Bab 22 Mengenali

“Presdir kita tampan sekali,” bisik Vera pada Alana, menyenggol lengannya.

Alana tidak merespons. Ia hanya menatap ke depan, terpaku. Pria yang berdiri di depan itu memang tampan, rahangnya tegas, hidung mancung dan kulit sawo matangnya yang membuat pria itu tampak maskulin.

Namun, bukan itu yang membuat Alana membeku.

“Selamat pagi, semua.” Pria itu menyapa, suaranya dalam dan berwibawa.

“Pagi, Pak.” Semua menjawab dengan penuh semangat.

Alana masih diam, dunianya seolah menyempit.

Akram.

Nama itu menggema di kepalanya. Teman sekelasnya, teman sebangkunya di SMA. Kini berdiri di sini sebagai pimpinan tertinggi perusahaan.

“Sepertinya banyak wajah-wajah baru di perusahaan kita.” Ia tersenyum manis pada seluruh karyawannya. “Jadi, saya akan memperkenalkan diri. Saya Akram Raiden.”

Semua karyawan menyambut dengan tepuk tangan.

“Sementara Pak Akram akan berkantor di sini. Jadi saya harap kalian bisa menunjukan performa terbaik kalian.” Manajer menatap seluruh karyawan.

“Siap, Pak.” Semu