebak siapa yang menyediakan semua ini. Michael, atau lebih tepatnya, orang suruhan Michael. Lelaki ini memang selalu tahu cara mengacaukan ketenangannya tanpa berkata banyak.Setelah menimbang-nimbang, Anaby memilih gaun tidur sutra berwarna hitam. Paling tertutup di antara semuanya, sekaligus tampak nyaman untuk dipakai.Sembari menggenggam gaun pilihannya, Anaby melangkah ke kamar mandi. Sesaat setelah pintu tertutup rapat, air hangat mengalir di atas tubuhnya. Membawa serta rasa canggung yang masih tertinggal sejak makan malam.

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Dari Mulut ke Mulut

    Dengan gerakan canggung dan terburu-buru, Anaby mendorong perlahan tubuh Michael menjauh, mencoba melepaskan diri dari pelukannya yang hangat dan tak terduga. Gadis itu berusaha menyembunyikan rona merah di pipinya dari tatapan tajam Michael.“Kalau kau ingin mencicipi makanannya… silakan,” gumam Anaby lirih, hampir tak terdengar. Ia langsung melangkah menuju kursinya dan duduk dengan tubuh kaku.Michael tidak menjawab. Ia menatap gadis itu sesaat, lalu menyerahkan tas kertas yang masih ia pegang ke tangan Anaby. “Ini milikmu,” katanya singkat, sebelum kembali duduk di kursinya sendiri, tepat di seberang Anaby.Michael mengambil gelas anggurnya dan meminumnya dengan santai. Pandangannya sesekali melirik ke arah Anaby yang sedang sibuk membongkar isi tasnya.Jemari gadis itu tampak gemetar saat mengeluarkan dua ayam goreng, dua burger, dan dua bungkus kentang goreng, menatanya di meja dengan hati-hati.Diam-diam, Anaby merutuk dirinya sendiri. Entah mengapa setiap kali mereka berdekat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status