Bab 26. MEMBERI HUKUMAN PUSH UP Suasana serta pemandangannya juga sangat indah dan asri dengan taman bunga dan pohon palem yang berderet rapi di sepanjang jalan. Sebagai anak kecil yang terbiasa hidup dalam kesederhanaan tentu saja Faizi sangat kagum melihat keindahan yang terpampang di depannya. Bahkan Angeline yang sebelumnya berasal dari keluarga kelas dua di kota Mandiraja, juga ikut kagum dengan penataan kawasan Villa Surga Alam Hijau. “Bagaimana ini pak, kita tidak boleh masuk?”Sopir taksi menoleh ke arah Darko untuk memberi keputusan mau terus lanjut atau kembali dan tak jadi memasuki kawasan Villa Surga Alam Hijau ini. “Sudahlah, sebaiknya kita kembali saja. Jangan membuat onar dan bikin keributan di wilayah orang.”Angeline berbisik sambil menyentuh tangan Darko. Mendengar perkataan istrinya, Darko hanya tersenyum sambil memandangnya dan berkata, “Tenang saja, saya tidak bohong sama kamu. Saya memang punya rumah di tempat ini.” Setelah menghi
Bab 27. TIP MASING-MASING SERATUS JUTA RUPIAH Setelah mengucapkan terimakasih, kedua penjaga pintu gerbang kawasan komplek Villa Surga Alam Hijau segera melakukan push up setelah saling pandang satu dengan yang lainnya. Sebelum taksi yang di naiki Darko meninggalkan pintu gerbang menuju puncak bukit dimana Villanya berada, mata Darko sempat melihat ke arah kedua penjaga keamanan yang sudah mulai melaksanakan hukuman yang diberikan. “Ayah, apa yang sedang mereka lakukan? Kenapa mereka tengkurap dan sambil mengangkat tubuhnya berulang kali?”Faizi yang baru pertama kalinya melihat orang melakukan push up tampak keheranan sehingga bertanya kepada Darko. “Mereka sedang olahraga.” “Masa’ olahraga seperti itu?” “Itu namanya olahraga militer untuk menguatkan otot lengan dan otot perut. Kalau Faizi ingin menjadi tentara harus bisa melakukan push up seperti mereka dalam jumlah yang banyak dan cepat.” “Seperti itu ya Yah? Benar-benar seru dan menyenangkan. Faizi a
Bab 28. HORE AYAHKU PUNYA MOBIL BAGUS Mendengar perkataan yang keluar dari bibir Faizi, tanpa sadar mata Angeline mulai sembab. Kenangan akan hinaan demi hinaan yang dialami anaknya sejak bisa bermain dan mempunyai teman membuatnya sering menahan kesabaran dan hanya bisa menghibur anaknya untuk tidak membalas ejekan mereka. Tentu saja Darko tahu juga apa yang selama ini dialami anaknya sesuai kabar terakhir yang diterima sebelum dia memutuskan untuk pulang dari medan perang. Darko tersenyum mendengar perkataan Faizi kemudian memberinya semangat sambil berkata, “Tentu saja Faizi bukan anak haram, ayah dan ibu sudah menikah secara resmi di Kantor Urusan Agama kota Mandiraja sebelum Faizi lahir kedunia ini.” “Memang iya? Memang ayah dan ibu sudah menikah seperti orang-orang yang memakai pakaian bagus dan dihadiri banyak orang serta banyak makanan enak di tempat itu?” Darko dan Angeline saling pandang begitu mendengar apa yang diomongkan anaknya.
