"Pak Gandhi, jadi orang itu nggak bisa terlalu nggak tahu malu ...."Tanpa perlu Ardika buka suara sendiri, ada banyak petinggi perusahaan yang mulai melontarkan kata-kata sindiran pada Gandhi.Selain itu, kalimat yang mereka ucapkan, makin lama makin menjengkelkan. Saking kesalnya, ekspresi di wajah Gandhi berubah lagi dan lagi.Semua orang tahu jelas apa yang harus mereka lakukan dalam situasi seperti ini.Kalau hari ini mereka tidak menginjak mati Gandhi, maka nanti mereka bukan hanya akan terus menjadi sapi perah Gandhi, mereka bahkan harus menghadapi pembalasan gila-gilaan dari pria itu.Kalau begitu, sebaiknya mereka menginjak mati pria itu saja sekalian! Tidak memberi pria itu kesempatan untuk membalikkan keadaan lagi!Melihat pengaruhnya sudah memudar bahkan sudah hampir hilang, Gandhi berdiri mematung di sana, menatap Rosa dan Ardika dengan lekat. Sorot matanya tampak berkedip.Beberapa saat kemudian, dia baru menghela napas, lalu membungkukkan badannya dan berkata, "Maaf, Bu
"Gandhi, coba saja kamu tanyakan pada dirimu sendiri, apa kamu benar-benar mendapatkan uang sebanyak ini dengan mengandalkan kemampuanmu sendiri?""Bahkan bonus karyawan biasa juga kamu mintai bagian. Bisa dibayangkan sudah berapa banyak uang yang seharusnya menjadi milik para petinggi perusahaan ini kamu ambil dengan memainkan trik-trik kotor.""Yah, kamu ini hanya mengandalkan keserakahanmu dan keahlianmu menjadi lintah!""Berbicara kurang mengenakkan, sekarang Grup Gozam masih belum dihancurkan olehmu karena para petinggi perusahaan di dalam ruangan ini terlalu lemah, terlalu mudah ditindas."Dokumen ini telah dipersiapkan dengan baik oleh Rosa sebelum datang kemari. Tentu saja dia tidak akan berperang tanpa persiapan.Karena Gandhi adalah perwakilan Betty, maka sebelum dia menjabat, dia sudah menyusun strategi untuk menekan Gandhi, agar bisa membangun wibawanya sendiri.Hanya saja, kalau begitu datang tadi Rosa langsung membeberkan hal-hal kotor yang telah dilakukan oleh Gandhi, pa
Mendengar Gandhi berbicara seakan-akan ucapannya itu sangat benar, Rosa hanya merasa itu sangat konyol.Gagal memanfaatkan para petinggi perusahaan lainnya, sekarang bocah yang satu ini malah ingin memecah belah hubungannya dengan Ardika.Rosa baru saja ingin membuka mulut untuk mengeluarkan pernyataan mendukung Ardika, siapa sangka Ardika langsung memukul meja."Nggak berbakti, ya?"Ardika berkata dengan dingin, "Gandhi, memangnya kamu berhak mengucapkan kata-kata ini?""Memangnya kamu pikir aku dan Bu Rosa nggak tahu? Sebelumnya saat Betty berperan sebagai seorang pemimpin yang nggak mau tahu soal apa pun, kamu yang menguasai posisi wakil presdir ini, kamu juga yang mengendalikan semua urusan perusahaan, baik kecil maupun besar.""Kamu mengintervensi pekerjaan para petinggi perusahaan di sini.""Selain itu, kamu bukannya bekerja keras demi perusahaan, melainkan hanya murni mencari keuntungan untuk dirimu sendiri!""Yang kamu inginkan hanyalah mendapatkan suap. Ada petinggi perusahaan
Tepat pada saat Gandhi belum tahu bagaimana caranya untuk menyerang balik, Ardika melemparkan sebuah surat pemecatan ke hadapannya, lalu berkata dengan nada bicara mengintimidasi, "Memangnya apa hebatnya Rumah Sakit Marim? Hanya sebuah rumah sakit saja.""Gandhi, kamu bahkan nggak bisa mengamankan satu pun kerja sama dengan mereka, apa salahnya mengataimu pecundang?""Apa masalah sepele seperti itu saja masih perlu Bu Rosa dan aku yang turun tangan untuk menanganinya?""Aku berani jamin para petinggi di dalam ruangan ini juga pasti bisa berhasil mengamankan kerja sama itu. Bagi yang gagal, itu adalah pecundang.""Selain itu, bagi yang gagal tapi bahkan masih mencari alasan untuk melempar tanggung jawab, maka itu adalah pecundang di antara pecundang!""Kalau bahkan menangani hal sepele seperti ini saja nggak bisa, untuk apa perusahaan mengeluarkan begitu banyak uang untuk memelihara kalian?""Memelihara puluhan ekor binatang pun masih bisa menghasilkan sedikit uang!"Sosok Ardika saat i
Nada bicara Ardika sangat dingin, dia sama sekali tidak memberi para tetua dan petinggi perusahaan itu muka.Mendengar ucapan ini, raut wajah sekelompok orang tersebut berubah menjadi sangat muram, mereka benar-benar tercengang.Sebagai seorang pemimpin yang baru menjabat, mereka bisa mengerti kalau Ardika dan Rosa ingin meredam api arogan Gandhi.Namun, hal yang tidak mereka sangka adalah, api amarah Ardika tidak hanya ditujukan pada Gandhi, tetapi juga ditujukan pada mereka semua!Terlepas dari siapa pun yang meninggalkan dunia ini, dunia ini akan tetap berputar? Siapa pun yang meninggalkan perusahaan ini, perusahaan ini tetap akan beroperasi?Biarpun mereka semua pergi, dia juga bisa segera merekrut sekelompok orang baru?Omongan macam apa ini?!Kelopak mata para petinggi perusahaan tersebut tampak melompat dengan cepat, mereka menggertakkan gigi mereka saking kesalnya mendengar ucapan Ardika."Siapa yang nggak bisa membual? Aku mau lihat kalau kamu benar-benar memecat kami semua, k
Setelah bersusah payah untuk menarik jarak dengan Ardika dan terbebas dari jangkauan tamparan Ardika, dia menutupi wajahnya dan berteriak dengan marah, "Dasar bajingan! Memberontak kamu, hah?!""Kalau bukan karena Rosa dan kamu, memangnya Rumah Sakit Marim akan membatalkan kerja sama dengan Grup Gozam?""Kamu bukan hanya melempar tanggung jawab, bahkan memukulku! Apa kamu cari mati?!"Gandhi menggerakkan giginya dengan kesal, menatap Ardika dengan tatapan tajam dan penuh kebencian.Sejak dia bergabung dengan Grup Gozam, dengan mengandalkan Betty sebagai pendukungnya, dia selalu bersikap arogan dan mengintimidasi. Tidak ada seorang pun yang berani tidak memberinya muka.Hari ini, bisa-bisanya Ardika melayangkan tamparan beruntun ke wajahnya, hingga wajahnya membengkak tepat di hadapan semua petinggi perusahaan.Baginya, ini benar-benar sebuah penghinaan besar!"Karena kami?"Ardika menunjukkan ekspresi mengejek dan berkata, "Hari ini kami berdua baru menjabat, belum melakukan apa pun, t