Di dalam vila Keluarga Limantara, Kota Manthana.Hari ini adalah ulang tahun Kakek Herman Limantara yang ke-70.Semua anak dan cucu datang memberikan hadiah ulang tahun, dan juga memberi doa kepadanya.“Semoga Kakek panjang umur dan sehat selalu!”Herman duduk sambil berkata dengan tersenyum, “Kalian semua memang anak baik-baik. Hari ini Kakek lagi gembira. Jadi, Kakek akan kabulkan satu permintaan kalian. Katakan saja apa yang kalian inginkan?!”“Kakek, aku lihat ada apartemen baru di dekat pantai. Harganya juga nggak mahal, cuma 2 miliaran saja ….”“Kakek, aku ingin tas Chanel edisi terbatas ….”“Kakek, aku ingin mobil balap ….”“Kakek, aku ingin beli jam tangan Rolex ….”“ … ”“Oke, Kakek akan belikan untuk kalian!” Herman langsung menyetujuinya.Semua cucu dari Kakek Herman langsung kegirangan. Pada saat ini, menantu pecundang dari Keluarga Limantara, Brandon Sinjaya, tiba-tiba berjalan ke depan, lalu berkata, “Kakek, boleh tidak aku dibelikan sepeda elektrik? Biar lebih gampang u
“Pesan dari Keluarga Sinjaya.” Brandon mengerutkan keningnya.Keluarga Sinjaya dijuluki sebagai keluarga terhebat di Negara Jembara, dan Brandon Sinjaya adalah keturunan dari Keluarga Sinjaya.Tiga tahun silam, dengan kerja keras Brandon sendiri, dia berhasil membawa Grup Sinjaya kembali ke puncak kejayaan. Dia bahkan sudah menciptakan perusahaan senilai 200 triliun.Hanya saja, saat Brandon hendak membawa Grup Sinjaya masuk ke peringkat sepuluh besar di dunia, ada anggota Keluarga Sinjaya yang main belakang.Saat itu, Brandon langsung diusir dari Keluarga Sinjaya, dan kedua orang tuanya juga langsung diutus ke Gunung Kowloon untuk menjalankan sebuah rencana akuisisi. Namun pada akhirnya, orang tuanya Brandon kehilangan kabar, dan Brandon tidak bisa bertemu mereka untuk selamanya.Brandon yang diusir dari Keluarga Sinjaya pun sudah kehilangan segalanya. Pukulan besar itu membuatnya sakit parah. Untung saja ada Nenek Keluarga Limantara, Bu Zaskia, yang bersedia menampungnya, dan menjadi
Setengah jam kemudian, Brandon sudah tiba di depan perusahaannya Hannah.Saat dia hendak memasuki pintu perusahaan, tiba-tiba satpam di depan pintu langsung menghalangi langkahnya. Si satpam berkata, “Keluar! Pengemis dilarang masuk ke dalam!”Brandon baru bangun tidur dan masih belum membasuh tubuhnya. Selain itu, dia juga mengenakan kaos yang sudah bolong dan celana pendek. Kelihatannya memang mirip gelandangan.Hanya saja, Brandon sudah terbiasa dengan perlakukan seperti ini. Dia hanya berkata dengan tersenyum, “Pak Satpam, aku datang untuk antar dokumen istriku.”“Istrimu?” Satpam melirik Brandon dengan tatapan curiga. “Siapa istrimu? Kak Dea si tukang bersih-bersih atau Kak Lisa si tukang masak?”“Istriku namanya Hannah,” balas Brandon.Sekujur tubuh satpam langsung merinding. Kemudian, dia pun tertawa terbahak-bahak. “Ternyata kamu itu menantu pecundang Keluarga Limantara … hahahah ….”Brandon menggeleng. Dia tidak menyangka ternyata dirinya cukup terkenal.“Sudahlah, berikan dok
“Penjelasan? Kenapa aku harus beri kamu penjelasan?” Brandon berbicara dengan ketus, “Hannah itu istriku. Aku harap kamu bisa jauhi dia. Kalau istriku suka bunga mawar, aku bisa kasih sendiri! Istriku cantik sekali, dia tidak pantas diberi bunga biasa-biasa. Malam ini aku akan beri dia bunga mawar dari Bulare!”“Kamu itu bodoh atau gila? Kamu tahu nggak harga setangkai bunga mawar dari Bulare itu 200 juta. Apa kamu sanggup? Dengar-dengar semalam kamu minta sepeda elektrik sama Kakek Herman? Dasar nggak tahu diri! Meski kamu jual ginjalmu, kamu juga nggak bakal sanggup beli setangkai bunga mawar Bulare! Bisa-bisanya cuma sok hebat!”Tatapan Nelson sangat sinis. Dia cukup berkuasa di perusahaan investasi milik Grup Sinjaya. Jadi, mana mungkin dia bisa menerima dibentak oleh seorang menantu pecundang?Selain itu, Nelson bisa semarah sekarang karena si Brandon sialan itu malah berani merusak bunganya, dan menarik wanita idamannya ke dalam lift! Apa yang ingin dia lakukan?Tiba-tiba Nelson