Bab 29. SENJATA RAHASIA NASI PUTIH Dia berjalan kearah mobil Mercedes warna hitam disamping mobil sport yang sedang dihidupkan mesinnya. Tangannya mengusap body Mercedes hitam dan matanya tampak berbinar melihat penampilan mobil ini, karena mobil ini sangat cocok dipakai seorang wanita seperti dia. Kenangannya seketika melayang lagi ke beberapa tahun yang lalu, ketika kehidupan indahnya masih berlangsung sebagai pengusaha wanita sukses yang sangat terkenal. Darko yang baru saja membuka pintu garasi langsung melihat Angeline yang tampak sedang asik membelai body mobil Mercedes yang ada di samping mobil sportnya. “Kamu sepertinya suka dengan mobil ini, pakailah untuk kebutuhan sehari-harimu.” Angeline menoleh kearah Darko dan tersenyum tanpa berkata apa-apa, karena dia tahu apapun yang dikatakan dan di berikan Darko tidak perlu ditolak. Setelah dianggap cukup memanasi mesin mobilnya, Darko segera mengajak Angeline dan Faizi untuk masuk kedalam
Bab 30. BELANJA UNTUK ANGELINE “Ups.”Mulut wanita itu tiba-tiba kehilangan suaranya setelah titik saraf suaranya terkena tembakan sebutir nasi yang ditembakkan Darko. “Akh…akh… akh…”Wanita ini segera menepuk-nepuk punggung lehernya dengan maksud untuk mengeluarkan suaranya yang menghilang. Sementara itu teman-temannya yang sedang bersama wanita ini tampak keheranan melihat apa yang sedang dilakukannya. “Melly, kamu kenapa?”Salah seorang rekan wanita ini segera memegang tangan Melly untuk memeriksa keadaannya. Ternyata wanita yang baru saja di usilin Darko bernama Melly, setelah suaranya menghilang maka secara otomatis mereka tidak lagi memperdulikan Darko dan keluarganya. Sementara itu Darko tampak mengulum senyum melihat kesialan yang dialami Melly. “Ayah, makanan di tempat ini sangat enak. Izi mau tiap hari makan disini.” “Boleh, tentu saja ayah akan ajak Faizi makan di sini setiap hari.” “Hore… ayah memang baik.”Angeline hanya tersenyu
Bab 31. DIPANDANG RENDAH Darko keheranan melihat sikap pelayan toko pakaian bermerek ini, entah kenapa tiba-tiba saja Darko merasa respek saja dengan pelayanan mereka. “Kami tidak pernah memandang rendah siapapun pelanggan yang datang ke toko kami. Saya persilahkan tuan untuk melihat-lihat semua produk kami.” Kepala Darko tampak terangguk-angguk mendengarkan penjelasan pelayan toko, dia semakin senang saja dengan toko ini dan dia ingin melihat apa pelayanan mereka benar-benar seperti yang mereka katakan. Benar saja seperti perkataan mereka, Angeline terlihat sedang dilayani dengan baik oleh salah seorang pelayan dan sedang mencoba beberapa pakaian wanita. “Faizi, apa kamu juga mau membeli pakaian baru?” “Mau, mau, tentu saja Faizi mau beli pakaian baru.”Faizi berteriak kegirangan mendengar tawaran yang diberikan Darko. Siapapun orangnya baik anak kecil maupun orang dewasa tentu saja akan sangat senang jika ditawari untuk membeli baju baru, demikian
Bab 32. SALDO TAK TERBATAS Darko sama sekali tidak peduli dengan perubahan ekspresi wajah pelayan wanita yang menemaninya. Bagi Darko yang tidak ingin membuat hari-hari Faizi saat bersamanya terganggu yang akan membuat kebagiaannya berkurang oleh sikap para pelayan toko dan pengunjung toko yang mengganggunya. Setelah menerima kartu Bank Internasional milik Darko, pelayan toko dengan tangan gemetaran segera meminta salah satu rekannya untuk mengambil mesin EDC. “Ambilkan mesin EDC.” Begitu mesin EDC sudah berada di depannya, pelayan toko segera memasukkan Kartu Bank milik Darko untuk di pindai. Begitu Kartu Bank milik Darko masuk ke mesin EDC, pelayan toko segera mengetik beberapa kata yang tak lama kemudian muncul nama pemilik Kartu Bank milik Darko. “Name : Darko Mangkusadewo, pekerjaan : Rahasia, alamat : Rahasia, Saldo : tak terbatas.”Mata pelayan toko seakan mau keluar dari rongganya setelah membaca apa yang tertera di mesin EDC. “Ini…. in
Bab 33. DIPECAT “Eh maaf.”Bambang yang langsung tersadar kalau dia telah berbicara terlalu keras saat ditanya Darko segera saja meminta maaf. Sedangkan Darko hanya tersenyum mendengar kegugupan Bambang saat di tegur olehnya. Tentu saja dia tidak mungkin marah mendengar suara Bambang yang terdengar seperti membentaknya, karena dia tahu kalau Bambang hanya reflek saja karena terkejut mendengar perkataan Darko. “Apa? Jendral Darko sekarang ada di kota Silangit? Dengan siapa anda di sana?”Bukannya segera menjawab pertanyaan Darko, Bambang malahan menanyakan keberadaannya pada saat ini. “Saya sedang bersama anak dan istri, apa kamu bisa panggilkan Trimo untuk datang ke Mall ini?” “Bisa, bisa, saya akan segera menghubungi Trimo.”Setelah Bambang menyanggupi untuk menghubungi Trimo, Darko segera mengakhiri panggilan teleponnya. “Trimo, kamu segera pergi ke toko X yang ada di Mall kota Silangit. Kamu harus segera membereskan anak buahmu yang telah mengganggu tu