Saat ini, Jifar juga merasa sedikit tidak berdaya.Bagi Keluarga Liwanto, ini benar-benar sebuah musibah."Tuan Besar nggak perlu bertanya pada guruku, aku tahu siapa orangnya!"Saat ini, Sari berkata dengan dingin, "Orang yang menghina guruku di belakang bernama Ardika. Dengar-dengar dia adalah menantu benalu Keluarga Liwanto.""Aku ingin menanyakan satu hal, apa Keluarga Liwanto bahkan nggak mampu mengatur seorang menantu benalu?"Begitu mendengar ucapan ini, semua orang di ruangan itu langsung terkejut.Kemudian, pandangan semua anggota Keluarga Liwanto langsung tertuju ke arah paling ujung ruangan.Ardika?Ardika yang telah menghina Raja Obat?"Dasar bajingan! Kamu ... kamu ...."Jifar mengulurkan lengannya yang gemetaran dan menunjuk Ardika. Dia merasa pandangannya sudah mulai gelap, nyaris jatuh pingsan.Dia sama sekali tidak menyangka pelaku kali ini adalah Ardika.Benar-benar bocah ini yang telah mendatangkan musibah bagi Keluarga Liwanto!Pantas saja sebelumnya saat murid Raja
Saat ini, raut wajah Jifar juga berubah menjadi muram. Namun, melihat Raja Obat tidak mengucapkan sepatah kata pun, melainkan hanya fokus menyesap tehnya, dia juga tidak bisa mengintervensi perselisihan antara anak-anak muda itu."Sari, 'kan? Kalau kamu berani, sini berduel dengan kami.""Kalau kamu kalah, dengan mempertimbangkan Raja Obat, kamu hanya cukup meminta maaf pada kami!"Irvy dan yang lainnya langsung berkumpul di tengah ruangan, melontarkan kata-kata itu dengan dingin.Tepat pada saat ini, Zilkri yang tadi telah mengalahkan mereka semua tiba-tiba berkata sambil tersenyum, "Semuanya, walau Sari baru berguru dengan guru kami selama tiga tahun, dia memiliki bakat luar biasa dalam hal pengobatan.""Kalau aku diwajibkan untuk mendeskripsikan kesenjanganku dengannya, kira-kira saat aku berduel dengannya, penampilanku seperti kalian."Zilkri menunjukkan ekspresi merendah, tetapi kata-kata yang keluar dari mulutnya langsung membuat seluruh ruangan itu berubah menjadi hening.Irvy d
Selesai berbicara, Jifar memberikan penghormatan kepada Raja Obat."Tuan Besar!"Irvy dan yang lainnya berseru kaget, mereka benar-benar malu setengah mati."Diam kalian!"Jifar menoleh dan berteriak dengan marah, "Dasar sekelompok pecundang! Kemampuan kalian sendiri yang payah, tapi kalian nggak hanya mempermalukan diri kalian sendiri, juga mempermalukan leluhur Keluarga Liwanto!""Untungnya orang yang datang adalah Kak Raja Obat yang memiliki reputasi tinggi dan sangat bermoral.""Kalau orang lain, mungkin reputasi Keluarga Liwanto sudah hancur di tangan kalian!"Selesai berbicara, Jifar kembali menoleh dan berkata pada Raja Obat sambil tersenyum getir, "Kak Raja Obat, maaf sudah membuatmu menyaksikan kekacauan ini."Wajar saja Jifar bersikap begitu merendah.Dia tahu jelas kalau kejadian memalukan hari ini tersebar keluar, reputasi Keluarga Liwanto benar-benar akan hancur.Sebagai sebuah keluarga yang berkecimpung dalam pengobatan tradisional, Keluarga Liwanto bisa bertahan di ibu k
Lima menit sudah berlalu, tetapi Irvy masih sedang memikirkan jawabannya.Tidak hanya Irvy yang tengah berpikir keras di sana dan tampak agak kebingungan, bahkan Gustar dan yang lainnya juga tidak bisa berkata-kata.Lima menit sudah berlalu, bisa-bisanya tidak ada seorang pun di antara beberapa orang generasi muda paling berbakat Keluarga Liwanto itu yang mampu meresepkan obat untuk penyakit tersebut.Awalnya Jifar masih bisa menyesap tehnya dengan tenang. Namun, lama-kelamaan raut wajahnya berubah menjadi makin muram."Klang ...."Saat ini, akhirnya dia tidak bisa menahan diri lagi. Dia langsung membanting cangkir tehnya ke atas meja dan berkata dengan ekspresi muram, "Ini adalah penyakit angin duduk yang menyerang ginjal!""Bunga lonceng 0,3 gram, akar manis 0,2 gram, jeruk ponsil 4 buah, kulit pohon peony 0,3 gram, rehmannia 0,3 gram, kulit kayu peony 0,2 gram.""Masukkan keenam ramuan di atas ke dalam enam liter air, rebus hingga mendidih dan ambil tiga liter, buang ampasnya, lalu
Mendengar ucapan Ardika ini, anggot Keluarga Liwanto yang berada tak jauh darinya langsung menoleh dan memelototinya dengan marah.Duel bahkan belum dimulai, tetapi menantu benalu ini malah sudah membangkitkan kepercayaan diri lawan dan meredam api kepercayaan diri sendiri.Sebenarnya apa latar belakangnya?"Kenapa?"Sebenarnya, Futari hanya bosan, itulah sebabnya dia melontarkan pertanyaan itu pada Ardika.Dia tidak merasa kakak iparnya ini benar-benar memahami ilmu medis.Ahli dalam bertarung, juga ahli dalam berbisnis. Kalau kakak iparnya ini juga menguasai ilmu medis, bukankah sudah tidak bisa disebut sebagai manusia lagi?"Hanya intuisi. Kamu paham, 'kan?"Ardika menanggapi adik iparnya itu dengan santai."Intuisi apaan?!"Ucapannya ini tentu saja memicu beberapa orang anggota Keluarga Liwanto menegurnya dengan suara rendah.Ardika malas memedulikan orang-orang ini.Tentu saja dia tidak akan mengatakan kebenarannya pada orang-orang ini. Sangat jelas hari ini Raja Obat datang untuk
"Kak Raja Obat, tanpa menyebutkan beberapa orang tadi, orang-orang yang kukenalkan padamu sebelumnya adalah generasi muda Keluarga Liwanto yang berbakat!""Masih ada satu orang terakhir. Orang itu adalah menantu benalunya putri nggak bergunaku. Identitasnya sangat rendah, hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan pelayan. Nggak hanya rendahan, dia juga nggak mempelajari ilmu medis, nggak perlu disebutkan lagi."Jifar langsung mengakhiri proses pengenalan itu, memilih untuk mengabaikan Ardika begitu saja.Sangat jelas, baginya dalam acara seperti ini, nama Ardika bahkan tidak layak untuk disebut.Sambil mengusap-usap jenggotnya yang sudah memutih itu, Raja Obat tersenyum dan mengangguk. "Bagus, bagus!""Keluarga Liwanto memang layak disebut sebagai keluarga pengobatan tradisonal yang sudah diturunkan turun temurun. Benar-benar ada banyak orang berbakat di sini. Kelak, pewarisan dan perkembangan pengobatan tradisonal harus mengandalkan anak muda seperti kalian!"Jifar tertawa terbahak-baha