Cinta yang Angkuh

Cinta yang Angkuh

By:  Salju BerterbanganUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
50Chapters
13views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Di mana cincinnya?" "Hah?" Dia menarik tangannya kembali. "Aku bertanya, Di mana cincinnya?" Kevin mengulang pertanyaan itu, menatap tunangannya dengan raut ketidakpuasan. "Ada di kantor. Karena aku harus mencuci cangkir kopi, aku melepaskannya dan menyimpannya. Aku takut nanti cincinnya jadi kusam." Jawabannya membuat Kevin sedikit lega. "Jika kau melepaskan cincin itu lagi, aku akan menganggapnya kau akhiri pertunangan kita. Jangan main-main." "Aku tidak membatalkan pertunangan. Aku hanya melepaskan cincin itu agar tetap aman." "Kalau begitu, pakai. Sekarang juga." Tatapan Kevin tak goyah, kata-katanya hampir terdengar seperti perintah. "Baik, baiklah," gumamnya sebagai bentuk protes, lalu merogoh tasnya, mengeluarkan cincinnya, dan memakainya. Setelah itu, dia membalikkan tangannya untuk menunjukkannya kepada Kevin.

View More

Chapter 1

Bab 1 Bayangan Masa Lalu 1

“Jangan genit. Aku paling benci cewek murahan kayak kamu, Rosie!”

Memori terakhir Rosie tentang Kevin, pemuda sebelah rumah, diselimuti kebingungan. Apakah salah jika ia melihat Kevin sebagai pangeran, dan menginginkannya hanya untuk dirinya sendiri? Ia hanya mencintai dan mengagumi Kevin, tak pernah melirik pria lain.

“Kamu ini menyebalkan! Bisa berhenti mengikutiku?!”

Saat itu, Rosie menganggap teguran Kevin itu lucu dan Ia tak pernah merasa malu atau tersinggung. Bahkan saat akhirnya Kevin punya pacar, Rosie tetap gelendotan pada Kevin, menolak untuk melepaskannya. Tak peduli siapa yang coba menghentikannya atau memperingatinya, ia tak mau dengar. Ia merasa yakin bahwa ia ada di sana lebih dulu, dan tak ada yang berhak selain dia. Tapi Rosie salah. Ketika ia menginjak usia delapan belas tahun, Kevin menghukumnya dengan cara yang tak akan pernah dilupakan. Sejak saat itu, gadis muda ini nyaris tak sudi lagi mendekatinya.

“Masih memikirkan masa lalu, Rosie?” tanya ibunya dengan senyum lembut, menyadari ekspresi menerawang putrinya.

“Sedikit, Bu. Aku sudah bertahun-tahun tidak pulang. Semuanya sudah banyak berubah,” kata Rosie. Kini berusia dua puluh lima tahun, ia baru datang dari provinsi lain, dia kembali setelah ayahnya meninggal. Gadis muda itu berbalik dan tersenyum pada ibunya, yang telah menua dimakan usia.

“Kamarmu masih sama. Ayo kita lihat,” kata Ambar, menuntun putrinya naik ke lantai dua rumah kayu itu. Lantai bawah telah direnovasi dengan beton dua tahun lalu, sementara lantai atas masih berupa balkon kayu putih yang mengelilingi rumah.

Begitu Rosie melangkah masuk ke kamar, senyum lebar merekah di wajahnya. Tempat tidur kecil dengan tirai putihnya, serta hanya sebuah lemari pakaian dan meja rias adalah satu-satunya perabot di kamar. Jendela kamar bisa dibuka lebar untuk melihat pemandangan rumah tetangga. Dulu, ia senang menggunakan tempat ini untuk diam-diam mengawasi seseorang. Tapi kini, pemandangannya telah berubah total. Rumah kayu tua berlantai dua di sebelah telah berubah menjadi rumah modern, lebih tinggi dari rumahnya, sampai-sampai ia harus jinjit untuk melihat ke lantai 2 rumah mereka.

