Home / Romansa / Mendadak Dilamar Pria Tampan / Siapa Arfan Sebenarnya?

Share

Siapa Arfan Sebenarnya?

last update Last Updated: 2024-03-16 06:58:27

🏵️🏵️🏵️

Aku masih tidak habis pikir kenapa Mas Arfan berani melontarkan kalimat yang tidak masuk akal menurutku. Berani-beraninya pemuda itu mengucapkan sesuatu yang membuatku ingin mengeluarkan amarah.

Apa Mas Arfan tidak sadar dengan apa yang ia ucapkan tadi saat di mobil? Bagaimana mungkin ia mengeluarkan kata melamar kepada gadis yang baru bertemu dengannya dalam dua hari ini? Ini benar-benar tidak masuk akal.

Siapa Mas Arfan sebenarnya? Kenapa aku tidak mengenalnya? Sementara ia mengaku telah lama mengenalku. Kenapa aku tidak mengingat Mas Arfan sama sekali? Ia benar-benar membuatku penasaran. Kesal!

“Ren, dari tadi kamu diam aja. Ada apa?” Devi kembali memukul pundakku.

“Aku lagi kesel.” Aku memberikan jawaban sembari berjalan menuju ruangan Bu Riani, dosen pembimbing kami berdua.

“Kesel kenapa?” Devi pun menyejajarkan langkahnya di samping kananku.

“Kesel aja.”

“Oh, ya, cowok ganteng tadi siapa, sih? Kok, baru hari ini nganterin kamu ke kampus?” Entah kenapa Devi mengingatkanku tentang Mas Arfan.

“Cowok ganteng?”

“Iya. Aku tadi lihat kamu turun dari mobilnya. Aku sempat dengar juga pujian mahasiswi lain tentang dia.”

“Pujian apa?”

“Tentang kecakepannya.”

“Cakep dari mananya?”

“Ih, nih, anak. Kamu nggak mengakui ketampanan cowok yang tadi nganter kamu?”

“Dia itu hanya sok ganteng.”

Walaupun Devi menilai Mas Arfan sebagai pemuda tampan, tetapi bagiku, laki-laki itu hanya sok ganteng. Apalagi ia telah membuatku dua kali kesal hari ini. Pertama, aku tidak mengharapkan kehadirannya pagi ini. Sementara yang kedua, ia berani mengucapkan kata lamaran kepadaku.

Dasar laki-laki aneh. Mas Arfan bersikap seolah-olah telah mengenalku sudah bertahun-tahun lamanya. Entah dari mana keberanian yang ia dapatkan hingga dirinya mampu mengucapkan kalimat yang membuat hati ini kesal.

Aku masih sangat bingung kenapa Mas Arfan tiba-tiba muncul di rumahku dan tampak sangat dekat dengan Ayah. Sejak kapan laki-laki paruh baya itu mengenal Mas Arfan? Apa mungkin hubungan antara kedua pria itu berkaitan dengan ungkapan yang Mas Arfan lontarkan tadi saat di mobil?

Aku merasa kalau Ayah sedang menyembunyikan sesuatu, padahal selama ini, beliau selalu terbuka kepadaku. Namun, kenapa kehadiran Mas Arfan tidak pernah ia ceritakan sebelumnya? Apakah ini merupakan unsur kesengajaan?

“Ren, kita pulang, yuk! Sia-sia aja, deh, datang hari ini. Ternyata ibunya nggak masuk kampus. Apa kita ke rumah beliau aja?” Devi selalu saja berhasil mengagetkanku.

“Bisa, nggak, ngomongnya nggak tiba-tiba?”

“Kok, tiba-tiba? Dari tadi kita, kan, ngobrol. Kamunya aja, tuh, yang ngelamun.” Memang benar apa yang dikatakan Devi, sangat jelas kalau saat ini, aku sedang memikirkan Mas Arfan.

“Iya, deh. Sorry.” Aku menyatukan kedua telapak tangan di depan Devi.

“Lupain aja. Yang penting sekarang kita harus mikir gimana caranya ketemu Bu Riani.” Devi mengerutkan keningnya.

“Kita ke rumah beliau aja, tapi kapan? Hari ini nggak mungkin karena beliau sedang tidak enak badan. Kamu dengar sendiri, kan, tadi dari Pak Herman.”

“Iya juga, sih. Nanti aja, deh, kita pikirkan lagi. Sekarang kita pulang, tapi naik angkot. Aku nggak bawa motor soalnya.”

