Di Dalam Tubuh Menantu Pecundang

Di Dalam Tubuh Menantu Pecundang

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-17
Oleh:  BliDekOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
5 Peringkat. 5 Ulasan-ulasan
40Bab
2.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Perayaan kesuksesan Dimas berubah bencana. CEO tampan dan sukses itu mengalami kecelakaan mobil dan nyaris kehilangan nyawa Betapa terkejutnya Dimas ketika terbangun dan mendapati ia tidak berada di tubuhnya, melainkan di tubuh Aksa – menantu pecundang yang selalu dihina mertuanya. Dengan kecerdasan dan kekayaannya sebagai Dimas, ia membuat Aksa menjadi pria sukses sebagai ucapan terima kasihnya karena sudah diberikan kesempatan hidup yang kedua.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Ini Bukan Aku!

“Ini bukan aku!” Dimas memegangi kepalanya yang tiba-tiba merasa pusing melihat wajahnya di pantulan cermin. 

Ia memejamkan mata mencoba mengingat apa yang terjadi. Keringat sebesar jagung membasahi kening tanda otaknya sedang bekerja keras mencari memori kejadian terakhir yang ia alami. 

Malam itu Dimas sedang merayakan keberhasilannya memenangkan tender senilai triliunan bersama para stafnya. 

Terbawa suasana, Dimas minum terlalu banyak dan lupa kalau menyetir sendiri tanpa supir. 

Dalam keadaan setengah sadar, ia mengemudikan mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi. Adrenalin Dimas semakin terpacu melihat jalanan sepi dan hanya diterangi oleh lampu jalan. 

Ditambah sedang dalam pengaruh alkohol, membuat Dimas menekan pedal gas semakin dalam.

Ia tidak memperhatikan jalan sampai tidak melihat sebuah tikungan tajam ada di depan hanya berjarak beberapa puluh meter. 

Dimas menekan pedal kuat pedal remnya, sayang hal itu tidak bisa mengimbangi kecepatan mobil yang begitu kencang. 

Mobil Dimas berguling beberapa kali di jalanan beraspal. Kepala terbentur dan tubuh Dimas terpelanting ke belakang karena ia tidak memakai sabuk pengaman. 

Tubuh Dimas membentur kaca belakang dengan keras sampai pecah dan ia terlempar keluar. 

Hal terakhir yang Dimas lihat hanya cahaya putih. Ia mencoba menggapainya ingin meminta pertolongan. 

Aroma obat-obatan menyeruak di hidung Dimas. Matanya mengerjap, menyesuaikan dengan cahaya yang membuatnya silau. Kesadarannya berangsur pulih ketika mendengar suara ketus seorang laki-laki. 

“Bangun! Kamu itu bisanya nyusahin saya saja!” 

Kening Dimas berkerut mendengar suara asing yang tidak ia kenal. Perlahan, ia membuka mata untuk melihat siapa yang berani memarahi seorang Dimas Mahardika. 

“Si —siapa?” tanyanya sambil memegangi kepala yang berputar. Ia melihat sekeliling mencoba mengenali tempatnya berada. 

 

“Halah! Jangan drama! Bangun! Kamu sudah boleh pulang.” Pria berambut putih yang tidak Dimas kenal itu berdiri menjauh dari ranjang dengan mata yang terus memelototinya.

Ia mendengus kasar lalu kembali melanjutkan. 

“Kalau miskin, gak punya uang gak usah aneh-aneh. Pakai kecelakaan segala. Memangnya kamu pikir rumah sakit ini gak bayar, hah?” pekik pria itu lagi. 

Dimas mencoba duduk walau rasanya ia mau muntah. Keningnya kembali menyatu melihat tangan miliknya yang seperti berbeda. 

Kulit tangannya lebih gelap, seperti sering terbakar matahari. Ada cincin di jari tengahnya, cincin emas polos. 

Ia tidak punya cincin seperti ini. Semua cincin koleksinya dihiasi batu berharga. Tidak seperti cincin ini, yang mungkin harganya tidak lebih dari dua juta. 

“Cepat bangun! Kamu pikir saya gak ada kerjaan lain selain ngurusin menantu gak guna kayak kamu?”

“Menantu? Apa bapak salah orang? Saya bukan menantu bapak,” Dimas meraba wajahnya. Ia kembali dibuat heran dengan fisiknya yang terasa berbeda. 

“Apa kamu bilang? Berani kamu sama saya, huh? Kamu pikir kamu itu siapa?” Lelaki asing itu berkacak pinggang. Ia semakin emosi sampai berteriak memanggil seseorang. 