“Tuan, saya akan segera lapor kepada Ketua, Anda ….”“Aku telepon kamu bukan untuk negosiasi. Kalau kalian tidak setuju, aku akan hancurkan Keluarga Sinjaya!” Belum sempat orang di ujung telepon berbicara, Brandon langsung menutup panggilan.…Vila Purnama.Setiap vila di sini didesain langsung oleh desainer ternama di dunia. Bahkan, setiap potong keramik hingga rumput di pekarangan juga dipilih yang berkualitas tinggi. Tempat tinggal di sini hanya bisa dibeli oleh orang yang bergelimang harta.Saat ini, Brandon bersama seorang lelaki tua sedang duduk dengan santai di sofa depan balkon. Mereka berdua sedang bertukar pandang, tapi tampak ekspresi muram di wajah si lelaki tua.Charles Sinjaya adalah Kepala Keluarga Sinjaya. Jika tidak melihat dengan mata kepala sendiri, sepertinya tidak akan ada yang menyangka, lelaki tua yang kelihatannya biasa-biasa ini adalah salah satu orang berkuasa di Keluarga Sinjaya Negara Jembara.Sementara itu, di belakang Charles ada dua orang pengawal yang s
“Nelson?”Brandon terbengong sejenak, lalu menunjukkan senyumannya. Lelaki itu hanyalah seekor anjing yang dipelihara oleh Perusahaan Investasi Sinjaya. Dia pun bisa memecat “anjing” itu kapan saja.“Ibu, aku tidak akan bercerai. Meski kami akan bercerai, itu juga masalah kami berdua. Aku harap Ibu tidak ikut campur dalam masalah kami.” Selesai berbicara, Brandon langsung mengendarai sepeda elektrik kesayangannya.“Brandon! Dasar kurang ajar!” Tansri emosi hingga sekujur tubuhnya gemetar. Betapanya inginnya Tansri menabrak Brandon sampai mati! Hanya saja, ada banyak pengguna jalan di sekitar, Tansri juga tidak berani melakukannya.…Jam pulang kerja.Hannah berjalan ke arah bagian resepsionis perusahaan. Dia melihat kedua resepsionis sedang mengatakan sesuatu, dan ada banyak orang karyawan yang sedang mengelilingi mereka.“Suami pecundang Bu Hannah malah bilang ingin beri bunga mawar Bulare kepada Bu Hannah. Apa dia nggak punya kaca? Model seperti dia cuma cocok jadi pengemis saja ….”
“Kamu … Brandon?”Joseph menatap Brandon dengan kebingungan. Beberapa saat kemudian, dia tersenyum sinis, lalu memarkirkan mobilnya, dan langsung memasuki hotel.Brandon merasa canggung. Dia tidak menyangka Joseph akan mengabaikannya.Saat mereka berdua memasuki ruangan VIP, semua teman kuliah lainnya sudah tiba. Jadi, ketika terdengar suara buka pintu, semua tatapan langsung tertuju ke sisi pintu.“Ketua Kelas sudah datang? Ternyata sama seperti yang digosipkan, semakin sukses saja! Ganteng sekali!” Tiba-tiba ada yang berteriak. Joseph sedang mengenakan setelan jas dengan menggantung kunci mobil Audi di bagian pinggangnya. Dia memang kelihatan sangat tampan.Tak lama kemudian, tampak ada Brandon yang memasuki ruangan. Jas yang dikenakannya kelihatannya tidak pas di badan. Hanya saja, dapat diketahui bahwa jas itu adalah jas bermerek yang cukup mahal.Salah seorang teman kuliah berkata dengan tersenyum, “Brandon, ternyata kamu lumayan juga ya sekarang. Ayo kalian berdua ke sini, tempa
Sebenarnya Brandon ingin membalas, tapi ketika melihat Joseph, dia hanya menggeleng dan tidak berbicara lagi. Brandon berjalan ke sisi Cherry, lalu berkata, “Mau pergi bersama? Aku takut nanti mereka akan persulit kamu.”“Emm ….” Cherry merasa ragu. Ketika kuliah dulu, hubungannya dengan Brandon tergolong bagus. Namun, acara reuni malam ini diadakan oleh Joseph. Kalau Cherry pergi begitu saja, sepertinya dia akan menyinggung Joseph?Saat ini, Joseph melihat Brandon tidak meninggalkan ruangan, melainkan pergi menggoda wanita cantik lainnya. Saat ini, raut wajah Joseph semakin muram lagi. Dia berkata, “Brandon, kenapa kamu semakin nggak tahu malu saja, ya? Masih bisa-bisanya kamu goda wanita cantik lain? Kamu kira kamu itu siapa? Pebisnis sukses? Jangan lupa, kamu itu cuma menantu yang numpang hidup di keluarga istrimu! Kami semua merasa malu bisa punya teman sekelas sepertimu!”“Iya! Iya! Cepat pergi sebelum kami bersikap kasar sama kamu!”“Cepat pergi! Cherry, dia itu pecundang, janga