Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2129 Hanya Sebuah Tempat Makan

Share

Bab 2129 Hanya Sebuah Tempat Makan

Author: Sarjana
Malam ini Kayla mengundang Ardika ke Gedung Goldis, agar pria itu bisa menambah wawasan, mengetahui gaya hidup kalangan kelas atas.

Kalau bisa, dia ingin membuat Ardika merasa malu.

Dia ingin pria itu mengerti biarpun pria itu berusaha dengan mengandalkan kemampuan sendiri seumur hidup, juga tidak akan bisa menjalani kehidupan kalangan kelas atas seperti ini.

Kemudian, pria itu akan berakhir dengan meninggalkan kota besar ini.

Awalnya dia mengira saat Ardika sedang naik lift menuju lantai seratus ini saja, hati pria itu sudah terguncang. Setelah tiba di sini, pria itu pasti sangat gugup dan malu setengah mati hingga tidak bisa berkata-kata.

Namun, siapa sangka orang tersebut tidak hanya duduk di seberang dirinya dan sahabatnya dengan tenang dan rileks, bahkan berbalik seolah-olah berperan sebagai tuan rumah dan mengajukan pertanyaan seperti itu padanya.

Walaupun ekspresi Ardika sangat tenang, tetapi Kayla tetap bisa merasakan diprovokasi. Hal ini membuatnya sangat tidak nyaman.

"Kenapa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2695 Kedatangan Limdo

    Pandangan Felisha langsung gelap, kepalanya langsung terjatuh ke lantai. Akan tetapi, dia tetap memelototi Ardika dengan tatapan penuh kebencian.Sudut bibir Jeniva juga berkedut. Dia belum pernah bertemu dengan pria yang begitu tidak tahu malu dan tidak elegan seperti ini."Eh, Ardika, harus kuakui kamu sangat arogan. Saking arogannya kamu, aku bahkan sampai agak takjub padamu.""Sayang sekali, kamu menunjukkan sikap aroganmu di hadapanku, itu sudah menyulut amarahku.""Selain itu, seharusnya kamu tahu sebagai penanggung jawab Organisasi Tigerim ibu kota provinsi, aku punya wewenang untuk membunuh yang legal. Sekarang berani-beraninya kamu menyentuh orangku tepat di hadapanku, aku akan menangkapmu dan membawamu kembali ke Organisasi Tigerim!""Kalau kamu melawan, jangan salahkan aku lagi ...."Saat berbicara, Jeniva langsung mengeluarkan senjata api dari sarung senjata di bagian kaki celananya.Harus diakui bahwa Ardika termasuk lawan yang paling sulit dihadapi di antara sekian banyak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2694 Apa Sekarang Aku Sudah Termasuk Seorang Pria

    Kalau sebelumnya saat di Kediaman Keluarga Liwanto, Felisha masih sedikit ketakutan. Bagaimanapun juga, dia pergi seorang diri. Dervin yang dibawanya ke sana hanyalah seorang kepala preman area Cibugas. Sedangkan Domio yang dipanggilnya ke sana juga hanya seorang mantan ketua Organisasi Snakei cabang Provinsi Aste, yang pengaruhnya sedang memudar.Berbeda halnya dengan sekarang. Dia tidak takut pada siapa pun dan apa pun.Karena sekarang yang menjadi pendukungnya adalah Jeniva, sosok yang memiliki hak istimewa untuk membunuh dari Organisasi Tigerim.Siapa pun yang berani tidak tunduk, maka dia benar-benar berani menggunakan senjata api untuk menghabisi orang tersebut!Jadi, saat ini Felisha memprovokasi Ardika habis-habisan. Dia ingin lihat apakah Ardika yang sebelumnya selalu bersikap arogan itu, masih berani memukulnya di hadapan Jeniva.Saat ini, para pengikut Felisha juga menyilangkan kedua lengan mereka di depan dada mereka, menatap Ardika dengan tatapan mengejek."Eh, Ardika, lak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2693 Takut Tertular Penyakit