“Kapan Tante Paula merenovasi rumahnya, Bu?”

“Sekitar lima tahun lalu. Bisnis keluarga mereka berkembang pesat. Mereka jadi cepat sekali kaya.”

“Dengan pagar setinggi ini, Ibu dan Tante Paula jadi tak bisa bebas ngobrol, ya?”

“Ya begitulah, Rosie. Tante Paula sekarang sibuk bekerja di perusahaan, tidak seperti Ibu, yang hanya di rumah sebagai ibu rumah tangga. Namun, Tante Paula memang berbakat; dia mengelola perusahaan sampai sukses dan terkenal. Dan setelah Kevin ikut membantu, perusahaan itu makin berkembang pesat.” Rosie tersentak mendengar nama itu disebut.

Sepertinya keadaan telah membuat jarak antara dirinya dan Kevin semakin jauh. Dulu, ia hanya perlu menyelinap melalui pagar kayu tua untuk berlari dan bermain di rumahnya. Tapi kini, tembok beton tebal setinggi hampir dua meter berdiri di antara mereka. Bagaimana mungkin ia bisa menyeberanginya? Ia harus menerima kenyataan bahwa mereka kini menjalani kehidupan yang terpisah.

“Kamu lapar, Rosie? Pasti kamu lelah setelah nyetir jarak jauh,” kata Ambar sambil berjalan mendekat dan meletakkan tangan di bahu putrinya, yang masih berdiri di sana, menatap pagar rumah tetangga.

“Aku sudah biasa, Bu. Dulu di peternakan Ayah, aku juga sering nyetir jarak jauh,” katanya dengan senyum tipis. Walaupun ayahnya punya keluarga baru, namun tetap mendukungnya sampai lulus sarjana. Ketika ayahnya meninggal karena sakit parah, Rosie memutuskan untuk memberikan setengah warisan—rumah beserta tanah—kepada istri baru ayahnya.

“Ibu tidak marah padaku kan, karena memberikan setengah warisan Ayah kepada Fiona dan Nico?”

“Ayahmu menyerahkannya padamu, Rosie, yang berarti ia percaya putrinya akan menangani semuanya dengan adil. Jadi, mengapa Ibu harus marah padamu, Sayang?”

“Fiona sangat baik pada Ayah, dan Nico juga sangat manis. Aku tidak ingin mempersulit mereka.” Meskipun sakit hati karena ayahnya telah pindah ke lain hati pada wanita lain, ia tidak bisa lari dari kenyataan. Namun seiring berjalannya waktu, ia perlahan menerima kenyataan itu.

“Ya, Ibu tahu itu.”

“Tapi Ibu adalah ibuku, orang yang paling kucintai dalam hidupku,” katanya sambil berjalan memeluk ibunya. Dan ia tahu betul mengapa ibu mengirimnya untuk tinggal bersama ayahnya, karena dengan nafkah kecil sebagai penjual kue, mustahil untuk membiayai kuliahnya. Bahkan tagihan air dan listrik hampir dibayar dari cicilan satu ke cicilan berikutnya.

‘Ayah bilang Ayah tidak akan mendukungku kalau aku tidak mau tinggal dengannya. Ayah bilang Ibu memanfaatkan Ayah dengan membesarkanku sendiri.’

Dulu, Rosie sama sekali tidak senang dengan syarat ayahnya, tetapi suatu kejadian membuatnya tak ingin lagi tinggal di sini. Oleh karena itu, tinggal bersama ayahnya menjadi pilihan terakhirnya.

“Aku akan kembali tinggal bersama Ibu selamanya, Bu. Rumah itu sudah kuberikan pada Fiona, tapi sebagian tabungan Ayah masih tersisa padaku.”

“Ibu senang kamu mau tinggal bersama Ibu. Tetapi kamu sudah terbiasa dengan kehidupan di peternakan—pekerjaan apa yang akan kamu lakukan di sini, Sayang?” tanyanya, ada nada gembira bercampur keraguan.