Dimas tidak lagi memperhatikan pria itu. Ia sibuk memperhatikan tubuhnya. Merasakan sakit pada kepala dan dada juga kakinya. Tapi semua itu tidak ada apa-apa dibanding keanehan yang ia rasakan saat ini. 

“Urus itu suami kamu! Mulai kurang ajar! Padahal nanti ayah juga yang keluar uang buat rumah sakit dia.” Pria tua itu bicara dengan seorang wanita muda berwajah lembut. Ia menunjuk-nunjuk Dimas dengan kesal. 

“Tidak usah repot, Pak. Nanti saya bisa bayar sendiri.”

Bambang dan Dara menoleh bersamaan melihat Dimas yang sedang mencoba untuk turun dari ranjang.

“Mas, kamu mau kemana? Biar aku bantu.” Wanita berwajah lembut itu mendekati bangkar Dimas, mencoba membantunya.

Dimas pasrah, membiarkan wanita asing memegang tangannya. Bertumpu agar ia bisa berdiri. Kakinya lemas seperti habis berlari jauh. Padahal jika dilihat tidak ada cedera di bagian kaki. 

“Mas, mau kemana?” Dengan penuh perhatian, wanita itu memegangi Dimas agar tidak jatuh. 

“Mas, kamu habis kecelakaan. Kepalamu terbentur keras. Kamu yakin gak apa-apa? Apa gak pusing? Perlahan Dara — wanita yang disebut sebagai istrinya melepaskan pegangannya pada Dimas. 

Baru saja berdiri sedetik, Dimas kembali terjatuh duduk di tepi ranjang. Kepalanya berputar membuat perutnya mual. 

“Kamu uruslah suami kamu ini! Ayah tunggu di luar. Jangan lupa, bilang sama dia kalau biaya berobatnya ini gak gratis! Dia harus ganti uang papa!” 

“Bapak jangan khawatir, saya akan mengganti uang bapak, dan juga bonus sebagai ucapan terima kasih karena sudah menolongku.” Dimas menjawab, mencoba merendahkan nadanya agar terkesan sopan. Padahal, sedari tadi telinganya sudah panas karena mendengar pria itu membicarakan soal uang.

Jangankan biaya pengobatan, membeli rumah sakit ini saja ia mampu. Siapa yang tidak kenal Dimas Mahardika, CEO muda paling berhasil, orang terkaya nomor satu di negeri ini? 

“Mas, kamu mau kemana? Aku bantu, ya?” Wanita yang tidak Dimas kenal itu kembali membantu Dimas berdiri. Menahan tubuh Dimas agar iya bisa berdiri. 

“Mbak siapa ya? Kenapa panggil saya mas? Apakah kita saling mengenal sebelumnya?” Dimas berjalan dengan pelan menuju ke kamar mandi, ia ingin muntah. 

“Mas, jangan bercanda, deh! Masa kamu gak inget sama istrimu sendiri?”

Dimas berhenti melangkah, ia menoleh melihat wanita bernama Dara, menatapnya heran. 

Dimas memikirkan sesuatu, penasaran ia kemudian bertanya, “Istri? Memangnya nama saya siapa?”

Dimas bisa menangkap wajah heran dari  itu. Dara berubah khawatir dan menjawab, “Aku panggilin dokter. Ini pasti karena kepalamu terbentur.” 

Dimas berpegangan pada dinding begitu Dara meninggalkannya. Ia menuju kamar mandi untuk membuktikan sesuatu yang dianggapnya tidak mungkin. 

Ia segera membuka pintu kamar mandi, berdiri di depan wastafel sambil menatap cermin dan memperhatikan pantulan bayangannya. 

“Ti —tidak!” Dimas mundur beberapa langkah tidak percaya dengan apa yang ia lihat di cermin. 

“Ini tidak mungkin!” serunya lagi. Kepalanya menggeleng kencang menolak kenyataan. 

“Bagaimana mungkin ini terjadi? Aku Dimas, Dimas Mahardika? Bagaimana mungkin aku menjadi orang lain?

"Si —siapa aku?” 

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Sisi Ryri
ceritanya seru
2024-03-23 11:54:33
1
user avatar
Syahfa Thea
Dari sinopsisnya aja sudah seru. cus aku langsung otw baca.........
2024-03-21 23:00:49
1
user avatar
Atieckha
Mantap Dimas....Selamat novel baru thor
2024-03-02 13:51:45
2
user avatar
Aira Tsuraya
wiih novel baru. cuss gass, Kak .........
2024-02-29 12:59:02
2
user avatar
Rich Mama
Go Dimas Go! ! ! (⁠灬⁠º⁠‿⁠º⁠灬⁠)⁠♡
2024-02-26 18:46:00
1
40 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status