Home / Urban / Menantu Sang Mafia / Madamme Yvonne

Share

Madamme Yvonne

Author: Kiki Miki
last update Last Updated: 2025-03-13 14:00:02

Kejadian pagi ini lagi-lagi membuat kehebohan di Mensina Casino. Bagaimana tidak? Selama sebulan terakhir di tempat ini teramat sering terjadi peristiwa penembakan. Dan yang membuat geram adalah selalu dan selalu, semua kejadian itu selalu dipelopori oleh adik dari Benigno, pemilik Mensina Casino dan selalu melibatkan menantunya Ethan Trovatelli.

Oleh karena itu jangan tanya lagi, kenapa ada kerumunan orang-orang di pintu masuk kasino.

Tentu saja suara tembakan yang menggema ke seluruh gedung Mensina kasino secepat mungkin mengundang banyak kerumunan. Entah itu dari pihak pengunjung atau pun dari para staf. Mereka secepat mungkin berlomba-lomba datang hanya untuk mendapatkan informasi tentang suara tembakan yang menggema ke seantero gedung kasino.

Wanita yang menembak Romano Conte, meniup moncong pistol seakan di sana ada apinya, lalu setelah dia memastikan tak ada lagi peluru yang tertinggal, ia pun melempar pistol itu kembali pada pemiliknya yang kini tela
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Sang Mafia   Jalur Lain

    "Ka-kalian?! Si-siapa?" Salah satu dari dua orang itu bertanya dengan terbata-bata."Menurutmu siapa, Dude?" Gustave yang menyahut anak buah The Monster itu.Belum mereka tersadar dari keterkejutannya, Ethan sudah bersalto sebanyak dua kali menjejak tanah dan yang ketiga kali, kakinya telah menendang keras kedua orang anak buah The Monster itu secara bergantian."Hup!! ... Huppp!! Hiyaaaa ...."BUGGH!!!Satu tendangan keras menghantam bagian wajah salah seorang anak buah The Monster tanpa orang itu sempat menghindar."Arghhh!!""Abramo!!" teriak temannya. Dia bersiap untuk menolong temennya, namun naas, ternyata tak hanya temen yang bernama Abramo itu yang mendapat tendangan dari Ethan, melainkan dirinya juga.BUGHH!"Huughh!!" Tendangan Ethan tempat mengenai leher pria itu. Rasanya sungguh menohok, hingga pria itu memuntahkan darah segar, sebelum akhirnya pria itu tumbang ke tanah yang beralaskan dedaunan kering."Si-siapa kau? Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya pria yang bern

  • Menantu Sang Mafia   Panjat Tebing

    Ethan dengan perlahan berenang menepi ke pinggir laut yang berbatasan langsung dengan tebing, diikuti oleh anak buahnya Fabiano dan Gustave. Sementara anak buahnya yang lain mengambil posisi di tiap sisi tebing yang berbeda-beda. "Capo, apa Capo benar-benar bisa melakukan ini?" tanya Gustave sekali lagi."Aku sudah pernah berlatih beberapa kali memanjat tebing. Jangan khawatir," jawab Ethan sambil tangannya menyentuh dinding tebing yang kasar dan dingin itu."Tapi Capo hanya berlatih sekedarnya saja, kan? Sementara saat ini kita harus melakukan soloing yang biasa dilakukan professional. Capo, maksudku ... bagaimana kalau Capo tidak usah naik ke atas? Biarkan kami saja yang melakukannya. Capo cukup menunggu di bawah saja," usul Fabiano.Ethan geleng-geleng kepala mendengar usul Fabiano."Oh, ayolah, kau mengatakan itu tidak bermaksud mengejek aku kan? Seolah aku tidak akan mampu memanjat tebing itu sendiri. Fabiano, kau jangan meremehkan aku," kata Ethan dengan memasang raut wajah ke

  • Menantu Sang Mafia   Misi Penyelamatan

    Julia bersungut-sungut saat menaiki tangga untuk kembali ke lantai dua Nido di Aquila Nera yang telah berubah menjadi Nido The Monsta itu. Dia tak punya pilihan lain selain menuruti perintah Sherman, salah seorang anak buah The Monster yang kini telah menguasai markas besar Aquila Nera itu."Sialan itu! Dia pikir dia siapa?" umpat Julia geram sambil menghentak-hentakkan kakinya menapaki anak tangga demi anak tangga dengan kesal.Masih ia ingat tadi ketika dia hendak mencoba untuk ke Ventra Della Terra yang berada di bawah Nido ini, beberapa orang dari anak buah The Monster sampai menghadangnya, bahkan ada yang berani-berani menyentuhnya untuk mencegah ia agar tidak turun ke penjara bawah tanah itu tanpa seijin mereka. Sungguh sialan!Seketika Julia merasa jijik dibuatnya. Dia bersumpah jika Alfonso datang ke sini, dia akan meminta agar pria itu menghukum anak buahnya yang kurang ajar kepadanya, minimal menegurnya sehingga anak-anak buah The Monster itu tidak berani mengganggunya l

