Share

Ma, Ada Darah

"Apa Mbak bilang, kami akan menikah?"

Ellen bertanya lalu tertawa lepas. Bahkan kedua tangan memegangi perut. Seolah ia baru saja melihat topeng monyet, menyebalkan.

"Apanya yang lucu?"

Aku menyilangkan kedua tangan di dada, menatap kesal wanita yang duduk di hadapanku. Dia tak merasa bersalah sedikit pun. Harusnya dia minta maaf, bukan tertawa penuh kemenangan.

Apa pelakor sekarang seperti ini? Tidak memiliki rasa takut, apa lagi malu.

"Apanya yang lucu?"

"Yang, ini bukan seperti ...."

"Diam! Jangan ikut campur apa lagi membela wanita itu!"

Aku menatap tajam lelaki bergelar suami. Biar dia diam, tidak terus menerus membela Ellen. Harusnya dia minta maaf, bukan justru menutupi kenyataan yang ada.

"Sekarang kamu pilih, aku atau dia?"

Ellen semakin terpingkal dengan ucapanku. Astaga, amarahku sama sekali tidak ia pedulikan. Pelakor jaman sekarang tidak memiliki rasa takut sama sekali, dia jauh lebih berani dari pada istri sah.

"Aku dan Mas Satriya tidak ada apa-apa, Mbak."

"Mana a
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status