“Pak Nelson, ada masalah apa?” tanya Martin dengan sopan.Nelson spontan tersadar dari bengongnya, lalu mulai mengarang indah, “Nggak ada masalah apa-apa. Tadi wakil presdir perusahaan ajak aku untuk minum bersama. Aku bilang aku lagi tidak ada waktu, besok saja!”Setelah anggota Keluarga Limantara mendengar, mereka semua merasa kaget. Wakil Presdir Perusahaan Investasi Sinjaya mengajak Nelson untuk minum bersama? Nelson malah menolaknya?Sepertinya kedudukan Nelson di Perusahaan Investasi Sinjaya memang bukan bualan belaka!Saat ini, anggota Keluarga Limantara langsung maju mengerumuni Nelson. Semuanya ingin menjalin hubungan baik dengannya.Beberapa saat kemudian, terdengar suara mobil berhenti di luar sana. Pintu mobil dibuka, belasan lelaki menuruni mobil dengan memegang parang dan tongkat bisbol.Seorang lelaki berpakaian kemeja putih berjalan di tengah-tengah. Lelaki itu tak lain adalah Robert yang legendaris itu.Saat ini, Robert menggantungkan rokok yang masih belum menyala di
Brandon melirik Hannah dengan terkejut. Awalnya Brandon mengira istrinya tidak peduli dengan hidup matinya. Tak disangka, Hannah akan begitu memedulikannya. Ketika kepikiran hal ini, hati Brandon terasa sangat hangat.Bahkan, Hannah sendiri juga tidak sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini. Hanya saja, dia merasa sangat panik!Siapa lelaki itu? Dia adalah Robert! Robert dari dunia gangster. Hannah memang tidak pernah melihat langsung betapa sadisnya si Robert, hanya saja dia sudah sering mendengar dari mulut orang banyak.Dengar-dengar beberapa tahun lalu, Robert hanyalah seorang preman jalanan. Kemudian, dia mengikuti seorang tokoh terkemuka. Di bawah didikan orang tersebut, Robert baru bisa memiliki kekuasaan sebesar sekarang ini.Dalam dua tahun belakangan ini, Robert juga sudah terjun ke dunia bisnis. Dia pun tidak bersikap sekasar dulu lagi. Hanya saja, Robert masih terkenal dengan kehebatannya di dunia gangster. Jadi, semua pebisnis baik di bidang legal maupun ilegal sangat
Nelson merasa sangat gembira. Dia berjalan ke hadapan Brandon dengan tersenyum lebar. Sebenarnya Nelson sendiri juga tidak menyangka Robert akan datang untuk membantunya. Nelson sungguh merasa terpandang!Biasanya orang-orang bahkan sulit untuk bisa mentraktir Robert! Sekarang dengan adanya bantuan Robert, masalah pernikahan Nelson dengan Hannah pasti akan berhasil!Nelson bisa kenal dengan Robert juga karena sebuah kebetulan. Pernah sekali, Nelson tidak sengaja menabrak seorang wanita cantik di depan Hotel Inna. Kemudian, dia pun dihajar hingga hampir kehilangan nyawanya. Pada saat itu, kebetulan Robert melewati. Dia pun membantu Nelson menyelesaikan masalahnya lantaran tidak ingin bisnis hotelnya terkena imbas. Sejak saat itu, Nelson tahu dirinya bukan hanya memerlukan uang saja, dia juga memerlukan teman.Oleh sebab itu, Nelson memutar otak untuk mencari cara menjalin hubungan baik dengan Robert. Dia bahkan berinisiatif membantu Robert untuk mengurus keuangannya. Untung saja, Rober
Brandon tersenyum dan tidak berencana untuk berbicara. Hanya saja, Robert yang berada di hadapannya malah terlihat merinding.Si pembunuh sadis malah menyadari kakinya terasa dingin, dan hampir mengompol di celananya. Apalagi ketika melihat tatapan Brandon, keringat dingin Robert spontan bercucuran. Dia bahkan tidak bisa berkata apa-apa.Melihat Robert menghentikan aksinya, Nelson yang berada di belakang merasa bingung. Dia berkata, “Kak Robert, nggak usah sungkan, dia hanya orang nggak berguna. Beri pelajaran sama dia! Potong saja tangannya!”Saat ini Nelson tak berhenti menjerit, dan matanya sudah memerah lantaran emosi. Dia ingin sekali menghabisi Brandon.“Orang yang mau kamu habisi itu … dia?” Akhirnya Robert merespons. Dia menoleh menatap Nelson sekilas, dan wajahnya spontan menjadi muram.Robert sudah hampir menangis. Dia berharap semoga Nelson salah menunjuk orang. Kalau tidak ….“Benar! Dia orangnya! Kak Robert, habisi dia!” jerit Nelson sambil menunjuk Brandon.Sementara, ke
