Share

BAB 16 Kesabaran

Marya tertegun ketika melihat sepiring nasi dengan hanya taburan garam kasar di atasnya, tak ada lauk pauk lain yang disuguhkan selain sepiring nasi garam itu.

"Hanya sepiring nasi garam ini lah yang cocok untuk kamu di rumah saya," ucap Wasida, kini tampak senyuman licik di wajah tuanya ketika menatap rendah sang menantu terakhir itu.

Bagaikan tersayat sampai ke uluh hati saat ini perasaan Marya, bukan karena ia tak bisa makan nasi dengan garam. Dulu dia juga berasal dari keluarga yang serba kekurangan dalam hal materi, bahkan ketika tak sanggup membeli beras, ia sehari-hari hanya makan dengan singkong rebus saja.

Tapi ini berbeda, ia harus makan nasi dengan garam bukan karena masalah ekonomi. Melainkan karena ibu mertua yang memang membencinya, ada rasa ngilu di dadanya.

Padahal rumah ini pun tak kekurangan bahan makanan, semuanya serba ada dan mewah. Tapi untuk dirinya yang seorang menantu di rumah ini, hanyalah diberikan sepiring nasi dan gara
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status