Share

Bab 81 Pahlawan

Penulis: Sarjana
"Buk!"

Erwin langsung berlutut di hadapan Ardika.

"Tuan Ardika, aku sudah tahu salah. Aku nggak seharusnya menyinggungmu, tolong katakan sesuatu pada Pak Sigit, jangan memecatku ...."

Dia menangis keras sambil memohon ampun, dia bahkan hendak memeluk kaki Ardika.

Ketua cabang yang tadinya begitu bermartabat dan angkuh menjadi begitu menyedihkan setelah dipecat.

Ardika menendangnya.

Dia sama sekali tidak bersimpati pada orang seperti ini.

Kalau orang yang ditangkap hari ini adalah rakyat jelata yang tidak bersalah, konsekuensinya tak terbayangkan.

"Sungguh memalukan!"

Sigit pun mendengus dingin sambil memandang Ardika.

"Tuan Ardika, saya ingin mengambil bukti dari kamera pengawas mobil Anda agar orang-orang di sini dapat melihat dengan jelas bahwa Anda sudah difitnah!"

Ketika dia tiba, dia mendengar para pejalan kaki di sini terus mengatakan bahwa Ardika adalah pedagang manusia.

Jelas-jelas, dia adalah seorang pahlawan, tetapi malah difitnah seperti ini.

Dewa Perang pasti sangat sakit h
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
DRIYANS TV
aturan kontol s jiko dibredel keluarkan bijinya biar jera
goodnovel comment avatar
DRIYANS TV
ya betullll hukuman nya ga kejam ga seru
goodnovel comment avatar
Wasito35042435
ceritanya gitu2 aja, monoton
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2643 Rokok dan Alkohol Berkualitas Rendah

    Irvy mencibir dan berkata, "Memangnya kamu bisa? Kalau di dalam bungkusan yang kamu bawa itu benar-benar ada hadiah yang bisa membuat Nenek puas, nggak perlu kamu bilang pun, aku akan menampar diriku sendiri sebanyak dua kali!"Saat ini, Sandiro selaku cucu sulung Keluarga Liwanto juga berkata dengan acuh tak acuh, "Sudahlah, Ardika. Perjamuan akan segera dimulai. Semua orang sedang menunggu."Dia juga merasa agak tidak puas pada Ardika.Saat ini semua orang sedang bersiap untuk memulai perjamuan, tetapi Ardika malah dengan tidak tahu diri menimbulkan masalah di sini.Tepat pada saat ini, Wiandro tiba-tiba berkata, "Nyonya Besar, bagaimana kalau biarkan saja Tuan Ardika menyerahkan hadiahnya terlebih dulu, agar semua orang bisa melihatnya?""Ya, benar. Mungkin saja bisa memuaskan Nyonya Besar.""Benar."Di luar dugaan semua orang, Rafael dan Ginto yang tidak banyak bicara sejak menghadiri perjamuan ini malah ikut menimpali di saat seperti ini.Semua orang benar-benar tercengang.Ada ap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2642 Hadiah Kejutan Besar

    Banyak orang yang melontarkan kata-kata ejekan terhadap Ardika. Pada saat bersamaan, mereka juga menyanjung Jefandro.Mendengar ucapan-ucapan ini, sebagai pacar Jefandro, tentu saja Irvy sangat senang. Dia menjadi makin arogan.Hari ini dia memang ingin mempermalukan Luna sekeluarga untuk membalaskan dendamnya terhadap Ardika yang telah mempermalukannya habis-habisan pada perjamuan keluarga sebelumnya.Sorot mata bangga juga meliputi mata Jefandro, tetapi dia tetap berkata dengan merendah, "Semuanya, jangan bicara begitu, seharusnya Kak Ardika juga punya kesulitannya sendiri.""Tapi, sepertinya aku sudah salah paham, nggak ada yang namanya \kejutan besar itu ....""Nggak, kamu nggak salah paham, memang adalah kejutan besar!"Tiba-tiba, sosok bayangan seseorang muncul di depan pintu ruangan, suaranya menggema di seluruh ruangan.Semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu. Saat ini, mereka melihat Ardika yang tadinya mereka pikir sudah kabur tengah berdiri di depan pintu deng

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2641 Jangan-Jangan Dia Kabur

