Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 3169 Apa Identitasmu

Share

Bab 3169 Apa Identitasmu

Penulis: Sarjana
Namun, Ardika tidak merasakan apa pun. Dia tersenyum tipis dan berkata, "Bukankah Pak Jemi mengajariku untuk nggak bertindak keterlaluan, harus berbesar hati, harus belajar toleransi?"

"Aku ingin menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri, jadi aku ingin menguji apakah Pak Jemi bisa melakukan apa yang kamu sendiri katakan."

"Yah, hasilnya adalah, aku hanya menampar Pak Jemi dengan satu tamparan saja, tapi Pak Jemi sudah ingin menghabisiku."

"Ini yang kamu sebut dengan berbesar hati, menoleransi?"

Ekspresi main-main menghiasi wajah Ardika, ucapannya membuat wajah Jemi langsung memerah. Dia berkata dengan emosi, "Bocah, apa identitas identitasmu? Apa identitasku?"

"Oh, ternyata berbesar hati dan toleransi yang Pak Jemi sebutkan itu berdasarkan identitas, ya? Lihat-lihat orang, begitu?"

Ardika melontarkan kata-kata itu dengan acuh tak acuh. Tiba-tiba saja, ekspresinya berubah menjadi dingin. "Aku nggak tahu apa identitasku, tapi aku tahu kamu nggak lebih dari seekor anjing peliharaan Keluar
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3171 Sengaja Memprovokasi

    Sebagai perusahaan dari luar kota ibu kota provinsi, akhirnya Grup Hatari benar-benar sudah bisa menetap di ibu kota provinsi.Selain itu, yang lebih tidak bisa dipercaya adalah, Grup Hatari tidak mengeluarkan uang sepeser pun untuk mendapatkan semua ini!Kevo yang membayar untuk mereka.Setelah menghela napas panjang, mengendalikan gejolak kebahagiaan yang dirasakannya, Luna berkata dengan agak khawatir, "Ardika, sebenarnya Pak Jemi itu juga nggak salah, harus tahu kapan waktunya berhenti.""Setelah kita mendapatkan tanah, kenapa masih harus memprovokasinya seperti itu? Sekarang dia benar-benar akan melawan kita hingga akhir."Kalaupun berhasil mendapatkan tanah, juga belum tentu bisa mempertahankannya.Ucapan Kevo sebelumnya adalah hal yang dikhawatirkan oleh Luna.Dia tahu jelas pria itu pasti tidak akan berhenti begitu saja.Jadi, Ardika memprovokasi Kevo seperti itu, hanya akan membuat situasi menjadi makin parah.Di samping Luna, Ardika berkata dengan santai, "Bukankah kamu juga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3170 Menunggu Pembalasanmu

    Semua orang di lokasi acara lelang itu merinding ketakutan. Hanya suara makian Ardika dan suara tamparan nyaring yang menggema di seluruh tempat tersebut.Melayangkan belasan tamparan di satu wajah.Hingga wajah tampan Kevo sudah membengkak, Ardika baru berhenti.Udara di tempat tersebut seperti sudah membeku.Semua orang menatap Kevo yang berusaha menahan sakit itu dan Ardika yang sedang beraksi itu dengan tercengang.Awalnya berdasarkan pemahaman mereka, seharusnya peran yang dimainkan oleh dua orang tersebut terbalik.Menurut logika, seharusnya Kevo yang melayangkan tamparan di sana, sedangkan Ardika hanya bisa diam saja menahan rasa sakit.Namun, setelah dipikir-pikir kejadian-kejadian sebelumnya.Logika dan aturan normal, seakan-akan tidak berlaku pada diri ArdikaSaat ini, pupil mata Kevo tampak menyipit seukuran jarum. Dia menatap Ardika dengan tatapan lekat, sorot matanya diliputi rasa malu dan amarah.Dia menggertakkan giginya, menggerakkan bibirnya, ingin berbicara, tetapi pa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3169 Apa Identitasmu