  • Menantu Sang Mafia   The Real Monster

    "Kalian ini ... benar-benar sialan!" umpat Julia.Melihat reaksi Julia yang begitu marah, anak buah The Monster yang ada disana bukannya menghentikan ejekan mereka yang ada mereka semakin gencar mengganggunya."Hei, Ju! Apa maksudmu mengatakan kalau kami sialan? Apa kau tidak ingin mencoba keberuntungan bagaimana bersenang-senang dengan salah seorang dari kami? Ju, ayolah! Jangan jual mahal," kekeh seseorang dari mereka.Julia menggeram mendengar olok-olokan para pria itu pada dirinya, namun dia sangat sadar diri kalau dia tidak sedang dalam posisi bisa melawan mereka semua. Bukan hanya karena kekuatan fisik para pria itu yang ditakuti oleh Julia, namun termasuk di dalamnya adalah nafsu birahi mereka juga. Dia sebagai satu-satunya wanita yang berada dalam Nido ini sangat tahu persis apa resikonya jika dia terus menantang para pria ini juga terus berdebat dengannya. Maka satu-satunya pilihan yang bisa dilakukan oleh Julia untuk saat ini hanyalah diam.Pria yang tadi berdebat mulut deng

  • Menantu Sang Mafia   Nido Di Monsta

    Julia terbangun dari tidurnya ketika mendengar ramai suara terbahak-bahak di lantai bawah Nido di Aquila Nera itu. Ah, salah! Sekarang tempat ini bukanlah Nido di Aquila Nera, melainkan Nido The Monsta. Mengingat hal itu, Julia pun tanpa dia sadari menghela napas berat. Entah apa yang dipikirkan saat ini. Ia merasa hampa di dalam hatinya. Lalu merasa tidak enak dengan pemikirannya itu, Julia pun kini bangun dari tidurnya dan duduk sejenak di ranjang dengan kaki yang berjuntai di lantai. Suara gelak tawa anak buah The Monster yang sedang berkumpul di lantai bawah masih saja mengusik pendengarannya."Oh, ya Tuhan! Apa mereka pikir tempat ini adalah kasino?" gerutu Julia setengah mengumpat.Dengan tak sabar, Julia pun segera berdiri dan berjalan ke arah tangga. Perlahan ia menuruni satu persatu anak tangga tersebut. Ketika ia telah sampai di anak tangga pertengahan, ia pun menatap ke bawah, menyapu seluruh ruangan dengan pandangan matanya. Dan Julia melihat tak hanya satu, dua, atau ti

  • Menantu Sang Mafia   Kau Punya Cara Lain?

    "Jadi yang menculikmu adalah Diego Bosseli bukan Ethan?" tanya Sharon sambil membelai lakukan matanya mendengar keterangan dari saudara kembarnya itu.Marlon menjawab hanya dengan anggukkan saja."Diego menculikmu tapi anaknya ... siapa namanya tadi? emh, ... An ... drew Bosseli? Apa benar begitu?" Sharon yang masih tidak percaya lagi-lagi menanyakan hal itu pada Marlon."Ya, begitulah," kali ini Marlon menjawab lagi-lagi dengan anggukan.Sharon terhenyak sehingga dia terduduk dengan masih banyak pertanyaan di kepalanya."Tapi kenapa? Untuk apa Diego menculikmu? Lalu kenapa putranya yang menyelamatkanmu? Apa ada masalah di antara mereka? Lalu kenapa mereka melibatkanmu?" Sharon memberondong Marlon dengan banyak pertanyaan yang sekiranya bisa melampiaskan rasa ingin tahunya."Kau ingat pengakuan Diego di pesta pernikahan Benigno Mensina?" Marlon malah balik bertanya pada Sharon.Sharon berpikir sejenak sebelum akhirnya ia mengangguk."Tentang Ethan yang adalah putra kandungnya?" Sharo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status