Ethan berjalan gontai menuju meeting room yang ia tinggalkan tadi hanya untuk menemui Edward. Tentu saja setelah membujuk Crystal untuk pulang ke rumah. Dan juga setelah ia berjanji akan menghabiskan sarapan yang telah dibawa oleh Crystal demi menyusulnya ke kasino ini.
Tok!Tok!Tok!Ethan mengetuk pintu ruang rapat. Seketika semua mata peserta rapat yang ada di ruangan itu tertuju padanya. Tak terkecuali Richardo, sang CEO Mensina Casino.Semua peserta rapat yang ada disana saling pandang satu dengan yang lain. Mereka saling memberi kode seolah bisa bertelepati hanya dengan lirikan mata dan gerak bibir dan dagu.Andai gerak-gerik mereka bisa diterjemahkan kira-kira seperti inilah mereka akan berkata-kata:"Hey, kau lihat itu? Manager baru itu akan dapat masalah. Sebentar lagi pasti akan ada drama," kata si A sambil melempar pandang pada si B, tak lupa senyum menyeringai ke arah Ethan yang masih berdiri di ambangCrystal merasa bosan saat ini. Sejak kemarin Ethan tak lagi bisa dihubungi setelah mereka saling bertelepon dan melakukan panggilan video. Crystal setelah berulang-ulang mencoba menghubungi nomor pria itu. Namun sangat disayangkan karena hingga detik ini nomor ponsel begitu belum aktif juga.[Il numero che hai composto è inattivo e fuori portata. Si prega di lasciare un messaggio dopo il seguente tono... ]BIP!!![Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Mohon tinggalkan pesan setelah nada berikut ...]BIP!!Crystal menjauhkan ponselnya dari telinga sambil menggerutu. Sungguh saat ini dia merasa kesal setengah mati. "Ethan!! Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau tidak mengaktifkan ponselmu!" maki Crystal sambil mengomel pada ponsel yang ada di genggaman nya satunya.Clarissa yang sedang memakan serealnya disuap oleh Bertha hanya bisa melihat sang mama dengan wajah tertarik ingin mengetahui kemana papa Ethan-nya. Tetapi untuk menanyakannya langsung rasa
"Justru itulah alasan aku mengundang kalian datang ke sini. Kita harus berdiskusi untuk mencari tahu bagaimana cara agar bisa membebaskan mereka dari sana," kata Ethan.Mereka para member Aquila Nera yang ada di sana pun mengangguk-anggukkan kepala tanda sepakat dengan kata-kata dari Ethan itu, meski pun dalam hati dan pikiran mereka masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin mereka lontarkan. Tapi mereka sadar diri kalau ini bukanlah saat yang tepat untuk terlalu banyak bertanya."Kalau begitu kita bisa mulai sekarang berdiskusi tentang apa yang harus kita lakukan untuk bisa mengeluarkan sekitar empat puluhan orang dari Ventra Della Terra?" tanya Ethan meminta pendapat para anak buahnya.Para anak buah Aquila Nera itu pun mengangguk."Lalu kalau begitu, apakah kira-kira kalian memiliki ide?" tanya Ethan pada mereka.Ethan menatap satu persatu orang-orang yang mengelilingi meja bundar meeting room Hotel Savona Catania itu."Baiklah, sebelum kalian mengeluarkan pendapat kalian masi
"Julia?" gumam seseorang saat mendengar nama itu disebut oleh Ethan."Julia? Julia kita? Tangan kanannya Capo?" Yang lain pun ikut menimpali."Ehem ..." dehem Ethan saat mendengar reaksi terkejut dari para anggota Aquila Nera.Tangan kanannya Capo? Kata-kata itu entah bagaimana bisa membuat Ethan merasa tertohok. Posisi Julia selama ini memang selalu menjadi orang kepercayaan dari Ethan. Hampir semua dari member Aquila Nera tahu kalau sebelumnya kado orang itu pernah menjalin hubungan asmara namun kandas dikarenakan Ethan yang telah menjabat menjadi seorang Capo dei Capi. Dan situasi itu juga yang pada akhirnya membuat Ethan menjadi tidak enak hati karenanya. Ya, tentu saja. Para member Aquila Nera ini meski tidak berani mengungkapkan secara jujur apa yang ada di hati mereka terkait hubungan asmara Ethan dan Julia, namun Ethan tahu kalau dalam hati mereka masing-masing, pastilah saat ini mereka sedang menyalahkan dirinya yang lalai karena telah memelihara musuh dalam selimut."Ak
