Share

11. Jangan GR!

"Bagaimana bisa begini? Xander, kamu tidak bermaksud modusin aku, 'kan?"

Berulang-ulang kuperiksa pintu yang Xander tunjuk. Rupanya itu adalah pintu yang menghubungkan kedua kamar tidur di lantai dua rumah ini. Dengan demikian baik Xander maupun aku bisa mengakses kamar kami masing-masing tanpa hambatan, sebab pintunya bisa ditutup, tapi tidak memiliki kunci sama sekali.

"Modus apaan? Jangan ke-geer-an, Theodora," sahutnya dengan suara masam.

"Buktinya pintu ini ada biar kamu bebas masuk kamarku dengan leluasa. Ngaku sajalah, Xander, kamu ingin menjadi penguasa rumah ini, 'kan?" tuduhku sembari menudingkan jari telunjukku ke arah Xander.

Pria itu mengetatkan rahangnya, dan kedua tangannya mengepal, tanda ia tengah menahan emosi.

Saat itu barulah aku menyadari, seharusnya aku menahan lidahnya, dan tak semudah itu menuduhnya, meskipun katakanlah ia memang bermaksud begitu. Namun, sepertinya Xander terlanjur tersinggung.

"Memangnya kenapa kalau aku ingin menjadi penguasa rumah ini?
Teha

Halo, pembaca! Simak dan dukung kisah Xander dan Theodora, ya. Tinggalkan komentar dan vote Anda. Terima kasih ^^

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status