Share

45. Sok Akrab

Penulis: lyns_marlyn
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-20 14:33:14

"Sudahlah, lupakan dulu masalahmu itu. Sekarang, kamu bersiap-siap."

"Bersiap-siap untuk apa?" tanya Adeline.

"Kita akan pergi belanja."

"Mama mau beli apa?!" tanya Adeline.

"Kita akan beli semua keperluan mu. Banyak yang harus kita beli. Kamu butuh baju dan perhiasan."

"Aku tidak perlu semua itu. Bajuku juga banyak dan masih layak dipakai," jelas Adeline.

"Ikuti saja apa yang mama katakan."

"Tapi ma ,,,,"

Nyonya Adras bangun dari duduk. "Tidak ada tapi-tapian."

Adeline menghela napas, melihat wajah mamanya. "Baiklah, ma."

Tidak membutuhkan waktu lama bagi keduanya untuk bersiap dan dalam waktu yang singkat telah sampai di mall.

"Pak sopir, ini uang untuk beli kopi. Tunggu di dimanapun yang kau mau, tapi jangan terlalu jauh. Aktifkan selalu ponselnya," ucap Nyonya Adras pada sopir pribadinya.

"Baik, nyonya."

"Ayo, Adeline. Kita akan membeli semua keperluanmu."

Nyonya Adras dan Adeline ke luar dari dalam mobil. Adeline hanya mengikuti apa yang dikatakan mamanya. Walau terasa mas
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    52. Akal Busuk Seorang Zahra

    "Hai," sapa Zahra pada Irene. Dengan sangat terpaksa, Irene membalas sapaan Zahra. "Hai!""Kamu sendirian?" tanya Kevin ramah pada Zahra. "Aku ada janji dengan temanku, tapi sepertinya mereka belum datang," jawab Zahra melihat ke sekeliling.Kevin melihat Irene membuang muka, mau menawarkan tempat duduk pada Zahra rasanya tidak enak pada Irene. "Apa boleh aku ikut bergabung di sini sebentar?" tanya Zahra tanpa merasa canggung. "Menunggu temanku datang.""Eh .. Iya, iya boleh," jawab Kevin serba salah, masa iya tidak boleh. "Silahkan." Zahra dengan wajah senang segera menarik kursi. "Terima kasih."Dalam hati Irene ngedumel. "Sialan banget si Zahra. Gue ke sini ingin menenangkan pikiran, ini malah tambah pusing."Kevin tahu Irene kesal, sementara Zahra seakan tidak peduli dengan reaksi Irene. "Ya Tuhan, perang apa lagi yang akan aku lalui?" bisik hati kecil Kevin."Sepertinya kita berjodoh," ujar Zahra. "Setiap kali ke luar rumah selalu bertemu kamu.""Eh,, iya," jawab Kevin garuk-

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    51. Tamparan Melani Pada Irene

    "Kakak jangan begitu!" tegur Pamela. "Jangan bicara seperti itu pada mama!""Diam kau!" semprot Irene marah. "Jaga sopan santunmu, Irene!" tegur mama, suaranya tak kalah kencang dari kedua putrinya. Irene melihat Melani, senyum sinis tersungging di bibirnya. "Sopan santun?! Apa mama lupa dengan kak Adeline yang sering mendapat perlakuan tidak sopan dari mama?!""Apa maksudmu?" "Mama selalu kasar pada kak Adeline!" jawab Irene. "Mama melihatku tidak sopan pada Pamela, tapi mama lupa kalau mama juga selalu tidak sopan pada Kak Adeline dan juga kita! Bahkan mama tidak pernah menghargai semua orang yang ada di rumah ini!" lanjutnya berapi-api.Plaaak!Sebuah tamparan keras mendarat sempurna di pipi kanan Irene."OMG!" seru Pamela kaget, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Irene kaget bukan kepalang. Diam tertegun, merasakan panas menjalar di pipi.Melani melihat telapak tangannya sendiri. "Ya Tuhan, apa yang telah ku lakukan," kaget dirinya telah lepas kontrol."Kakak!" Pamela

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    50. Keputusan Ada Di Tangan

