Share

19. Numpang Tinggal

Author: lyns_marlyn
last update Last Updated: 2024-11-18 18:38:15

Di kediaman Ronald Wijaya.

"Nyonya," bibi datang. "Ada tamu."

"Siapa?!" tanya Melani.

Tak lama kemudian, terdengar suara langkah sepatu menggema, mengisi kesunyian rumah.

"Tante."

"Bianca!" seru Melani. "OMG! Ada angin apa sampai bidadari cantik datang ke rumahku?"

Bianca memeluk Melanie. "Apa kabar, tante?"

"Kabar tante baik, sangat baik. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga baik, tante," jawab Bianca.

Tak lama datang Irene.

"Hai, Irene," sapa Bianca ramah.

"Kak Bianca?"

Bianca tersenyum lebar. "Kamu sudah besar dan semakin cantik saja. Bagaimana kabarmu?"

"Kabarku baik," jawab Irene melihat Bianca dari atas sampai bawah. "Kak Bianca sangat cantik. Aku hampir tidak mengenali kakak."

"Kamu juga cantik!" Bianca balas memuji. "Aku pangling melihatmu."

Tak lama, bibi datang dengan membawa satu buah koper berukuran besar.

"Koper siapa itu?!" tanya Melani.

"Koperku," jelas Bianca mengambil koper dari tangan bibi.

Melani dan Irene saling berpandangan. Muncul kecurigaan dalam benak keduany
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    49. Akhirnya Ku Menemukan Mu

    "Detektif?" "Iya," Jihan mengangguk. "Seorang detektif untuk mencari keberadaan Nyonya Adeline.""Kenapa aku tidak terpikirkan sampai ke situ?" gumam Ronald."Karena bapak terlalu fokus mencari nyonya Adeline dengan cara bapak sendiri," jawab Jihan. "Kalau begitu, aku akan mencoba minta bantuan temanku, siap tahu dia punya koneksi orang yang bisa membantuku mencari Adeline," ujar Ronald."Iya, pak. Semoga nyonya bisa cepat ditemukan."Jihan kemudian meletakkan beberapa map di atas meja. "Apa ini?" tanya Ronald."Berkas yang harus bapak tanda tangan, tapi sebelumnya bapak harus lihat lagi. Mungkin saja, saya ada kesalahan.""Iya, baiklah. Biar saya periksa lagi nanti," jelas Ronald. Setelah itu, Jihan langsung pergi meninggalkan ruangan Ronald. Kembali duduk di meja sekretarisnya. "Pak Ronald sekarang terlihat kusut dan tua. Kasihan banget," gumamnya."Siapa yang tua dan kusut?!"Jihan melonjak kaget. "Astaga!" Pria berpostur tubuh tinggi berdiri di belakang Jihan. "Hehehe. Kaget

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    48. Kesedihan Membawa Perubahan

    "Kak Adeline sudah pergi," jawab Irene. "Tadi bertemu di luar, ditempat parkir.""Kenapa tadi tidak bilang kamu ada di mall ini," sergah Ronald kesal. "Aku kan tidak tahu kakak ada di mall ini! Tadi waktu ditelpon cuma bilang lagi makan siang dengan Jihan!" sanggah Irene tidak mau disalahkan.Ronald mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Tadi Adeline dengan siapa?""Dengan seorang wanita!""Wanita?"Irene mengangguk. "Iya dan kak Adeline memanggil wanita itu mama," jelasnya lagi. "Betulkan Kevin?! Kau tadi mendengarnya bukan?" "Iya," jawab Kevin."Kamu mengenal wanita yang bersama Adeline?!" tanya Ronald. Irene menggeleng. "Tidak. Dilihat dari penampilannya, wanita itu bukan orang biasa. Wanita itu sangat anggun dan berkelas."Ronald terdiam."Mereka berdua terlihat sangat akrab," lanjut Irene. "Mungkin saja ,,, ""Apa?!" "Mungkin saja wanita itu calon mertuanya," sambung IreneDeg!Jantung Ronald berdetak kencang. Seketika hawa panas langsung menyelimuti seluruh tubuhnya. "Mungki

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    47. Pertemuan Tidak Disengaja

    "Bapak memang Bos yang sangat pengertian," puji Jihan. "Memuji kalau ada maunya." Ronald langsung masuk ke restoran."Yes!" Jihan tersenyum lebar mengikuti Ronald dari belakang. Ronald mencari meja yang nyaman dan strategis. "Kita duduk di mana?""Di sana saja!" tunjuk Jihan pada meja di sudut ruangan. Setelah mendapat meja yang cocok, Ronald pesan menu begitu juga dengan Jihan yang tidak hentinya tersenyum senang karena makan siangnya gratis.Tidak jauh dari meja Ronald, Adeline sedang asik mengobrol dengan Nyonya Adras, menceritakan tentang perjalanan hidupnya selama ini."Mama lega ternyata kamu di adopsi orang baik, tapi sayang sekali umur mereka tidak panjang. Mama tidak bisa mengucapkan terima kasih kepada orangtua angkat mu.""Iya. Mereka meninggal saat aku masih muda. Tapi aku tetap bersyukur telah mengenal mereka dan melindungiku dari panas dan hujan," jelas Adeline. "Mereka sangat menyayangi aku.""Andai mereka masih ada, mama pasti akan mengucapkan banyak terima kasih."