“Aku tidak terlalu tahu, Bu. Saat ini, aku hanya ingin istirahat. Aku masih punya sedikit uang, dan dengan tambahan tabungan Ayah, aku bisa hidup cukup nyaman.”

“Tak apa-apa. Jika kamu ingin istirahat, istirahatlah sebanyak yang kamu mau. Ibu masih menjual kue seperti biasa. Akhir-akhir ini, orang-orang memesan kue untuk dijual lagi ke berbagai toko. Gimana kalau kamu bantu Ibu membuat kue sambil istirahat? Jadi kamu tidak akan bosan, dan Ibu tidak perlu menolak pelanggan. Kebanyakan orang ingin kue di pagi hari, tetapi Ibu tidak bisa menyelesaikan semuanya sendirian. Jika kamu bantu, kita bisa mengaturnya.” Ambar membayangkan pendapatannya meningkat dengan bantuan putrinya.

“Boleh juga. Jadi aku tidak akan merasa bosan, seperti yang Ibu bilang.” Gadis muda, yang biasa bekerja itu, setuju dengan ibunya.

“Ayo bantu Ibu jualan kue. Kalau kita punya uang lebih, nanti kita buka toko kue. Bagaimana menurutmu?”

“Hmm, benarkah? Kedengarannya menarik, Bu. Ibu punya banyak pelanggan. Kalau kita buka toko dan punya karyawan, kita bisa sukses pelan-pelan!”

“Ya, semoga begitu.”

Ibu dan anak itu saling berpandangan dan tertawa bahagia, menikmati rencana masa depan mereka bersama. Meskipun mereka tidak punya rumah besar, dan putrinya tidak bekerja di perusahaan besar, Ambar sama sekali tidak merasa kecil hati.

“Atur dulu pakaianmu di lemari, Rosie. Ibu akan turun dan masak untukmu. Oh, dan setelah selesai merapikan pakaianmu, kamu bisa mandi dan istirahat. Kalau makanan sudah siap, Ibu akan datang menjemputmu.”

“Oke, Bu.” Rosie memperhatikan ibunya pergi, senyum merekah di wajahnya.

Meskipun ibunya tidak menghadiri pemakaman ayahnya, Rosie tahu betul bahwa ibunya telah memaafkan Ayahnya. Ketika cinta berakhir, orang harus berpisah. Seseorang tidak bisa memaksakan hatinya ke orang lain. Berpikir tentang hal ini membuatnya merasa malu. Bertahun-tahun lalu, ia masih muda dan egois, melakukan banyak hal tanpa berpikir, tanpa mempertimbangkan bagaimana perasaan orang lain. Jika ia bisa kembali, ia tidak akan pernah melakukan hal-hal itu lagi.

“Apa yang kamu lakukan, Rosie?!”

“Kamu sedang tidak enak badan kan? Jadi aku datang untuk menjagamu.”

“Ini kamarku.”

“Tante Paula sudah memberi izin.”

“Dan kamu pakai baju apa ini, murahan sekali?!”

“Uh…”

“Siapa yang mengajarimu datang dan merayu laki-laki di kamar seperti ini? Pergi! Kembali ke rumahmu sendiri!”

Apa yang merasukinya, pergi dengan baju tipis tanpa bra dan datang ke kamar seorang pria? Paula tidak tahu apa yang ia kenakan karena ia mengenakan jaket. Ia melepas jaket ketika memasuki kamar Kevin, menyisakan hanya gaun tidur tipis yang terlalu banyak memperlihatkan isi di dalamnya.

‘Rosie, apa yang ada di pikiranmu sampai bertindak sangat memalukan?’

Ia tidak tahu dari mana ia mendapat ide untuk menggoda seorang pria. Wajar saja Kevin sangat marah. Kemudian Kevin menarik tangannya dan melemparkannya keluar kamar bersama dengan jaketnya.

“Jangan genit.”

“Aku paling benci cewek murahan kayak kamu, Rosie!”
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
50 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status