Alhasil belum sempat Nelson berjalan ke hadapan Brandon, Robert pun langsung menjambak rambutnya.“Plak, plak, plak ….”Tanpa aba-aba, Nelson pun menerima tamparan. Seketika wajahnya membengkak!Nelson terbengong, lalu berkata, “Kak Robert, aku suruh kamu pukul si pecundang itu … kenapa kamu malah ….”Bukan hanya Nelson saja yang terbengong, semua orang di tempat juga ikut terbengong.Apa yang terjadi?“Kalau kamu ingin mati, jangan ajak-ajak aku. Hari ini aku akan beri pelajaran sama kamu ….” Robert langsung menendang Nelson, dan berkata dengan galak, “Pukul! Pukul sampai babak belur ….”Anak buah Robert awalnya terbengong. Namun saat ini, mereka pun merespons. Berhubung atasan mereka sudah buka suara. Mana mungkin mereka hanya diam di tempat saja?Beberapa saat kemudian, belasan anak buah maju untuk mengerumuni Nelson, lalu mulai menghajarnya.“Kenapa? Kak Robert, kenapa malah aku yang dipukul?!”Nelson dipukul hingga babak belur. Dia pun meronta hendak melarikan diri, tapi perlawana
Apa mata mereka semua sedang rabun? Atau sedang bermimpi?Seorang Robert Jaspar malah bersikap hormat terhadap seorang pecundang?Kenapa Brandon bisa begitu hebat?Semua orang ingin mencubit mereka sendiri. Mimpi! Semua ini pasti adalah mimpi!Hannah juga terbengong. Dia yang sebelumnya merasa khawatir tiba-tiba merasa kaget. Kenapa masalah bisa menjadi seperti ini?Robert tidak meladeni pandangan Keluarga Limantara. Dia langsung berlutut, dan berkata dengan suara kecil, “Aku benar-benar tidak tahu orang yang dimaksud si berengsek itu kamu. Kalau aku tahu, aku juga tidak berani datang. Kamu jangan marah lagi ….”“Sudahlah.” Brandon mengerutkan keningnya, dan berkata dengan sinis, “Kamu sudah bertahun-tahun di dunia ini. Tapi kamu malah turun tangan langsung untuk masalah sepele ini?”“Si berengsek itu bantu aku urus masalah investasiku.” Robert juga tidak berani merahasiakannya lagi.Brandon menggeleng, lalu berkata dengan datar, “Sekarang dia sudah bangkrut. Kamu atur sendiri.”Selesa
Robert menampar Nelson lagi, lalu berkata dengan sinis, “Kenapa? Kamu nggak tahu Pak Brandon itu siapa? Kenapa kamu menyinggungnya?”“Dia … bukannya dia cuma menantu nggak berguna dari Keluarga Limantara? Dia hanya seorang pecundang?”Saat ini Nelson merasa menyesali perbuatannya. Padahal dia memanggil Robert kemari untuk memberi pelajaran kepada Brandon. Pada akhirnya, malah dia yang dipukul! Apalagi Nelson malah dipukul gara-gara Brandon! Nelson tidak paham!“Pecundang?” Robert tersenyum menyeringai. Baru saja dia hendak mengungkapkan identitas asli Brandon, tapi dia menyadari Brandon sedang menatapnya.Robert spontan merasa gemetar. Dia pun memaki, “Aku tanya sama kamu, apa kamu sudah bangkrut? Itu berarti uang 10 miliar yang aku titipkan sama kamu juga akan ditahan?”Keluarga Limantara tidak berani melerai. Namun, setelah mendengar ucapan Robert, mata semua orang langsung terbelalak, terutama Kakek Herman. Dia spontan melangkah maju, dan berkata, “Pak Robert … tadi katamu Pak Nelso
“Pak Nelson, apa kamu tidak ingin jelaskan? Tadi aku sudah suruh anak buahku untuk periksa, cek itu tidak bisa dicairkan!”Saat ini, Herman yang baru menutup telepon langsung membuang cek ke wajah Nelson. Raut wajahnya terlihat sangat galak.Awalnya Herman mengira uang 20 miliar itu akan jatuh ke tangannya. Tak disangka, ucapan Robert tadi sudah mengingatkannya. Dia segera meminta bawahannya untuk memeriksa, dan ternyata ucapan Robert itu benar.Saat ini Kakek Herman sangat membenci Nelson. Sebab, dia sangat mementingkan reputasinya. Dia malah hampir menikahkan cucunya dengan seorang pecundang yang sudah bangkrut. Jadi, apa mungkin Herman tidak merasa tertampar?Nelson mengusap darah di wajahnya, lalu memaksakan diri untuk tersenyum. “Kakek, kamu jangan lupa aku itu manajer proyek dari Perusahaan Investasi Sinjaya. Aku memang sudah bangkrut, tapi nggak susah bagiku untuk merintis dari awal ….”Begitu ucapan dilontarkan, Herman spontan mengerutkan keningnya. Apa Nelson sedang mengancamn