    Di dalam mansion yang sekarang menjadi tempat tinggal Adeline, semua anggota keluarga sedang duduk santai kecuali Tuan Evander."Ma," panggil Adeline."Iya, nak," jawab Nyonya Adras menoleh sebentar pada putrinya kemudian melihat kembali pada majalah yang sedang dilihatnya.Sementara Adrian sibuk dengan ponsel di tangan, membalas chat dari temannya."Aku sudah lama tinggal di sini," lanjut Adeline."Lalu?" tanya Nyonya Adras. "Aku ...." Adeline tidak melanjutkan kalimatnya."Kamu ingin kembali ke rumah mertuamu yang tidak pernah menghargai kamu itu?""Bukan begitu, ma," jawab Adeline."Lalu?""Aku harus menyelesaikan masalahku dengan Ronald," jawab Adeline pelan."Kakak mau bertemu dengan kak Ronald?" celetuk Adrian. "Sepertinya begitu," jawab Adeline. "Masalahku dengan Ronald harus diselesaikan.""Kalau kakak mau bertemu dengan kak Ronald, aku ikut! Nanti terjadi apa-apa dengan kakak bagaimana?!" ujar Adrian. Mama menutup majalah yang sedang dilihatnya. "Memangnya kamu siap berte

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    49. Akhirnya Ku Menemukan Mu

    "Detektif?" "Iya," Jihan mengangguk. "Seorang detektif untuk mencari keberadaan Nyonya Adeline.""Kenapa aku tidak terpikirkan sampai ke situ?" gumam Ronald."Karena bapak terlalu fokus mencari nyonya Adeline dengan cara bapak sendiri," jawab Jihan. "Kalau begitu, aku akan mencoba minta bantuan temanku, siap tahu dia punya koneksi orang yang bisa membantuku mencari Adeline," ujar Ronald."Iya, pak. Semoga nyonya bisa cepat ditemukan."Jihan kemudian meletakkan beberapa map di atas meja. "Apa ini?" tanya Ronald."Berkas yang harus bapak tanda tangan, tapi sebelumnya bapak harus lihat lagi. Mungkin saja, saya ada kesalahan.""Iya, baiklah. Biar saya periksa lagi nanti," jelas Ronald. Setelah itu, Jihan langsung pergi meninggalkan ruangan Ronald. Kembali duduk di meja sekretarisnya. "Pak Ronald sekarang terlihat kusut dan tua. Kasihan banget," gumamnya."Siapa yang tua dan kusut?!"Jihan melonjak kaget. "Astaga!" Pria berpostur tubuh tinggi berdiri di belakang Jihan. "Hehehe. Kaget

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    48. Kesedihan Membawa Perubahan

    "Kak Adeline sudah pergi," jawab Irene. "Tadi bertemu di luar, ditempat parkir.""Kenapa tadi tidak bilang kamu ada di mall ini," sergah Ronald kesal. "Aku kan tidak tahu kakak ada di mall ini! Tadi waktu ditelpon cuma bilang lagi makan siang dengan Jihan!" sanggah Irene tidak mau disalahkan.Ronald mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Tadi Adeline dengan siapa?""Dengan seorang wanita!""Wanita?"Irene mengangguk. "Iya dan kak Adeline memanggil wanita itu mama," jelasnya lagi. "Betulkan Kevin?! Kau tadi mendengarnya bukan?" "Iya," jawab Kevin."Kamu mengenal wanita yang bersama Adeline?!" tanya Ronald. Irene menggeleng. "Tidak. Dilihat dari penampilannya, wanita itu bukan orang biasa. Wanita itu sangat anggun dan berkelas."Ronald terdiam."Mereka berdua terlihat sangat akrab," lanjut Irene. "Mungkin saja ,,, ""Apa?!" "Mungkin saja wanita itu calon mertuanya," sambung IreneDeg!Jantung Ronald berdetak kencang. Seketika hawa panas langsung menyelimuti seluruh tubuhnya. "Mungki

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    47. Pertemuan Tidak Disengaja

    "Bapak memang Bos yang sangat pengertian," puji Jihan. "Memuji kalau ada maunya." Ronald langsung masuk ke restoran."Yes!" Jihan tersenyum lebar mengikuti Ronald dari belakang. Ronald mencari meja yang nyaman dan strategis. "Kita duduk di mana?""Di sana saja!" tunjuk Jihan pada meja di sudut ruangan. Setelah mendapat meja yang cocok, Ronald pesan menu begitu juga dengan Jihan yang tidak hentinya tersenyum senang karena makan siangnya gratis.Tidak jauh dari meja Ronald, Adeline sedang asik mengobrol dengan Nyonya Adras, menceritakan tentang perjalanan hidupnya selama ini."Mama lega ternyata kamu di adopsi orang baik, tapi sayang sekali umur mereka tidak panjang. Mama tidak bisa mengucapkan terima kasih kepada orangtua angkat mu.""Iya. Mereka meninggal saat aku masih muda. Tapi aku tetap bersyukur telah mengenal mereka dan melindungiku dari panas dan hujan," jelas Adeline. "Mereka sangat menyayangi aku.""Andai mereka masih ada, mama pasti akan mengucapkan banyak terima kasih."

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status