Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2417 Mati Bersama

Share

Bab 2417 Mati Bersama

Penulis: Sarjana
Ardika berbicara sesuai dengan kenyataan.

Kalau hanya dengan mendapatkan Pedang Ular Gelap sudah bisa menduduki posisi ketua cabang Provinsi Denpapan, bahkan menduduki posisi ketua cabang Gotawa, maka Wilgo sudah memikirkan hal-hal ini dengan terlalu sederhana.

Sebilah Pedang Ular Gelap saja tidak bisa menentukan apa pun.

Tanpa adanya kemampuan yang sebanding dengan itu, mendapatkan Pedang Ular Gelap bukanlah hal baik, sebaliknya malah akan menjadi sumber musibah.

Tidak hanya ada kemungkinan akan direbut oleh orang lain, bahkan nyawa sendiri akan terancam.

Selanjutnya, baik Wilgo ingin menggunakan Pedang Ular Gelap ini untuk mengendalikan Vita dan Cahdani, memaksa kedua orang ini untuk tunduk, maupun menyerahkan benda ini kepada tokoh besar tertentu di cabang Gotawa untuk ditukarkan dengan keuntungan-keuntungan tertentu, mungkin tidak akan sesuai dengan keinginannya.

Ini juga menjadi alasan Ardika menjual Pedang Ular Gelap begitu saja tanpa adanya beban mental.

Lagi pula, dengan adanya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2419 Dijebak

    "Pak Wilgo, barusan Vita dan Cahdani sudah terlebih dulu menyebarkan informasi itu melalui Grup Goldis."Zilvana berkata dengan ekspresi aneh, "Katanya ketua cabang Gotawa yang ditunjuk oleh Ratu Ular mencari mereka, mengatakan Pedang Ular Gelap ketinggalan di ibu kota provinsi.""Sekarang mereka berdua sudah mengadakan sayembara mewakili cabang Provinsi Denpapan dengan hadiah sebesar dua triliun. Siapa pun orang itu, selama bisa menemukan Pedang Ular Gelap, bisa pergi ke Grup Goldis untuk menerima hadiah.""Selain itu, kalau ketahuan ada yang berani diam-diam menyembunyikan Pedang Ular Gelap, selama orang itu adalah bagian dari Organisasi Snakei, maka akan dihabisi!"Begitu Zilvana selesai berbicara, suasana di dalam mobil berubah menjadi hening sejenak."Bam ...."Wilgo menghancurkan cangkir dalam genggamannya. Telapak tangannya sudah berdarah akibat tusukan pecahan cangkir itu pun, tampaknya dia tidak menyadarinya. Raut wajahnya terlihat muram."Bajingan licik!"Mendengar Wilgo meng

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2418 Angan-Angan

    Sejak berjalan keluar dari Restoran Iston, dalam kurun waktu sesingkat ini saja Wilgo sudah merencanakan segalanya. Dia sudah menyusun bagaimana caranya memanfaatkan Pedang Ular Gelap untuk mendatangkan keuntungan yang lebih besar untuk dirinya sendiri."Ardika yang menjualnya padamu?"Betty tertegun sejenak. Kemudian, dia bertanya dengan raut wajah agak muram, "Berapa harganya?"Baginya, Ardika sudah menampar Wilgo, pergi ke rumah mereka untuk membuat keributan dan melukainya, bahkan menjalin hubungan tidak jelas dengan Rosa hingga menyinggung Jerfis. Jadi, sudah sewajarnya Ardika menyerahkan Pedang Ular Gelap secara gratis demi memohon pengampunan mereka.Berani-beraninya bocah itu menjual pedang ini! Benar-benar cari mati!"Empat triliun!"Sambil mengusap-usap kumisnya, Wilgo juga merasa wajahnya berdenyut sakit."Apa? Empat triliun?!"Betty langsung membanting cangkir ke tempat cangkir, lalu berkata dengan marah, "Wilgo, apa otakmu sudah bermasalah?! Si Ardika itu jelas-jelas sedan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2417 Mati Bersama