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    46. Wanita Itu Mertua Ku

    Seorang pegawai butik datang dengan membawa nampan kecil. "Ini juice pesanannya. Silahkan.""Terima kasih," jawab Nyonya Adras tersenyum ramah."Sama-sama, nyonya." Tak lama kemudian datang pegawai yang lain. "Maaf, nyonya, Nyonya Kati meminta anda datang ke ruangannya.""Saya?" Nyonya Adras menunjuk dirinya sendiri karena di situ juga ada Nyonya Melani."Iya. Mari ikut dengan saya, nyonya," jawab pegawai tersebut."Iya, baiklah." Nyonya Adras mengambil tas brandednya. "Maaf Nyonya Melanie, saya masuk dulu.""Iya, silahkan." Nyonya Adras pergi mengikuti pegawai butik masuk ke salah satu ruangan meninggalkan Melanie yang menatapnya tanpa berkedip."Benar-benar wanita berkelas, dari ujung kaki sampai ujung rambut semua barang yang dipakainya branded. Apalagi kalung diamond yang berkilauan itu, aku yakin harganya ratusan juta," gumam Melanie.Di dalam ruangan, Adeline sudah memilih beberapa pakaian yang cocok dengannya. "Ma, lihat ini. Apa cocok untukku?""Ini pakaian yang kamu pili

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    45. Sok Akrab

    "Sudahlah, lupakan dulu masalahmu itu. Sekarang, kamu bersiap-siap.""Bersiap-siap untuk apa?" tanya Adeline."Kita akan pergi belanja.""Mama mau beli apa?!" tanya Adeline. "Kita akan beli semua keperluan mu. Banyak yang harus kita beli. Kamu butuh baju dan perhiasan.""Aku tidak perlu semua itu. Bajuku juga banyak dan masih layak dipakai," jelas Adeline. "Ikuti saja apa yang mama katakan." "Tapi ma ,,,,"Nyonya Adras bangun dari duduk. "Tidak ada tapi-tapian."Adeline menghela napas, melihat wajah mamanya. "Baiklah, ma."Tidak membutuhkan waktu lama bagi keduanya untuk bersiap dan dalam waktu yang singkat telah sampai di mall. "Pak sopir, ini uang untuk beli kopi. Tunggu di dimanapun yang kau mau, tapi jangan terlalu jauh. Aktifkan selalu ponselnya," ucap Nyonya Adras pada sopir pribadinya."Baik, nyonya.""Ayo, Adeline. Kita akan membeli semua keperluanmu."Nyonya Adras dan Adeline ke luar dari dalam mobil. Adeline hanya mengikuti apa yang dikatakan mamanya. Walau terasa mas

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    44. Jalan Terbaik

    Semua orang langsung menoleh ke arah pintu. "Selamat pagi kak Ronald," sapa Pamela.Ronald duduk di kursi tempat biasa. "Pagi," jawabnya. "Siapa tadi yang tukang selingkuh?""Istrimu," jawab Melani.Tidak ada ekspresi dari Ronald, dengan santainya mengoles roti pakai mentega. "Bibi, minta kopi seperti biasa, jangan terlalu manis.""Iya, tuan.""Kakak kurang tidur ya?" tanya Pamela."Kenapa?""Mata kakak seperti panda, ada lingkaran hitamnya," jawab Pamela."Tapi tetap ganteng, kan?" "He-he-he. Iya tetap ganteng." Pamela terkekeh. "Kak ....""Kenapa?" "Uang jajanku belum ditransfer sudah telat tiga hari," jelas Pamela."O ya? Pasti kakak lupa," jawab Ronald mengambil ponsel yang ada di saku jasnya. "Ini kakak transfer."Tak lama terdengar bunyi notif pesan dari ponsel Pamela. "Terima kasih kak.""Belajar yang rajin. Kalau kamu juara kelas tahun ini, nanti kakak kasih hadiah."Mata Pamela berbinar. "Hadiah?""Iya, kamu boleh minta apapun" jawab Ronald sambil menguyah roti."Hadiahnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status