ホーム / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 3013 Benar-Benar Sudah Datang

共有

Bab 3013 Benar-Benar Sudah Datang

作者: Sarjana
"Oh? Kamu mengancamku?"

Ardika menggelengkan kepalanya dan tertawa. "Hmm, tampaknya hari ini aku harus menanganimu hingga tuntas."

"Kamu? Memangnya kamu bisa apa?"

Fredi mendecakkan lidahnya, lalu berkata dengan ekspresi meremehkan, "Eh, Ardika, jangan pikir dengan mengandalkan Vita sebagai pendukungmu, kamu bisa nggak menganggap serius aku."

"Dengar baik-baik, tanpa mengandalkan identitasku di Organisasi Tigerim ini, dengan latar belakang dan identitasku sendiri aku juga bisa menginjak mati kamu!"

"Orang sepertimu sama sekali nggak layak dibandingkan denganku!"

Fredi menatap Ardika dengan tatapan meremehkan.

Latar belakang dan identitasnya membuatnya merasa dirinya unggul telak dari Ardika.

"Oh? Benarkah?"

Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau aku nggak salah ingat, kamu berasal dari Keluarga Waluyo Kota Sewo, kamu sangat percaya diri terhadap latar belakang keluargamu itu?"

"Percaya diri?"

Fredi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak, nggak, nggak, di hadapan para tuan mud
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3020 Lelang Tanah

    Luna menelepon untuk menanyakan tentang Ardika menjadi target pembunuhan sore ini.Hal ini sudah bukan rahasia. Organisasi Snakei dan Organisasi Tigerim bisa mengetahui informasi tersebut dengan cepat. Kalau begitu, dengan identitas dan kedudukan Luna saat ini, dia juga pasti tidak akan ketinggalan informasi.Di panggilan telepon tersebut, suara Luna terdengar sangat khawatir.Walaupun selama beberapa waktu ini karena hal-hal yang menyangkut Rosa, timbul kesalahpahaman di antara mereka, bahkan menimbulkan konflik kecil dalam hubungan mereka, tetapi paling tidak perasaan mereka terhadap satu sama lain tetap tidak memudar.Begitu mendengar informasi Ardika menjadi target pembunuhan, Luna langsung menelepon untuk menanyakan keadaan suaminya."Sayang, aku benar-benar baik-baik saja, bahkan tak ada sehelai bulu pun di tubuhku yang rontok."Ardika berkata sambil tersenyum, "Kalau kamu benar-benar nggak percaya, bagaimana kalau kamu segera kembali ke ibu kota provinsi? Setelah aku mandi hingg

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3019 Perselisihan Tersembunyi

    "Ahhh ...."Tak lama kemudian, samar-samar terdengar suara teriakan menyedihkan Fredi dari luar bangsal."Tuan Ardika, kaki Fredi sudah kupatahkan."Beberapa saat kemudian, Hitos berjalan memasuki ruangan, tampak berkeringatan.Tidak mudah bagi orang biasa untuk mematahkan kaki orang lain dengan sekali coba. Hitos sendiri sudah mencoba berkali-kali, bahkan meminta sopirnya yang bertenaga besar untuk membantunya, baru berhasil mematahkan kaki Fredi.Dengan kata lain, kali ini Fredi benar-benar mengalami penderitaan yang besar.Ardika tidak takut Hitos hanya membohonginya. Dia mengangguk, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Satu tamparan 20 miliar, nggak boleh kurang sepeser pun."Melihat Hitos cukup kooperatif, Ardika tidak menuntut bayaran tambahan lagi, boleh dibilang juga memberi sedikit muka untuk Wakil Kodam Provinsi Denpapan ini.Ibarat bertindak tegas tetapi tahu kapan saatnya untuk berhenti.Tidak sepenuhnya menyinggung orang lain, juga tidak membiarkan orang lain menganggap sep

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3018 Majikan dan Pelayan

    Melihat Ardika sudah mendekatkan ponselnya ke telinganya, Hitos langsung gugup setengah mati.Saat ini, sosok Wakil Kodam Provinsi Denpapan ini tidak bisa tenang lagi. Dia berkata dengan panik, "Jangan, Ardika! Jangan telepon! Aku sendiri yang salah menginterpretasikannya!"Dia menangkap maksud lain dari ucapan Ardika.Ardika terus-menerus memanggil Danu dengan namanya, yah mungkin pemuda ini sangat memedulikan harga dirinya, hanya berlagak hebat saja.Namun, dia bahkan menyuruh Danu untuk mengambil tindakan sendiri?Apa ini sikap memohon bantuan pada orang lain?Biarpun Danu tidak berada di hadapannya, Ardika hanya murni ingin berlagak hebat, mengucapkan kata-kata seperti ini juga sama saja dengan cari mati, bukan?Jadi, mulai tebersit sebuah spekulasi yang berani di dalam benak Hitos.Mungkinkah Ardika adalah pangeran dari sebuah keluarga bangsawan besar?Selain pangeran, Hitos benar-benar tidak bisa menemukan ada tuan muda dari keluarga mana yang berani bersikap seperti ini pada Kod