“Sama, dong. Aku juga.”

Aku dan Devi pun tertawa karena kami hari ini secara bersamaan tidak membawa kendaraan sendiri, padahal tidak janjian sebelumnya. Alasan aku sudah jelas karena kemunculan Mas Arfan. Sementara Devi mengaku karena ingin santai.

🏵️🏵️🏵️

“Kamu ngapain masih di sini?” Aku terkejut melihat Mas Arfan yang masih berdiri di samping mobilnya. Entah apa yang ada dalam pikirannya.

“Nungguin kamu.” Ia memberikan jawaban dengan santai.

“Nggak perlu. Aku mau pulang naik angkot aja sama teman.” Aku melihat ke arah Devi. Ternyata gadis itu menatap Mas Arfan.

“Nggak apa-apa, kita anter teman kamu. Setelah itu, aku ingin bawa kamu ke suatu tempat.”

“Ogah. Aku nggak mau. Sana pergi, aku nggak butuh kamu.”

“Yang bener? Tapi aku nggak percaya.” Kalimat yang keluar dari bibirnya selalu saja membuatku kesal.

“Jadi, mau kamu apa?”

“Ingin bersamamu hari ini.” Ia benar-benar mengundang amarahku.

“Apa perlu aku ingatin lagi kalau aku nggak kenal kamu?” Aku menaikkan suara.

“Ternyata kebencianmu padaku tetap sama seperti dulu.”

“Kayaknya hidup kamu itu penuh drama, ya. Baru juga ketemu dalam dua hari ini, tapi udah ngaku kenal aku dari dulu.”

“Tapi itu kenyataan, Ren. Kenapa kamu nggak ingat aku? Apa karena dulu aku sering usilin kamu?” Aku makin bingung dengan arah pembicaraannya.

“Maaf, Ren, aku duluan.” Devi tiba-tiba menghentikan kendaraan lalu memasukinya, kemudian meluncur meninggalkan kampus.

Setelah kepergian Devi, Mas Arfan meraih tanganku lalu memintaku memasuki mobilnya. Entah kenapa diriku tidak mampu menolaknya. Ia menghidupkan mesin kendaraan roda empat itu, kemudian kami pun meluncur.

“Apa kamu nggak ingat aku sama sekali, Ren?” tanya pemuda menyebalkan itu.

“Ingat banget.”

“Serius kamu udah ingat aku?” Tampak perubahan di wajahnya, menunjukkan guratan halus.

“Iya. Kamu itu cowok nyebelin yang tiba-tiba muncul dalam hidupku. Kamu itu cowok sok akrab yang telah mengundang amarahku.” Akhirnya, aku berhasil mengutarakan kekesalanku.

“Ternyata kamu belum ingat aku, padahal aku selalu mengingatmu sebagai gadis kecil yang cantik dan imut. Kamu itu gadis yang aku puja sejak dulu.”

“Aku nggak ngerti apa maksud kamu. Gadis kecil?” Ia membuatku penasaran.

“Iya. Kita sudah beberapa kali ketemu saat kita masih anak-anak.”

“Kapan? Siapa kamu sebenarnya?”

“Kamu ingat Mandala yang juga merupakan nama belakangku? Kalau kamu kesal padaku, kamu selalu menyebutku dengan nama itu karena merupakan nama papaku.” Pikiranku pun berkelana agar mampu mengingat saat-saat masih kecil dulu.

Aku mencoba mengingat teman saat masih SMA, tidak ada yang bernama Mandala. Aku pun menggali ingatan agar mampu membayangkan masa putih biru, tetap tidak ada hasil. Sekarang, aku harus berkelana ke masa yang sudah lama berlalu, saat masih SD.

Tiba-tiba ingatanku tertuju pada satu nama yang tidak asing. Ini tidak mungkin. Kenapa ia kembali hadir dalam hidupku? Apa dirinya tidak puas melakukan keusilan kepadaku kala itu? Kenapa ia seganteng ini sekarang? Maksudku sok ganteng.

Pantas saja aku tidak mengenalnya sama sekali, ternyata aku bertemu dengannya dulu saat aku masih duduk di bangku SD. Kala itu, aku masih kelas empat, sedangkan ia kelas sembilan. Mas Arfan yang dulu dan sekarang sungguh jauh berbeda. Perbedaan itu bagaikan bumi dan langit.