    Namun, Ardika tidak merasakan apa pun. Dia tersenyum tipis dan berkata, "Bukankah Pak Jemi mengajariku untuk nggak bertindak keterlaluan, harus berbesar hati, harus belajar toleransi?""Aku ingin menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri, jadi aku ingin menguji apakah Pak Jemi bisa melakukan apa yang kamu sendiri katakan.""Yah, hasilnya adalah, aku hanya menampar Pak Jemi dengan satu tamparan saja, tapi Pak Jemi sudah ingin menghabisiku.""Ini yang kamu sebut dengan berbesar hati, menoleransi?"Ekspresi main-main menghiasi wajah Ardika, ucapannya membuat wajah Jemi langsung memerah. Dia berkata dengan emosi, "Bocah, apa identitas identitasmu? Apa identitasku?""Oh, ternyata berbesar hati dan toleransi yang Pak Jemi sebutkan itu berdasarkan identitas, ya? Lihat-lihat orang, begitu?"Ardika melontarkan kata-kata itu dengan acuh tak acuh. Tiba-tiba saja, ekspresinya berubah menjadi dingin. "Aku nggak tahu apa identitasku, tapi aku tahu kamu nggak lebih dari seekor anjing peliharaan Keluar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3168 Jadi Orang Itu Harus Berbesar Hati

    Ardika melambaikan tangannya, seolah-olah sangat hebat, benar-benar tampak seperti orang kaya baru.Akan tetapi, justru karena inilah, Kevo dan yang lainnya ingin sekali menerjang ke arah pria itu dan mencabik-cabik wajahnya.Mengesalkan!Benar-benar mengesalkan!Dengan kata lain, hari ini Ardika dan Luna mendapatkan tanah Gedung Plidum itu tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.Atau lebih tepatnya lagi adalah, Kevo yang membantu mereka membayar.Saat ini, bahkan Luna juga sudah tidak bisa berkata-kata lagi.Dia benar-benar tidak tahu bagaimana Ardika bisa sejahat ini, suaminya ini benar-benar penuh dengan akal bulus.Kalau dia adalah Kevo, mungkin sekarang juga sudah kesal setengah mati."Haha, Tuan Muda Kevo sangat murah hati! Sekali lagi, aku berterima kasih padamu! Kamu benar-benar orang baik!"Ardika tertawa terbahak-bahak sambil berpura-pura berterima kasih pada Kevo.Tingkah arogan dan liciknya ini benar-benar menjijikkan. Namun, Kevo tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Dia b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3167 Berkat Tuan Muda Kevo

    "Ya, benar. Aturan lelang tertulis dengan jelas hitam di atas putih."Ardika mengambil aturan lelang di hadapannya, lalu tersenyum dan berkata, "Selain aku yang menawar seharga 100 triliun, harga penawaranmu sebesar 20 triliun yang paling tinggi.""Adapun mengenai Tuan Muda Kevo, oh, aku sudah memberinya kesempatan, dia sendiri yang nggak memanfaatkan kesempatan itu dengan baik."Bahkan Kevo juga bertanya secara refleks, "Apa benar ada peraturan seperti itu?""Tuan Muda Kevo, memang benar ada peraturan itu."Penanggung jawab itu menelan air liurnya, lalu tersenyum getir dan berkata, "Dalam peraturan yang kami tetapkan kali ini, untuk tanah Gedung Plidum ini nggak boleh sampai kejadian gagal lelang."Aturan ini adalah aturan lelang yang dibuat khusus untuk tanah Gedung Plidum ini.Karena tanah Gedung Plidum ini sudah dipegang oleh instansi pemerintahan Distrik Stavis terlalu lama, tak kunjung menemukan pembeli yang berkemampuan.Itulah sebabnya, berdasarkan rencana dari instansi pemerin

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3166 Tidak Punya Uang

    "Nggak punya uang sebanyak itu?"Semua orang menatap Ardika dengan tercengang.Nggak punya uang sebanyak itu?Kalau begitu, untuk apa kamu menawar sebesar 100 triliun?!Ekspresi penanggung jawab dari tim panitia itu langsung membeku. Kemudian, dia terkekeh canggung dan berkata, "Hehe, Tuan Ardika, jangan bercanda dengan kami lagi.""Kamu bercanda dengan kalian? Aku nggak sedang bercanda."Ardika merentangkan kedua tangannya dan memasang ekspresi menyebalkan. "Aku benar-benar nggak punya uang sebanyak itu. 80 triliun? Kalaupun kalian menjualku, juga nggak akan menghasilkan uang sebanyak itu.""Bahkan kartu hitam itu pun, walau katanya limit maksimalnya 20 triliun, itu juga hanya limit maksimal, bukannya aku nggak perlu bayar.""Jadi, kalian juga sudah lihat, aku nggak pernah menggunakan sepeser pun dari kartu hitam itu karena aku sama sekali nggak bisa membayarnya.""Sekarang seluruh aset yang kumiliki hanya bernilai 20 triliun, itu pun adalah pemberian dari Tuan Muda Kevo tadi."Setela

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status