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3017 Apakah Belakangan Ini Dia Sudah Lupa Diri

    Saking ketakutannya, sekujur tubuh Fredi gemetaran. Dia tidak pernah melihat sorot mata Hitos semenakutkan itu.Hitos menoleh, menarik napas dalam-dalam sebelum berkata dengan serius, "Ardika, terima kasih telah bersedia memberiku muka. Tapi, bisakah kamu sedikit lebih memberiku muka lagi?""Jangan patahkan kakinya lagi. Mengenai kompensasi untuk Nona Jesika, bisa kami tambahkan sedikit lagi.""Selain itu, sepulang nanti aku juga akan mendisiplinkan bocah sialan ini dengan ketat. Aku janji dia nggak akan muncul di hadapanmu lagi."Walaupun Ardika mengatakan dirinya tidak akan turun tangan sendiri, membuat Fredi berakhir lumpuh seumur hidup, tetapi tetap saja cedera patah kaki membutuhkan waktu yang lama untuk pulih.Di Organisasi Tigerim yang persaingannya sangat ketat, kalau Fredi beristirahat untuk pemulihan cederanya selama tiga bulan, saat dia kembali nanti mungkin posisinya sudah digantikan oleh orang lain.Walaupun Fredi bukan generasi muda Keluarga Waluyo yang paling unggul, tet

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3016 Satu Tamparan Dua Puluh Miliar

    Mendengar ucapan ini, tidak hanya ekspresi Fredi yang langsung berubah, bahkan raut wajah Hitos juga tampak agak muram.Walaupun ucapan Ardika ini kelihatannya seperti ditujukan pada Fredi, tetapi sesungguhnya juga ditujukan pada dirinya.Sepertinya beberapa tamparan tadi tidak membuat pemuda ini puas.Hitos baru saja hendak berbicara, Fredi sudah berkata dengan gigi terkatup, "Kalau begitu, katakan bagaimana kamu ingin menyelesaikan masalah ini!"Nada bicaranya dipenuhi dengan kebencian.Ardika mengangkat alisnya, lalu tersenyum tipis. Dia menoleh menatap Hitos dan berkata dengan acuh tak acuh, "Pak Hitos, kamu juga sudah dengar sendiri, 'kan? Kelihatannya keponakanmu ini belum menyadari apa kesalahannya.""Kalau begitu, seperti yang kamu katakan tadi saja, patahkan satu kakinya.""Anggap ini sebagai hukuman atas kelancangannya terhadap diriku.""Adapun mengenai dua tamparan yang diterima oleh temanku itu, satu tamparan 20 miliar.""Nilai wajah temanku nggak bisa diukur dengan uang, a

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3015 Tidak Sepenuhnya Menerima Kekalahan

    Hitos sedikit mengerutkan keningnya sebelumnya ekspresinya normal kembali. Dia pun bertanya dengan serius, "Penjelasan seperti apa yang Tuan Ardika inginkan?"Ardika hanya tersenyum, tidak mengucapkan sepatah kata pun.Hitos langsung menyadari pemuda di hadapannya ini tidak mudah dikelabui.Pemuda itu tidak menyebutkan penjelasan seperti apa yang diinginkan, melainkan hanya memintanya untuk memberikan penjelasan.Kalau begitu, apakah bisa memuaskan pemuda tersebut atau tidak, itu sepenuhnya tergantung pada apa yang akan dilakukannya.Ya, pemuda ini adalah seorang pemuda yang tidak sederhana.Setelah berpikir demikian, Hitos mengatupkan giginya dengan rapat. Dia tiba-tiba menoleh, menunjuk Fredi dan berkata, "Kamu, sini!""Paman ...."Fredi hanya bisa memberanikan diri berjalan menghampiri Hitos."Plak ...."Hitos langsung mengayunkan lengannya, melayangkan satu tamparan ke wajah keponakannya itu tanpa mengendalikan kekuatannya.Fredi langsung terpukul mundur dua langkah, bekas tamparan

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status