    Jadi, pada dasarnya hal ini bisa terjadi karena Luna sekeluarga terlalu lemah. Wajar saja mereka bisa diinjak-injak oleh orang lain seperti ini.Mungkin dia bisa maju untuk membantu mereka sekali, tetapi apa mungkin dia bisa membantu mereka selamanya?"Baik, baik ...."Satu keluarga itu melangkah mundur kembali ke tempat duduk mereka dengan patuh. Saat ini, Desi benar-benar diliputi oleh perasaan ingin mati saja.Hari ini boleh dibilang dia benar-benar malu setengah mati di kediaman keluarganya. Dia bahkan sudah kehilangan semua harga diri dan martabatnya.Semua ini salah Ardika!Kalau Ardika memiliki latar belakangan dan kemampuan seperti Jefandro, apa mereka akan ditindas oleh orang lain dengan sesuka hati seperti ini?Kalau Ardika cukup kaya, selama mereka muncul di sini, tanpa perlu melakukan apa pun, orang-orang Keluarga Liwanto pasti akan mengerumuni mereka dan menjilat mereka, memperlakukan mereka dengan cara seperti memperlakukan Jefandro.Saat ini, alih-alih menyalahkan Irvy d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2640 Sekelompok Orang Memalukan

    Irvy dan Jefandro sudah merencanakan semua ini, ingin membuat mereka sekeluarga malu di hadapan banyak orang.Pantas saja tadi saat pasangan muda itu melihat keluarga mereka berencana untuk menyerahkan hadiah, dua orang tersebut langsung maju dan memotong barisan.Kalau dua orang tersebut berbaris di belakang mereka, saat ini Luna sekeluarga juga tidak akan menghadapi situasi canggung seperti ini.Benar saja, begitu Luna selesai berbicara, pembawa acara berkata dengan suara lantang, "Selanjutnya adalah hadiah dari putri, Desi dan menantu, Jacky sekeluarga!""Eh?"Saat menundukkan hadiahnya untuk melihat daftar hadiah tersebut, pembawa acara itu tertegun sejenak."Hmm ... Desi sekeluarga menghadiahkan lukisan kuno bernilai 600 juta!""Sebuah akar fo-ti berusia lima puluh tahun!""Sebuah gelang giok yang telah diberkati oleh biksu dari Kuil Mahasti!"Suasana di aula utama langsung membeku, terkesan sangat canggung.Namun, demi meredakan suasana tegang, pembawa acara terkekeh canggung dan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2639 Hadiah Sama

    "Ya, tentu. Kak Luna, sebentar lagi kamu juga akan tahu."Irvy mengedipkan matanya dengan penuh arti.Saat ini, hadiah Irvy dan Jefandro sudah selesai dicatat.Pembawa acara berkata, "Irvy, cucu perempuan bersama Jefandro, cucu menantu, menghadiahkan sebuah lukisan kuno bernilai 4 miliar!""Satu akar fo-ti berusia seratus tahun!""Dan sebuah gelang giok yang telah diberkati oleh biksu dari Kuil Mudita yang secara khusus diundang oleh Jefandro. Semoga Tuan Besar dan Nyonya Besar panjang umur dan sehat selalu!""Plok ... plok ... plok ...."Begitu pembawa acara selesai berbicara, suara tepuk tangan yang meriah langsung menyelimuti seluruh tempat tersebut.Irvy dan Jefandro menghadiahkan tiga hadiah, nilai masing-masing dari hadiah tersebut telah melampaui hadiah-hadiah yang sebelumnya diberikan oleh para tamu undangan lainnya.Terutama akar fo-ti yang berusia seratus tahun dan gelang giok yang telah diberkati oleh biksu dari Kuil Mudita. Kedua hadiah ini tidak bisa dinilai dengan uang.H

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2638 Persiapan Cukup Matang

    Luna sekeluarga diatur ke tempat duduk yang mengarah ke sudut, hal ini membuat Desi sangat kesal."Kenapa? Bahkan Amanda sekeluarga juga duduk di barisan depan, kenapa kita sekeluarga duduk di barisan belakang begini? Luna adalah pemimpin cabang Keluarga Bangsawan Basagita Suraba. Di antara para tamu undangan yang hadir, selain segelintir orang seperti Wiandro, Rafael dan yang lainnya, ada berapa banyak orang lagi yang bisa menandinginya?"Jacky menghela napas dan berkata, "Amanda sekeluarga bisa duduk di barisan depan karena Doni adalah orang kepercayaan ayah Ferdi dari tim tempur Provinsi Denpapan, ditambah lagi Kak Gindra dan yang lainnya harus melayani orang-orang dari tim tempur seperti Rafael, Ginto dan yang lainnya, bertugas untuk memeriahkan suasana.""Selain itu, tadi Ardika salah bicara, telah menyinggung Nyonya Besar, membuat Nyonya Besar sangat malu. Kamu bersabarlah sedikit, ya. Lagi pula, hanya makan saja, bukan masalah besar."Sejak Luna menjadi pemimpin cabang Keluarga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status