    Ardika berbicara sesuai dengan kenyataan.Kalau hanya dengan mendapatkan Pedang Ular Gelap sudah bisa menduduki posisi ketua cabang Provinsi Denpapan, bahkan menduduki posisi ketua cabang Gotawa, maka Wilgo sudah memikirkan hal-hal ini dengan terlalu sederhana.Sebilah Pedang Ular Gelap saja tidak bisa menentukan apa pun.Tanpa adanya kemampuan yang sebanding dengan itu, mendapatkan Pedang Ular Gelap bukanlah hal baik, sebaliknya malah akan menjadi sumber musibah.Tidak hanya ada kemungkinan akan direbut oleh orang lain, bahkan nyawa sendiri akan terancam.Selanjutnya, baik Wilgo ingin menggunakan Pedang Ular Gelap ini untuk mengendalikan Vita dan Cahdani, memaksa kedua orang ini untuk tunduk, maupun menyerahkan benda ini kepada tokoh besar tertentu di cabang Gotawa untuk ditukarkan dengan keuntungan-keuntungan tertentu, mungkin tidak akan sesuai dengan keinginannya.Ini juga menjadi alasan Ardika menjual Pedang Ular Gelap begitu saja tanpa adanya beban mental.Lagi pula, dengan adanya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2416 Sepakat

    Wilgo bahkan sudah berpikiran untuk merebut Pedang Ular Gelap itu.Namun, mengingat kemampuan Ardika, biarpun ada bantuan dari Zilvana, serta murid-murid lainnya yang bersembunyi di dalam ruangan pribadi sekitar sini, dia juga belum tentu bisa mendapatkannya.Selain itu, kalau sampai Ardika terdesak dan Pedang Ular Gelap ini terekspos, saat itu tiba bahkan tokoh-tokoh besar dari Organisasi Snakei cabang Gotawa juga akan datang untuk merebutnya.Sebagai seorang wakil ketua cabang, bagaimana mungkin Wilgo bisa mempertahankan benda suci ini?Dalam sekejap, berbagai pemikiran melintasi benak Wilgo.Beberapa saat kemudian, dia tiba-tiba mengangkat cangkir tehnya, lalu seperti memberi isyarat kepada Ardika. "Ayo, Ardika, dengan teh menggantikan anggur, aku bersulang untukmu!""Pak Wilgo, permainan apa lagi yang kamu mainkan ini?"Ardika tersenyum tipis, lalu dia juga mengangkat cangkir tehnya dan menyesapnya.Wilgo tertawa canggung, lalu berkata dengan serius, "Ardika, jangan memusuhiku sepe

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2415 Langsung Menjadikanmu Sebagai Ketua Cabang Gotawa

    Rosa dan Zilvana juga mengalihkan pandangan mereka ke arah benda tersebut dengan penasaran.Mereka melihat sebilah pedang yang terbuat dari logam dan berwarna kehitaman tertancap di atas meja.Sementara itu, di gagang pedang tersebut terlihat seekor ular kecil berwarna hitam kemerahan seperti gumpalan api. Seekor ular kecil yang tampak seperti hidup itu membuat orang merasakan sensasi aneh dan menyeramkan.Dua wanita itu juga sudah tercengang.Di antara dua wanita ini, yang satunya adalah murid Organisasi Snakei, sedangkan yang satunya lagi adalah putri wakil ketua cabang Organisasi Snakei. Jadi, tentu saja mereka bisa mengenali pedang tersebut adalah Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei!Selama ini, Pedang Ular Gelap yang asli memang ada di tangan Vanya, sang Ratu Ular.Namun, semua anggota Organisasi Snakei tahu setiap tokoh selevel ketua cabang, serta segelintir murid yang berbakat akan mendapatkan tiruan Pedang Ular Gelap.Intinya, di Organisasi Snakei, manfaat Pedang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2414 Apa Atas Dasar Ini Bisa

    Sejak ibunya mengalami kejadian itu, Wilgo, ayahnya hanya memilih diam saja, bahkan menikahi Betty, musuh ibunya.Sementara itu, Jerfis yang selama ini mengejarnya, serta menjanjikan kehidupan berkecukupan dan mewah untuknya, bahkan tidak pernah menyebutkan tentang ibunya.Bagi Rosa, Ardika bukan hanya bersedia melepaskan keuntungan yang sangat besar untuk dirinya, tetapi pria itu juga bisa memahaminya.Namun, setelah menangis sejenak, Rosa buru-buru menyeka air matanya, lalu menarik lengan Ardika dan berkata dengan lembut, "Ardika, kamu nggak perlu memedulikan tentang ibuku, juga jangan bicara sembarangan!"Dia tahu jelas kejadian yang menimpa ibunya itu melibatkan terlalu banyak pihak.Saat itu, Wilgo, ayahnya juga memilih untuk diam saja setelah mengetahui hal ini.Itu artinya hal di balik kejadian tersebut sangatlah rumit. Bahkan Wilgo juga tidak berani menyelidikinya hingga tuntas.Apalagi, kejadian yang menimpa ibunya ada hubungannya dengan Betty.Pendukung Betty adalah Keluarga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2413 Dua Triliun