Maaf, Mas Arfan, karena aku tidak mungkin menerima lamaranmu. Saat ini, aku sedang dekat dengan seorang pemuda yang tidak lain adalah cinta pertamaku. Walaupun kami belum pernah bertemu secara langsung, tetapi aku mencintainya.

“Kamu udah ingat aku?” Mas Arfan kembali membuka suara.

Aku tidak memberikan respons sama sekali karena masih terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba dalam hidupku. Aku tetap sangat membencinya sama seperti dulu. Bagiku saat ini, ia tidak lebih dari teman walaupun kenyataannya dulu, ia bagaikan musuh. Hati ini telah aku serahkan kepada Kak Dylan—seorang penulis yang sangat aku kagumi.

==========

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendadak Dilamar Pria Tampan   Kebahagiaan Sesungguhnya

    🏵️🏵️🏵️Ia selalu menghubungi Ayah selama kuliah di Jakarta. Ia meminta Ayah supaya tetap bersabar menunggu dirinya untuk mengajakku duduk di pelaminan. Ternyata ia berhasil menjadikan aku istrinya dan saat ini sedang mengandung anaknya.Jika mengingat semua pengorbanannya, aku sangat terharu. Bertahun-tahun lamanya, ia dengan sabar menunggu agar bersatu denganku. Sungguh, itu merupakan usaha yang sangat luar biasa. Aku bangga menjadi wanita pilihannya. Ia tidak hanya tampan, tetapi juga sangat bertanggung jawab.🏵️🏵️🏵️Setelah dua bulan kemudian, aku pun melahirkan putra yang sangat tampan. Mas Arfan mengaku sangat terharu karena aku telah memberikan penerus untuknya. Sejak awal, orang tuanya berharap akan mendapatkan cucu laki-laki karena dalam keluarga besar Mas Arfan lebih banyak perempuan.Sementara aku hanya berserah kepada Allah karena bagiku, anak laki-laki maupun perempuan sama saja, yang penting sehat dan tidak kurang satu apa pun. Alhamdulillah, aku sangat bersyukur ata

  • Mendadak Dilamar Pria Tampan   Kejujuran

    🏵️🏵️🏵️Mas Arfan sangat sedih karena aku tidak berusaha mencari tahu sosok yang mengirimkan barang-barang tersebut walaupun ia sudah banyak memberikan petunjuk. Ia mengaku kalau aku sulit untuk ditaklukkan. Akhirnya, ia pun memilih cara lain dengan berperan sebagai Kak Dylan. Di samping itu, ia juga ingin menuangkan kisah kami dalam bentuk novel.“Pantas aja kamu berani muji istri Kak Dylan di depanku. Ternyata itu diriku sendiri.” Aku memukul pelan dadanya mengingat kejadian di mana aku cemburu kepada diriku sendiri.“Kan, istriku memang cantik.”“Terus, kenapa dulu kamu bilang kalau aku pasti sedih dan marah jika berhubungan dengan Kak Citra dan madunya?” Aku tetap ingin tahu alasannya.“Karena mereka tahu tentang Dylan. Aku nggak mau kalau mereka sampai membongkar penyamaranku. Itu akan membuat kamu sedih dan marah. Ternyata dugaanku benar. Kamu pun pergi dari rumah.”Terus terang, awalnya aku sangat kesal, tetapi pada akhirnya aku mengakui sangat bangga memiliki Mas Arfan dan ke

  • Mendadak Dilamar Pria Tampan   Si Tampan yang Bikin Luluh

    🏵️🏵️🏵️Waktu menunjukkan pukul 16.10 Wib, Mas Arfan pun tiba di rumah Ayah dan Bunda. Aku langsung menyambutnya dengan mencium takzim punggung tangannya, lalu kami langsung menuju kamar. Ia tampak bingung, mungkin karena perubahan sikapku.Aku memintanya duduk di tempat tidur, sedangkan aku mulai mengemasi barang-barang karena sore ini, kami akan kembali ke rumah orang tuanya. Benar kata Bunda, tidak baik jika aku meninggalkan rumah suami saat sedang ada masalah. Kasihan papa dan mama mertua.Setelah selesai mengemasi semua barang-barang yang kami bawa ke rumah ini, aku pun duduk di samping Mas Arfan. Aku sudah yakin akan meminta maaf dan menyatakan cintaku kepadanya. Ia pantas mendapatkan balasan cinta dari istrinya, bukan sebagai Kak Dylan, tetapi dengan sosok Mas Arfan.“Mas … aku ….” Aku tidak kuasa menahan air mataku agar tidak jatuh.“Kamu kenapa, Sayang?” Ia langsung mengusap air mataku.“Aku minta maaf atas sikapku selama ini.”“Kenapa harus minta maaf? Kamu nggak salah, Say