"Hah? A-apa maksudmu, Crys? Aku sedang berada di hotel bagaimana? Tidak. Kau salah, Sayang. Aku sedang berada di bengkel. Ah, sudahlah sepertinya apapun yang kukatakan kau tidak akan percaya padaku," kata Ethan pura-pura merajuk.Crystal seperti sedang berpikir keras melihat sesuatu yang berada di belakang Ethan yang sedang duduk di atas closet."Entahlah, tapi sepertinya aku pernah melihat gantungan tissue seperti itu di salah satu hotel di Catania. Di Savona Catania Hotel," kata Crystal sambil ia menyentuh layar ponselnya menunjuk pada objek gantungan tissue yang berada di sebelah Ethan. Ethan spontan memperhatikan gantungan tissue yang tergantung tepat di sebelah closet tempatnya sedang duduk itu.Astaga, bagaimana bisa Crystal bahkan tahu tentang hotel di mana ia berada saat ini? Bukankah itu ajaib? Tanpa sadar Ethan pun menyentuh gantungan tissue gulung itu."Emm, Crys, kau sangat berlebihan. Gantungan tissue seperti ini ada di manapun. Tidak mungkin hanya hotel di Catania saja
"Crys? Apa maksudmu? Aku melakukan sesuatu yang buruk seperti apa maksudmu?" "Ya, apa saja? Ethan, sekarang aku bertanya padamu. Kenapa kau tidak membangunkan aku saat kau akan berangkat bekerja tadi? Lalu apa-apaan kau meninggalkan surat semacam itu? Kau pikir itu romantis? No! Tidak sama sekali. Itu terlihat seperti tindakan kekanakan anak remaja yang baru pertama kali jatuh cinta. Itu sangat ... sangat lucu sekali! Oh, Tuhan! aku bahkan mengira kalau kau sudah mengalami puber kedua," ejek Crystal."Hohoho, Crys. Kau jangan mengejekku seperti itu. Kalau kau tidak ingin aku melakukan sesuatu ya membuatmu lelah seperti tadi malam," Ethan balas mengejek Crystal."Stop! Jangan mengalihkan pembicaraan kita, Ethan. Sekarang katakan padaku, kenapa kau berniat untuk tidak pulang ke rumah selama berapa hari? Memangnya sesibuk apa urusanmu di bengkel? Atau ... jangan-jangan ini hanya alasanmu agar kau bisa mencari jalang di luar sana?" Crystal bertanya dengan nada memojokkan."Ya ampun, Cry
Saat ini Ethan sedang berada di kota Catania, kota di mana markas besar SMG berada. Namun kali ini dia datang ke sini bukan untuk mampir ke markas besar itu, melainkan ingin mengajak semua anak buahnya yang tersisa, Aquila Nera, untuk berkumpul di kota ini.Ethan sengaja menyewa ruang meeting di salah satu hotel mewah dengan pengamanan ketat yang dapat menampung sekitar 30-an orang itu. Dan saat ini, para anak buah Aquila Nera yang sedang ditunggunya itu masih belum ada yang datang, karena jam pertemuan yang Ethan sebutkan ketika memberi mereka undangan masih ada sekitar dua jam lagi."Jadi, maksud kedatanganmu ke sini adalah untuk mengundang para anak buahmu di Aquila Nera?" tanya seorang pria yang ada bersamanya saat ini.Dia adalah Dean Corio, salah satu komisariat Sicilian Mafia Guild (SMG) yang lumayan dekat dengan Ethan.Ethan pun mengangguk, membenarkan pertanyaan dari Dean itu."Kalian ada masalah internal?" tanya Dean pada Ethan."Bisa dibilang internal, bisa juga dibilang ma