Wisnu tak pernah bermimpi akan menjadi suami dari Sinta yang anak konglomerat nomer wahid di Jakarta, Hendra Wiguna. Banyak kebencian yang ditujukan kepada dirinya yang hanya orang biasa, dari bibi dan paman, kakak, dan mama tiri Sinta Wisnu tetap menghadapi semua hinaan dan sikap meremehkan itu dengan tegar. Sekaligus membalikkan keadaan dengan belajar dan bekerja keras. Bagi Wisnu cinta istrinya adalah kekuatannya. Dengan banyak cinta dari Sinta, bantuan moril dari teman semasa kuliahnya dulu, Wisnu bangkit dan terus berjuang membuktikan diri bahwa dialah menantu paling oke! morfeus author (pic cover : canva premium)
Lihat lebih banyak"Cinta adalah keindahan, dan keindahan adalah kamu. Kamulah cinta itu Sinta." by Wisnu.
Suatu perhelatan pernikahan akbar nan indah sedang berlangsung. Banyak tamu kalangan the haves yang berdatangan, ikut memeriahkan acara high class yang jarang terjadi ini.
Siapa tak kenal pengusaha sekelas Hendra Wiguna? Pemilik perusahaan transportasi yang menguasai pasar Asia ini memang begitu jadi fenomena untuk abad ini.Putri keduanya yaitu Sinta yang cantik, rupawan, elegan dan sedikit tomboy ternyata memilih Wisnu, pemuda berwajah sederhana dan dari kalangan biasa sebagai suaminya."Apa-apaan sih si Sinta, kuliah jauh-jauh ke Jogja dapatnya kere. Ga kasihan apa, papa mamanya mendapat malu? Kasihan mereka, mas Hendra dan mbak Joyce!""Salah, Mam. kayaknya justru si cowok ini, siapa tadi namanya? Wisnu? Cih, namanya kayak dewa tapi melarat! Dia yang kasih pelet kali ya, jadi Sinta kena rayuannya. Amblas nanti harta keluarga besar Wiguna kan?""Iya, Papa Chayank. Pasti gitu deh. Si Wisnu katrok itu kali kasih jampi-jampi dari mbah dukun supaya memikat Sinta. Ga salah lagi tu, Papa Adi!" Mirna dan suaminya Adi, mencerca tanpa berpikir. Mereka hanya mengeluarkan apa yang ada di pikiran emosional mereka tanpa perlu disaring lagi. Beberapa tamu jadi ikut bergunjing ga jelas mendengar obrolan tak pantas ini.Mirna, adik kandung Hendra memang cerewet dan sok kaya. Walau aslinya dia tak begitu becus dalam pekerjaan di kantor. Selama ini hanya mengandalkan kakaknya juga suaminya untuk menangani bisnis transportasi yang makin menggurita itu. Mirna ahli dalam hal menghabiskan harta saja dengan kegiatan sosialitanya yang seabrek.Banyak tamu dari kalangan jet set yang hadir dalam pernikahan ini. Termasuk Kelvin. Dia memandangi si pengantin perempuan dengan hati menjerit. Dia tak mengerti apa yang dilihat Sinta dari suami terpilihnya, pria berwajah biasa-biasa saja dari Surabaya itu.'Sinta, kau mengabaikan cintaku hanya untuk menikahi pria ndeso begitu? Ah aku jadi menyesal melepaskanmu, kukira kau pandai memilih pendamping, ternyata?' Kelvin geleng-geleng sendiri dan tersenyum sinis.Perempuan cantik yang menggandeng tangannya dengan erat, melirik manja dan berusaha menggoda cowok blasteran Amrik-Chinese ini tanpa jeda."Kelv, ayo segera makan lalu pulang saja. Mendingan kita bersenang-senang di villa kamu di puncak, setuju?" cewek itu menyandarkan kepala cantiknya di lengan Kelvin yang kekar."Ayo, jenuh aku di sini. Ga ada yang menarik." Kelvin mengelus rambut cewek itu dengan lembut. Cewek kesekian kalinya yang jadi pelampiasan rasa frustasinya karena gagal meraih cinta Sinta.Tiba-tiba ada Bari, kakak kandung Sinta datang menghampiri. Dia menyalami Kelvin dan pasangannya dengan hangat."Hai Kelv, apa kabar? Udah gandengan aja kesana kemari kayak truk gandeng, hehe!""Hai Bari, baik! Iya dia gandenganku sekarang, cantik kan? Aku baru kembali dari Italia minggu lalu. Datang ke Indonesia khusus untuk acara nikahan Sinta ini sama ketemu kamu, Bro.""Makasih, Man! Ayo dinikmatin hidangannya, juga untuk Mbak ...?""Anya. Nama saya Anya," jawab pacar Kelvin genit. Anya jadi mupeng, soalnya