    "Pak Wilgo, sepertinya setelah kejadian sebelumnya, kamu masih belum jera juga, ya? Kamu tetap berpikir bisa menyelesaikan semua masalah hanya dengan uang."Ardika menatap Wilgo sambil tersenyum tipis dan berkata, "Pertama-tama, aku nggak akan menyetujui hal pertama.""Kamu menawarkan 200 miliar untukku, memintaku meninggalkan Rosa. Sepertinya uang Keluarga Gozali cukup banyak.""Kalau begitu, mengapa aku nggak sekalian menikahi Rosa saja? Dia adalah satu-satunya putrimu. Apa mungkin kelak setelah kamu tua, aset Keluarga Gozali nggak diserahkan padanya? Mungkinkah kamu ingin mendonasikan semua aset keluarga kalian?""Apa kamu adalah tipe orang yang baik hati seperti itu?"Mendengar ucapan ini, wajah cantik Rosa sedikit tersipu. Namun kemudian, dia tidak bisa menahan diri untuk memelototi bocah yang beromong kosong itu.Raut wajah Wilgo juga berubah menjadi muram. Dia berkata, "Ardika, sekarang aku sedang bicara serius denganmu, bukan sedang bercanda denganmu!""Baiklah, kalau begitu, a

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2412 Satu Hal Dua Ratus Miliar

    Raut wajah Wilgo juga berubah menjadi agak muram. Setelah beberapa saat, dia baru berkata dengan acuh tak acuh, "Bocah, punya semangat jiwa muda adalah hal yang baik. Tapi, dengan mempertimbangkan Rosa, aku tetap ingin mengingatkanmu sebagai orang yang sudah berpengalaman.""Kalau kamu nggak mengendalikan temperamenmu ini, cepat atau lambat kamu akan rugi besar."Sambil tersenyum, Ardika mengambil kembali alat makannya dan berkata, "Kalau begitu, aku memang harus mempelajari bagaimana caranya nggak menonjolkan diri, dewasa dan bijaksana dari Pak Wilgo.""Bagaimanapun juga, setelah bertahun-tahun berlalu, kamu masih bisa menduduki posisi sebagai wakil ketua cabang dengan kokoh, juga sudah sangat berkemampuan."Mendengar ucapan ini, ekspresi Wilgo langsung berubah menjadi masam saking emosinya.Ardika, bocah yang satu ini benar-benar tidak mempertimbangkan harga dirinya. Setiap ada kesempatan, bocah itu langsung mempermalukannya.Rosa tidak bisa menahan diri lagi. Dia segera duduk di sam

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2411 Tidak Bisa Mengendalikan Tanganku

    Kavano juga menyadari dirinya sudah berlebihan. Karena itulah, dia mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Baiklah, selama Nona Jesika bersedia, aku nggak masalah."Lagi pula, ke depannya dia akan berada di sisi Jesika, dia masih punya kesempatan.Dia yakin dengan mengandalkan pesonanya dan trik-triknya, dia pasti bisa menaklukkan wanita ini....Di sisi lain.Ardika sudah sampai di Restoran Iston dengan membawa Rosa.Ini adalah sebuah restoran lama terkenal di ibu kota provinsi dengan level yang sangat tinggi. Orang-orang yang datang mengunjungi restoran ini adalah orang-orang kaya atau orang-orang berpengaruh.Namun, kata Rosa ini juga merupakan bisnis milik Keluarga Gozali.Saat Ardika dan Rosa sampai di lantai paling atas, sudah tidak kelihatan satu orang pengunjung pun, hanya ada beberapa orang pelayan yang tengah melakukan tugas mereka dengan hati-hati.Namun, samar-samar ada aura membunuh yang terpancar dari dalam ruangan pribadi di sekeliling tempat tersebut. Sangat jelas ada

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status