    Orang-orang ini jelas menuruti perintah Jeniva.Selama Jeniva memberi perintah, mereka akan menyerang dan menghabisi Ardika tanpa ragu!Di dalam ruangan yang besar itu, hanya Ardika yang tidak peduli dengan aura menakutkan yang dipancarkan oleh para anggota Organisasi Tigerim ini. Dia berkata dengan acuh tak acuh, "Jeniva, 'kan? Dari gaya bertindakmu ini, bagi yang tahu, akan mengira kamu adalah penanggung jawab Organisasi Tigerim.""Bagi yang nggak tahu, mungkin akan mengira kamu adalah preman jalanan.""Apa kamu benar-benar merasa hanya dengan mengandalkan identitasmu sebagai orang Organisasi Tigerim, kamu sudah bisa bertindak sesuka hatimu di ibu kota provinsi?""Bukankah memang begitu?" Jeniva terkekeh pelan, lalu berkata dengan nada bicara main-main, "Kenapa? Apa di saat seperti ini kamu masih meragukan kekuasaanku, merasa aku hanya sedang menggertakmu?""Oh, benar juga. Dengar-dengar hubunganmu dengan Vita dari Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan cukup baik. Kamu cukup dia

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2692 Harga Ditambah Menjadi Empat Puluh Triliun

    "Felisha, aku lapor polisi, meminta aparat kepolisian untuk menangkapmu, juga sesuai dengan hukum yang berlaku. Kalau nggak, kamu juga nggak akan hanya ditahan selama dua jam.""Percayalah padaku, kalau aku benar-benar ingin menggerakkan relasiku untuk menghabisimu, kamu sudah mati nggak jelas di dalam kantor polisi sejak awal. Bagaimana mungkin kamu bisa bebas lagi dan keluar hidup-hidup?"Mendengar ucapan ini, Felisha dan beberapa orang pengikutnya itu menunjukkan ekspresi meremehkan. Mereka jelas tidak percaya."Sudahlah, Ardika, jangan banyak beromong kosong lagi."Jeniva jelas tidak berniat untuk mendengarkan Ardika lanjut berbicara lagi. Dia langsung menyelanya, melangkah maju dua langkah ke hadapan Ardika, lalu menatap lawan bicaranya dengan ekspresi arogan dan berkata dengan dingin, "Tuan Muda Arfi dan Nyonya Felisha adalah temanku.""Kamu nggak memberi Tuan Muda Arfi muka dan menindas Nyonya Felisha, maka sama saja dengan mempermalukanku.""Hal yang paling penting adalah, tadi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2691 Orang Berbakat Organisasi Tigerim

    "Kamu tahu Organisasi Tigerim, 'kan? Sama seperti Organisasi Snakei, Organisasi Tigerim adalah salah satu dari empat organisasi besar khusus Negara Nusantara. Wewenang utamanya adalah mengawasi penjara dan menangani kasus-kasus kriminal besar ....""Nona Jeniva bukan hanya penanggung jawab kantor Organisasi Tigerim di ibu kota provinsi, juga merupakan Nona Keluarga Hinata!""Ya, benar! Keluarga Hinata di mana Tuan Muda Jerfis yang telah kamu singgung itu berasal!"Usai memperkenalkan Jeniva, Felisha berkata dengan bangga, "Ardika, kali ini aku secara khusus mengundang Nona Jeniva kemari untuk menegakkan keadilan untukku.""Aku mau lihat apakah kantor polisi ibu kota provinsi masih berani membantu penjahat dengan menahanku di sini!"Saat mengucapkan kalimat terakhirnya, Felisha mencibir sembari memelototi Hilto.Baginya, karena Hilto ingin menjilat Gijran, itulah sebabnya Hilto bersekongkol dengan Ardika dan menangkapnya.Namun saat ini dia sudah tidak takut lagi.Memangnya kenapa kalau

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2690 Bu Jeniva

    "Tapi kali ini bukan hanya dua jam saja.""Penahanan selama lima belas hari, nggak bisa kurang sedetik pun," kata Ardika dengan santai. Dia menunjukkan sikap tidak menganggap serius Felisha dan yang lainnya."Cih!""Memangnya kamu bisa apa?"Walaupun wajah beberapa orang pengikut Felisha itu babak belur, saat ini mereka malah menatap Ardika seolah-olah menatap orang bodoh sambil mencibir.Apa si Ardika ini sudah buta?Felisha bukan hanya datang lagi, melainkan datang dengan aura ganas. Apakah si Ardika itu tidak mengerti, itu artinya pendukung Felisha kali ini sangat kuat, itulah sebabnya dia sangat percaya diri?"Eh, Ardika, jangan terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!"Felisha melangkah maju satu langkah, lalu menunjuk Ardika dengan jarinya yang telah dicat dengan cat kuku berwarna hitam dan berkata, "Dengar baik-baik, kali ini kamu pasti akan mati!""Ajalmu sudah hampir tiba, tapi kamu masih bermimpi ingin menahanku?""Bagaimana kalau kamu coba suruh Hilto untuk menahanku sekaran

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status