Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2008 Mengapa Ada yang Lebih Luar Biasa Lagi

Share

Bab 2008 Mengapa Ada yang Lebih Luar Biasa Lagi

Author: Sarjana
Tina sudah tahu siapa orang di ujung telepon itu.

Orang itu tidak lain adalah ibu tirinya yang memegang kendali atas Keluarga Bangsawan Dienga.

Tidak tahu apa yang sudah dikatakan oleh orang di ujung telepon, Violet meletakkan ponsel itu dengan ekspresi sedikit masam.

"Tina, kakak iparku memintaku untuk kembali ke Supham."

Walaupun dia sedang berbicara dengan Tina, tetapi pandangannya tertuju pada Ardika.

Pada saat bersamaan, ekspresi Jorgo juga tampak sedikit masam. Namun, menghadapi perintah kakak iparnya itu, dia juga tidak berdaya untuk membantah.

Sangat jelas, ini sebagai bentuk penjelasan terhadap Ardika.

Sambil tersenyum, Ardika berkata, "Bibi bisa datang ke Kota Banyuli saja, sudah cukup. Aku akan mengingat kebaikan ini."

"Tina, tolong bantu aku antar Bibi dan Paman, ya."

Violet melirik Ardika dengan sorot mata sedikit terkejut.

Dia tidak menyangka Ardika bisa setenang itu. Hal ini membuat pandangannya terhadap Ardika berubah drastis.

Perlu diketahui dua pertemuannya dengan Ard
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2439 Hadiah Hilang

    Tidak ada yang menyangka kemampuan menyerang Handoko begitu luar biasa.Ardika hampir tertawa mengeluarkan suara. Dia menepuk bagian belakang kepala adik iparnya itu sebagai bentuk pengakuan, lalu berpura-pura mengguruinya, "Hei, kenapa kamu berbicara seperti itu? Orang ini bernama Irvy, 'kan? Bagaimanapun juga, dia adalah kakak sepupumu. Jangan mempermalukannya seperti itu.""Saat berselisih dengan orang lain, jangan mengungkap hal tabu orang lain. Bagaimana biasanya aku mengajarimu?""Kak Ardika, aku salah, aku nggak akan mengulanginya lagi!"Di hadapan Ardika, Handoko sangat patuh. Dia segera mengakui kesalahannya.Namun, sebaiknya Ardika tidak berbicara. Begitu dia melontarkan kata-kata itu, Leon sekeluarga merasa makin malu.Mereka memelototi Desi sekeluarga dengan marah, sedang memikirkan cara untuk mempersulit Desi sekeluarga lagi."Handoko, kamu nggak tahu sopan santun! Kamu nggak berhak untuk bicara di sini!"Desi menoleh, memelototi putranya. Awalnya dia ingin memarahi Ardika

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2438 Menindas Kakek yang Tidak Melihat Sosial Media

    "Menurutku, karena Kak Luna sudah menjadi pemimpin cabang Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, status dan kedudukannya sudah meningkat secara signifikan, jadi mereka bahkan sudah nggak menganggap serius Tuan Besar lagi.""Mungkin bagi mereka, Keluarga Liwanto yang memohon yang pada mereka untuk menghadiri perjamuan ini."Gustar dan Irvy, putra dan putri Leon tentu saja memihak pada ayah mereka. Mereka ikut menyindir Luna sekeluarga, memandang mereka sebagai musuh bersama.Mendengar ucapan ini, ekspresi Jifar, Tuan Besar Liwanto langsung berubah menjadi muram. Dia mendongak, menatap putrinya, menantunya dan cucunya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Dia mendengus dengan arogan, sangat jelas dia tidak puas pada Desi sekeluarga.Adapun mengenai Ardika, langsung dia abaikan begitu saja."Ayah, kami benar-benar minta maaf. Perjalanan ke sini cukup jauh, ditambah lagi dengan jalanan macet."Desi buru-buru melangkah maju beberapa langkah, lalu meminta maaf pada Tuan Besar Liwanto, "Aku benar-