Bari ganteng juga! Dan jelas kaya! Pria sejenis Kelvin dan Bari memang jadi incarannya selama ini."Oh iya nama saya Bari, saya temennya Kelvin waktu SMA. Si pengantin wanita itu adik saya," jelas Bari sambil menerima uluran tangan Anya."Eh, Man. Apa Sinta itu ga salah pilih suami? Masak suaminya kelihatan ... yah? Kayak ... maaf ya, ndeso bin katrok gitu. Lo ga cegah Sinta nikahin dia?" "Ah Sinta itu keras kepala, Kelv. Apa maunya harus dituruti. Tahu kan pas mau kuliah di Jogja? Dia nekad mpe akhirnya papa mama ngijinin. Sinta juga manja banget sama Papa. Apalagi sama kakek. Jadi yah, aku sih terserah dia udah gede ini," curhat Bari sambil mengedilkan bahunya."Ow gitu. Ya udah deh aku mau ambil makanan dulu ya?" "Oke enjoy aja pestanya, Kelvin dan Anya."Bari meneruskan menghampiri tamu lainnya. Baginya bisnis adalah segalanya. Dan pesta pernikahan adiknya ini bisa jadi jalannya untuk mengenal dan menjamu tamu-tamu kehormatan yang bernilai benefit untuk bisnis keluarga.Sementara itu, pria wanita sejoli penganten nampak bahagia dan asyik sendiri berkelakar riang. Tak peduli cibiran dan tatapan hinaan dari beberapa pasang mata di sekitarnya. "Sinta, aku berasa kayak raja, didandani kayak gini. Gerah ini ... ya ampun, Rek!" Wisnu mengipasi tubuhnya sendiri yang kurus menjulang tinggi itu."Hehehe, sabar donk Kak, namanya jadi raja mesti sabar cuma sehari doang, kan? Sini klo capek Sinta yang kipasin." Sinta memandangi penuh sayang ke suaminya."Iya, Sayang. Eh mulai malam ini jangan panggil kakak lagi deh." Wisnu melirik istri cantiknya dengan mata jenaka. Entah mimpi apa, Wisnu bisa meyakinkan hati bidadari tajir ini jadi istrinya."Lalu panggil apa donk?" Sinta makin erat memegang tangan suaminya. "Ya hubby, chayang, papa atau mas biar njawani? Atau ... ah terserah kamu, pokoknya jangan kakak. Aku berasa jadi kakak kelas waktu sekolah lagi godain main nikah-nikahan ma adek kelas. Hihihi." Wisnu yang dasarnya periang ini ngikik."Ish, jangan kebanyakan ngikik, Hubby ... entar giginya kering lho. Hihihi." Sinta bahagia, meski sederhana, Wisnu selalu bisa membuatnya tertawa. Beda dengan keluarganya.Mereka tak sadar, ada sepasang mata tua yang melihat dalam diam. Mata seorang kakek yang bertanya-tanya manusia seperti apakah cucu menantunya ini?Kakek yang sejatinya penguasa sejati bisnis keluarga besar Wiguna. Ayah kandung dari Hendra Wiguna.***Notes :Readers, yuk ramaikan karya pertamaku Menantu Paling Oke di GN. Makasih.
"Alih peran dari seseorang yang dinafikkan kehadirannya, menjadi seseorang andalan tersayang, adalah jalan yang bukan mustahil. Karena dialah menantu paling oke." by Hendra. "Tidak sih, kukatakan aku ingin berinvestasi. Dan aku tertarik pada bisnis bidang pendidikan seperti keluargamu. Nah gak ada salahnya mencoba kan?" jelas Wisnu melindungi harga diri Kelvin. "Terimakasih, Wisnu. Kau memang benar-benar sebaik itu. Tak mau mengatakannya karena kau mau lindungi kehormatanku, kan? Memang niatmu berinvestasi dan ini artinya juga bantuan besar buat bisnisku. Aku mengerti dan berterimakasih sakali." Kelvin terisak dalam keharuan yang amat sangat. Kini makin pahamlah dirinya, Wisnu memang pantas untuk Sinta. Segala konsep kesombongan, the have yang harus menikahi sesama the have, dan konglomerat tak boleh menikahi kaum awam, semua menguap tak ada gu
"Akhirnya kadangkala prestasi tidak hanya diraih karena kerja keras dan cerdas, tapi juga faktor lucky, keberuntungan." by Wisnu. (2 TAHUN KEMUDIAN) Wisnu terkadang tak memahami jalan hidupnya yang sungguh berliku, walau sangat menarik, dan alhamdulillah dengan progress naik terus. It's an exciting life. Kini Wisnu menjabat sebagai CEO dari perusahaan kakeknya PG alias Phenomenon Group sudah 5 tahun. Seorang kakek yang bahkan belum pernah ditemuinya di dunia nyata. Kakek yang hanya dia kenal dari sebuah foto lama yang kusam dalam sebuah liontin wasiat neneknya. Kakek itu bernama Kakek Anom. Kakek Anom yang justru jadi akrab di hatinya, melalui kisah haru birunya yang diceritakan kembali kakek mertuanya, kakek kandung dari istrinya, Darmanto. Inilah kisah hidup Wisnu yang sungguh luar biasa. Kebetulan dan lua
