Sejumput rambutnya miring ke bawah dari atas mata kirinya, tetapi tidak bisa menutupi wajah tirus Dekho.Rongga matanya cekung, bibir tipisnya terkatup rapat, wajahnya terlihat acuh tak acuh dan garang."Dekho?"Raut wajah Rosa langsung berubah drastis, sorot mata terkejut tampak jelas di matanya.Barusan mereka sedang membicarakan tentang Dekho, siapa sangka pria itu sudah tiba secepat ini, bahkan langsung mendatangi vilanya.Kalau Ardika tidak datang, Staco juga tidak datang, dia tidak berani membayangkan hal menakutkan seperti apa yang akan dialaminya malam ini.Diam-diam, Ardika melangkah maju satu langkah, menarik Rosa ke belakangnya, sedangkan pandangannya terpaku pada kedua tangan lawannya itu.Dia yang sudah pernah melihat betapa hebatnya kemampuan menembak Dekho, tentu saja sudah tahu seberapa hebat lawannya yang satu ini.Staco dan yang lainnya juga berdiri di tempat dengan ketakutan, kelopak mata mereka melompat dengan sangat cepat.Terutama Staco.Walaupun sebelumnya dia me
Domio, guru Staco, hanya merupakan mantan ketua Organisasi Snakei cabang Provinsi Aste.Kalau dia menunjukkan identitasnya, jangankan Staco yang hanya merupakan seorang murid, bahkan Domio sendiri juga akan berlutut di hadapannya dengan patuh dan gemetar ketakutan.Jadi, maksud Ardika sangat sederhana.Dia bukan hanya tidak menganggap serius Staco, bahkan Domio, guru Staco juga bukan apa-apa baginya."Ardika, apa katamu?"Staco yang tadinya masih menunggu Ardika untuk berlutut di hadapannya mengucapkan beberapa patah kata itu dengan nada bicara terkejut, dia bahkan hampir mencurigai telinganya sudah bermasalah.Walaupun tadi dia meminta Ardika untuk menjadi murid sekadar namanya, pertama untuk mempermalukan Ardika, kedua agar mulai sekarang Ardika selalu satu level di bawahnya dan tidak berani berebut Rosa dengannya lagi.Namun, bagi Ardika, ini juga merupakan sebuah kesempatan emas.Sebagai mantan ketua Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Domio, gurunya sangat terkenal, reputa
"Rosa, lihatlah, inilah temanmu yang kamu ingin aku sekalian melindunginya itu?"Tidak berdaya menghadapi Ardika, Staco hanya bisa memberikan tekanan kepada Rosa."Dengan sikapnya ini, atas dasar apa aku harus menyebutkan nama guruku untuk melindunginya, menyelamatkan nyawanya?""Biarpun aku menyelamatkannya, orang sepertinya juga nggak akan tahu berterima kasih.""Awalnya, misi kedatanganku kali ini hanya untuk melindungimu. Tapi kalau kamu bersikeras ingin aku sekalian menyelamatkannya, maaf aku nggak bisa.""Kamu cari orang lain saja!"Staco beranjak dari sofa, berpura-pura akan pergi.Melihat kepura-puraan bocah yang satu ini, Ardika berkata dengan dingin, "Rosa, jangan menghentikannya! Biarkan dia pergi saja sana!""Hanya seorang Dekho, aku bisa menanganinya dengan mudah."Rosa mengentakkan kakinya dengan tidak berdaya. "Ardika, tolong jangan banyak bicara lagi!"Selesai berbicara, dia buru-buru melangkah maju untuk menghentikan Dekho dan berkata dengan nada bicara memohon, "Kak S
Ardika mengerutkan keningnya dan berkata, "Barang sebanyak satu kapal Organisasi Snakei dijarah, dengan gaya bertindak Organisasi Snakei, bukankah seharusnya Dekho sudah mati keesokan harinya?""Karena gurumu sehebat itu, bagaimana dia bisa membiarkan orang seperti itu tetap bertahan hidup?"Setelah berinteraksi dengan Organisasi Snakei berkali-kali, tentu saja Ardika sudah tahu jelas seberapa mengintimidasi Organisasi Snakei.Menjarah kapal milik Organisasi Snakei, ini adalah bentuk provokasi terang-terangan terhadap Organisasi Snakei.Organisasi Snakei tidak mungkin membiarkan orang seperti ini tetap hidup.Jadi, Ardika merasa ucapan Staco bermasalah, paling tidak, tidak sepenuhnya tepat."Memangnya kamu tahu apa?!"Staco mendengus dingin dan berkata, "Guruku adalah tipe orang yang baik hati dan berbesar hati, selalu ingin menjalin hubungan baik dengan orang lain. Jadi, setiap kali bertindak, dia cenderung memilih untuk nggak mengambil tindakan ekstrem.""Pasti saat itu Dekho sudah k
"Aku mengenal Jerfis, salah seorang dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi. Bahkan di Provinsi Aste, dia juga sedikit berpengaruh.""Orang ini sangat ambisius. Sejak beberapa tahun yang lalu, dia sudah memanfaatkan Hainiken untuk mengumpulkan berbagai orang-orang berbakat dan orang-orang ganas.""Terutama anak buahnya yang bernama Dekho. Orang ini dijuluki Naga Sungai. Dulu, dia menguasai Sungai Denpapan, memblokade akses perairan, memaksa berbagai raksasa pelayaran untuk memberinya bayaran.""Dekho sangat menguasai teknik menembak, merupakan orang yang misterius.""Ardika, walau kamu sedikit berkemampuan, kalau bertemu dengan Dekho, kamu juga hanya bisa mati dengan memendam perasaan benci dan nggak terima!"Staco menatap Ardika dengan tatapan seperti melihat orang yang sudah mati.Baginya, Ardika hanya menguasai sedikit keterampilan bela diri.Akan tetapi, bisa-bisanya pria itu ingin berperan layaknya pahlawan untuk Rosa dan melawan orang seperti Jerfis. Benar-benar cari mati sendiri.
"Kak Staco, lumpuhkan dia!""Tunjukan pada badut pembuat onar yang hanya bisa menyerang orang lain secara mendadak itu seorang ahli bela diri yang sesungguhnya!"Beberapa orang pengikut Staco terus menyemangatinya.Bagi mereka, kalau tadi Ardika bukan menyerang secara mendadak, Junisa tidak mungkin terjatuh di lantai hanya karena satu tamparan darinya.Bagaimanapun juga, walaupun kemampuan mereka tidak bisa menandingi Staco, tetapi di antara kaum generasi muda, boleh dibilang mereka juga sudah merupakan ahli bela diri.Tanpa memedulikan suara-suara bising di sekelilingnya, tubuh Ardika bergerak dengan elastis.Jelas-jelas ruang untuk bergerak sangat sempit, tetapi dia selalu berhasil menghindari serangan lawannya. Pada saat bersamaan, dia melayangkan sebuah tamparan dengan punggung tangannya."Plak ...."Seiring dengan terdengarnya suara tamparan nyaring, suasana di tempat itu tiba-tiba berubah menjadi hening.Ardika mengibaskan tangannya dengan santai, tetap berdiri di tempat.Sementa