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2437 Keluarga Liwanto

    "Ini ... bagaimana ini ...."Mendengar ucapan putrinya, Desi juga panik setengah mati.Tuan Besar Keluarga Liwanto bukan hanya orang yang banyak aturan dan banyak tingkahnya, tetapi juga sangat memedulikan harga dirinya.Ulang tahunnya tahun-tahun sebelumnya, putra, putri dan cucu-cucu Keluarga Liwanto akan menyiapkan hadiah yang sesuai dengan preferensinya. Kalau tidak, dia akan tidak senang.Walaupun selama bertahun-tahun ini, Luna sekeluarga tidak diterima oleh Keluarga Liwanto, tetapi ulang tahun Tuan Besar Liwanto setiap tahunnya, Desi selalu menyiapkan hadiah dan meminta orang untuk mengantarkannya ke Kediaman Keluarga Liwanto.Biarpun Tuan Besar Liwanto tidak pernah menerima hadiah-hadiah ini, bahkan terkadang langsung melemparkan hadiah itu keluar.Desi tetap tidak lupa menyiapkan hadiah setiap tahunnya. Dia tidak berani melupakan hal sepenting ini.Intinya, yang berulang tahun berhak untuk menolak, tetapi dia tidak boleh tidak menyiapkan hadiah.Namun, sekarang waktu sudah men

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2436 Kamu Memprovokasi Orang Lagi

    Gindra mengucapkan "hmm" singkat. Tiba-tiba saja, dia berkata, "Omong-omong, dengar-dengar belakangan ini menantu benalu kalian itu juga berada di ibu kota provinsi?"Nada bicara Gindra datar, ucapannya itu juga diliputi dengan nada bicara meremehkan.Boleh dibilang, sikapnya ini juga sudah mewakili sikap Keluarga Liwanto terhadpa Ardika.Secara naluriah, Desi melirik Ardika sekilas, lalu bertanya dengan hati-hati, "Ada apa, Kak? Apa mungkin dia telah menimbulkan masalah bagi Keluarga Liwanto?"Dia sudah mengenal jelas karakter Ardika.Bocah yang satu ini adalah pembuat onar, ke mana pun dia pergi, dia selalu membuat masalah, seakan-akan tidak pernah berhenti membuat masalah.Hal ini juga yang membuat Desi terus mendorong Luna untuk bercerai dengan Ardika belakangan ini.Status Luna sekarang sudah tidak bisa dibandingkan dengan dulu lagi. Kelak, dia akan berinteraksi dengan orang-orang dari kalangan kelas atas, seperti keluarga-keluarga yang luar biasa kaya dan keluarga bangsawan.Boca

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2435 Perjamuan Keluarga Liwanto

    "Jangan panggil aku ibu, aku nggak punya menantu sepertimu!"Desi mengibaskan tangannya, lalu berkata dengan marah, "Ardika, kamu menyalahkanku, hah? Dengan mengambil uang yang dihasilkan oleh Luna, kamu berlagak seperti orang kaya di ibu kota provinsi. Nggak hanya memelihara putri Wakil Ketua cabang Organisasi Snakei di vila, kamu juga terlibat dalam hubungan nggak jelas dengan putri gurumu.""Kenapa? Kamu sudah terobsesi dalam hidup dengan mengandalkan wanita?"Ardika berkata dengan datar, "Ibu, bukan seperti yang Ibu pikirkan. Aku ....""Apa? Apa, hah?!"Desi langsung menyelanya, mencibir dan berkata, "Kalau begitu, kamu beri tahu aku, ada apa dengan wanita bernama Rosa di dalam vilamu itu? Bibi dan paman Luna melihatnya dengan mata kepala mereka sendiri.""Selain itu, sebelum aku sampai di ibu kota provinsi, aku sudah dengar wanita itu adalah pacarmu. Kamu selalu bersamanya sepanjang hari, tinggal bersamanya, bahkan pergi menemui orang tuanya.""Selain itu, putri gurumu ini? Apa mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2434 Ardika Mencuri Uang

    Sosok Desi saat ini seakan-akan sudah berubah seratus delapan puluh derajat dari sosok Desi saat berada di Kota Banyuli.Tampaknya putrinya menjadi pemimpin Keluarga Bangsawan Basagita Suraba sudah membawakan banyak keuntungan baginya, juga sudah membuatnya jauh lebih berkembang.Luna melirik Ardika, dia mengatupkan bibirnya dengan rapat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Mendengar perintah Desi, Siena langsung ragu. Bagaimanapun juga, kalau para pengunjung di sini diusir, akan memengaruhi reputasi Herveste."Apa kamu nggak mendengar perintah Bu Desi?! Cepat laksanakan perintahnya!"Melihat Siena tak kunjung mengambil tindakan, ekspresi presdir tersebut langsung berubah menjadi muram.Keluarga Bangsawan Basagita Suraba adalah pemegang saham besar di perusahaannya. Terlepas dari siapa pun yang dia singgung, dia juga tidak bisa menyinggung Luna yang merupakan pemimpin cabang Keluarga Bangsawan Basagita Suraba.Karena itulah, Siena segera membawa bawahannya untuk memberi penjelasan kepad

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status