"Kerja keras itu tidak akan menyakitkan. Hanya capek yang bisa sembuh. Bermalas-malasan dan tanpa tujuanlah yang menyebabkan kita sakit permanen." by Hendra. "Hmm masak sih, temanmu sampai kena tipu kayak gitu, Sin? Kasihan banget ya. Eh ... trus si cowok kaya, sombong, tengil hmm ... maksudku si Kelvin, your forever admirer itu, gimana kabarnya? Sepertinya sumber beritamu akurat deh, Sayang?" tanya Wisnu kepada istri tersayangnya. "Banget! Si Dina kan pengamat sosmed banget. Mama sosialita dia, Mas. Lagian juga kan lakinya jadi polisi pangkat tinggi. Jadi mungkin dia dapat informasi tertentu, khusus dan rahasia yang orang biasa mungkin ga bisa akses." Sinta senyum-senyum sambil makan kwaci. Dia santai saja hari ini, karena anak-anak lagi ikut jalan-jalan sama kakek neneknya ke kebun raya Bogor. "Trus kalo Kelvin gimana?" des
"Khilaf itu biasa dan bisa dialami manusia, itu manusiawi, dan selalu ada jalan kembali memperbaikinya."by Wisnu. "Wah, lagi-lagi kamu menang, lho Didi sahabatku. Karena kamu sudah punya anak kedua, saat anak pertama usia 7 tahun. Sedangkan aku si kembar sudah usia 8 mau 9 tahun baru hamil 6 bulan hehe." Sinta merasa kalah dalam hal ini. Tak apalah. "Ah, kita dari dulu lucu bin unik bin norak ya, saingan eh soal anak hehe. Asyik tapi memang haha. Eh gimana kehamilanmu, Sinta? Lebih santai atau lebih payah dari dulu? Atau sama aja? Ga ada beda yang berarti gitu?" Didi melontarkan tanya yang lengkap dan detil euy. "Hehe biar hidup lebih hidup, Nek. Kehamilanku lebih santai, Di. Enak dan ga serewel dulu. Lebih santuy istilah sekarang. Ga ada juga drama-drama suami dan papaku jadi buciner sejati kaya kehamilan pertama dulu haha.
"Bertemu teman lama seperti bertemu keluarga sendiri. Bertemu keluarga sendiri bahkan seperti bertemu kekasih jiwa sendiri. Seperti itulah kedekatan hati." by Wisnu "Kakek Darmanto sakit? Sakit apa Kek? Ini ada Wisnu datang. Pasti sakit kangen sama aku ya, Kek? Eh kegeeran aku hehe." "Iya Wisnu, kamu jarang kesini sih, jadinya kakek kesepian ga ada teman berhaha hihi. Tidak ada yang menghalau gabut kan jadinya." Kakek jadinya curhat. "Nah, Kakek makanya sering-sering nginep di rumah Wisnu dong. Kan dekat aja, Kek. Lagian Allen Allan juga pasti kangen kakek buyutnya."Ada sebulir bening mengintip di pojokan mata Wisnu, yang dihalaunya secepat mungkin sebelum ketahuan kakek. "Iya, nanti kakek nginep deh, kayak butuh banget gitu yak kamu. Ehm kalau lama boleh nggak?" Kakek yang tadi wajahnya pucat sekarang sudah agak memerah. Dia
"Cinta dan cinta, menjadi cerita berjuta-juta. Indahnya meraga sukma, perihnya tak mungkin terhindar." by Wisnu. "Gimana kabar Rara Riri, Bu? Ibu bapak sehat aja kan?" Wisnu bertanya penuh perhatian. "Rara Riri lagi sibuk kuliah aja, Nu. Juga persiapan, katanya mau kuliah kerja nyata semester depan. Ibu sih sehat saja, stabil. Bapakmu nih, jadi rada aneh." Ibu Sri jadi curhat ke anak sulungnya, mumpung si bapak lagi sibuk di kebun. "Aneh bagaimana, Buk? Bapak itu unik kali, Bu. Bukan aneh hehehe." Wisnu berusaha memperbaiki citra bapak idolanya. "Hehe iya memang unik bapakmu. Tapi bukan itu maksud ibu, Nak. Bapakmu itu kadang kalau soal makanan, bebas aja, loss gitu, Nu. Makanan nggak mau dibatasi, makan hanya makanan apa yang disukainya. Bapakmu nggak ingat umur. Umur sepuh k
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen