"Aku nggak menyangka si Ardika itu benar-benar punya kemampuan sebesar itu.""Sayang sekali, aku juga bukan orang yang mudah dihadapi.""Hari ini dia mempermalukanku seperti itu, bahkan ingin merebut Rumah Sakit Marim.""Kalau aku membiarkannya berhasil begitu saja, bagaimana aku bisa bertahan kelak?"Felisha berbicara dengan nada bicara yang dipenuhi dengan kebencian.Tak lama kemudian, dia sudah sampai di tempat parkir. Sopir segera menyalakan mesin mobil, mobil pun melaju dengan cepat meninggalkan Rumah Sakit Marim.Di depan gedung pencakar langit setinggi ratusan meter yang berlokasi di distrik bisnis pusat ibu kota provinsi.Mobil yang ditumpangi oleh Felisha berhenti di sana. Dia turun dari mobil, mengangkat kepalanya untuk melihat gedung yang seakan-akan sulit untuk terlihat puncaknya itu sejenak. Kemudian, dia berjalan memasuki lobi lantai satu gedung tersebut dengan membawa bawahannya. Setelah melaporkan kedatangannya kepada seorang resepsionis, dia langsung menaiki salah satu
Saat Ardika sampai di halaman tersebut, Felisha, Keiko dan yang lainnya sedang meminta maaf pada Clara dengan penuh hormat.Sementara itu, Winona dan beberapa orang temannya itu bahkan sampai berlutut sambil menangis. Bagi yang tidak tahu pasti akan mengira Clara adalah penindas, sedangkan yang ditindas adalah mereka."Berdirilah, aku menerima permintaan maaf kalian. Aku sudah memaafkan kalian.""Aku benar-benar sudah memaafkan kalian ...."Melihat pemandangan yang terpampang nyata di hadapannya ini, Clara tampaknya agak kebingungan, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dengan wajah memerah, dia berdiri dengan gugup di sana sembari melambaikan tangannya pada Winona dan yang lainnya.Begitu melihat Ardika datang, sorot mata Clara langsung berbinar. "Kak Ardika, kamu sudah datang! Cepat minta Nona Winona dan yang lainnya bangun! Aku benar-benar sudah memaafkan mereka!"Gadis ini benar-benar sangat baik hati.Biarpun kemarin Winona dan yang lainnya telah menindasnya sebegitunya, ba
"Tadi saat kamu menyebutkan akan membalasku dan keluargaku, kenapa kamu nggak menyebutkan hal itu?""Adikku ditindas orang di rumah sakitmu, tapi kamu malah memihak pada si pelaku dan memutarbalikkan fakta. Di saat itu, kenapa kamu nggak menyebutkan hal itu?""Sekarang dengan satu panggilan telepon dariku sudah bisa membuat saham perusahaan Keluarga Xedar jatuh secara signifikan, kamu baru merasakan sakitnya dan akhirnya menyebutkan hal itu?"Sambil menutupi wajahnya yang memerah, Felisha menatap Ardika dengan lekat.Kalau sorot mata bisa berubah menjadi benda nyata, sekarang sorot matanya sudah berubah menjadi sebilah pisau yang dipenuhi dengan energi paling jahat di dunia ini dan akan menikam Ardika."Kenapa? Nggak terima? Ingin membalasku?"Ardika tertawa dan berkata, "Sekarang aku beri kamu kesempatan seperti yang kuberikan pada Keiko kemarin. Kamu bisa menelepon siapa saja untuk datang menghabisiku.""Nyonya Felisha, saham perusahaan Keluarga Xedar dari 220 sudah jatuh ke 180!"Sa
Hanya dalam kurun waktu sesingkat ini saja, para bawahan Felisha menerima satu demi satu panggilan telepon."Nyonya Felisha, gawat! Beberapa anggota inti yang dikirim oleh Keluarga Xedar ke Suraba telah ditangkap oleh pihak kantor polisi Pinam dengan tuduhan melakukan penyelundupan barang ilegal!""Aplikasi TikTok telah menyegel siaran langsungmu, Nyonya Felisha! Kata mereka penjualan dalam siaran langsung yang kamu lakukan diduga terlibat dalam promosi palsu, penghindaran pajak ....""Kontrak artis di bawah naungan Crowni dengan perusahaan media dalam negeri telah dihentikan secara sepihak."" ... "Satu demi satu panggilan telepon masuk.Tanpa perlu diragukan lagi, hal-hal yang dilaporkan adalah informasi yang sangat tidak menguntungkan bagi Keluarga Xedar.Ekspresi Felisha berubah lagi dan lagi.Awalnya dia masih agak ragu, merasa hanya kebetulan belaka. Beberapa hal ini hanya kebetulan terjadi pada saat bersamaan.Namun, seiring dengan makin banyaknya panggilan telepon yang masuk d
"Berpura-pura, terus berpura-pura saja kamu!""Aku pernah bertemu dengan orang yang berlagak hebat, tapi nggak pernah melihat orang yang berlagak hebat dengan mempertaruhkan nyawa sendiri!"Winona dan yang lainnya tertawa dingin.Felisha menatap Ardika dengan tatapan dingin, menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. Kemudian, dia berkata pada seorang bawahannya tanpa menoleh, "Sebarkan informasi ini, katakan mulai sekarang, aku akan membalas Ardika dan keluarganya.""Berbagai kekuatan besar di ibu kota provinsi sudah boleh mulai beraksi hari ini.""Baik orang-orang yang berhubungan dengan Ardika maupun bisnis-bisnis yang berkaitan dengannya, sudah boleh diserang. Setelah berhasil, temui aku untuk mendapatkan imbalan.""Ardika, berlagak hebat di hadapanku, 'kan?""Akan kutunjukkan padamu bagaimana sensasi putus asa ...."Felisha melontarkan kata-kata itu dengan niat membunuh yang kuat.Orang kepercayaan di belakangnya itu segera mengangguk, lalu mengeluarkan ponselnya, hendak melaku
"Percaya atau nggak, setelah Nyonya Felisha datang nanti, dia akan menampar wajahmu hingga rusak!"Winona dan yang lainnya marah besar.Kalau bukan karena kemarin mereka sudah dihajar oleh Ardika dan takut pada kekuatan pria itu, mereka pasti sudah menerjang ke arahnya dan menampar wajahnya hingga rusak.Sekelompok wanita mengerumuni Ardika dan memarahinya, tentu saja pemandangan ini menarik perhatian orang-orang di sekeliling. Mereka mengira ada semacam pria bajingan yang ketahuan berselingkuh."Kalau nggak ingin kupukul, minggir sana!"Ardika langsung menarik Winona dan menyingkirkan wanita itu dari hadapannya. Kemudian, dia melangkahkan kakinya memasuki rumah sakit dengan cepat. Dia tidak ingin menjadi bahan tontonan orang lain."Ardika, akhirnya kamu datang juga!"Begitu memasuki Rumah Sakit Marim, dia langsung bertemu dengan Felisha yang berjalan menghampirinya dari arah berlawanan.Di bawah pengawalan Keiko dan yang lainnya, wanita ini berjalan menghampiri Ardika dengan arogan. S