  • Mendadak Dilamar Pria Tampan   Fakta Baru

    🏵️🏵️🏵️Kak Citra pun bercerita panjang lebar tentang persahabatannya dengan Mas Arfan. Ia mengaku tertarik terhadap suamiku hanya saat masih sekolah saja. Setelah ia tahu kalau Mas Arfan sangat mencintaiku, ia pun mundur dan memilih menjadi sahabat.“Aku ingin minta maaf, Kak.” Aku sudah yakin untuk jujur kepadanya.“Minta maaf untuk apa?”“Aku pernah menuduh Kak Citra bermain api dengan Mas Arfan di belakangku. Aku pernah benci banget sama Kak Citra. Maafin aku, Kak.” Akhirnya, aku berhasil mengeluarkan kata maaf itu.“Santai aja. Aku paham apa yang kamu rasakan. Kamu pasti nggak terima jika suami kamu sangat dekat dengan wanita lain. Iya, ‘kan?”“Iya, Kak.”Kak Citra kembali bercerita bahwa dirinya hanya mencintai Kak Rangga. Ucapannya kala itu tentang ingin mengambil miliknya, ternyata suaminya sendiri. Ia kembali ke kota ini karena Kak Rangga sekarang bekerja di kota ini juga. Sementara wanita yang berada di antara mereka, masih tetap di Jakarta.Kak Citra juga menceritakan baga

  • Mendadak Dilamar Pria Tampan   Mengejutkan

    🏵️🏵️🏵️Pagi ini setelah sarapan bersama, aku meminta izin kepada papa dan mama mertua untuk menginap di rumah orang tuaku selama beberapa hari. Aku sengaja tidak mengatakan alasan sebenarnya. Mereka tidak perlu tahu kalau aku sedang marah dan kesal terhadap Mas Arfan.Kedua orang tua itu memberikan izin, tetapi aku melihat perubahan di wajah mama mertua saat melihat koper yang Mas Arfan masukkan ke bagasi mobil. Aku tidak tahu apa yang beliau pikirkan. Mungkin aku terkesan egois, tetapi Mas Arfan yang memaksaku bersikap seperti itu.Entah kenapa laki-laki yang mengaku sangat mencintaiku, tega menyimpan identitasnya dari pendamping hidupnya. Sungguh, aku tidak mengerti dengan jalan pikiran Mas Arfan. Ia sudah beberapa kali membuatku kecewa. Kenapa dirinya harus melakukan cara itu? Apa tujuannya?Aku selalu merasa bersalah karena belum menyatakan perasaan cinta kepadanya, tetapi kenyataannya, dulu aku dan dirinya saling jujur dengan perasaan kami ketika ia menjadi Kak Dylan. Pantas sa

  • Mendadak Dilamar Pria Tampan   Kebenaran yang Terungkap

    🏵️🏵️🏵️“Aku pengen santai, Mas. Jangan bahas itu sekarang.” Aku ingin menghindar dari pertanyaan yang membuatku harus berpikir.“Boleh aku tahu siapa cowok yang dulu kamu cintai? Sebelum nikah, kamu pernah bilang nggak bisa mencintaiku karena dia.” Kenapa ia harus mengungkit hal itu? Bagaimana mungkin aku mengatakan kebenaran? Apa yang akan ia katakan kalau laki-laki yang dulu aku cintai hanya ada di dunia maya.“Kenapa kamu nanya itu sekarang, Mas?”“Aku hanya ingin tahu, siapa cowok beruntung itu karena hingga detik ini, kamu belum pernah bilang cinta padaku walaupun sebenarnya aku merasakan cintaku udah terbalas. Tapi aku ingin banget dengar langsung dari bibirmu.” Sepertinya ia ingin mendengar pengakuan perasaanku terhadapnya. Apakah aku harus jujur sekarang? Sementara itu, aku merasa kalau dirinya masih menyembunyikan sesuatu.Tidak! Lebih baik aku mengalihkan pembicaraan seperti yang biasa ia lakukan. Ia yang telah mengajariku untuk melakukan itu. Aku tidak tahu sampai kapan h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status