Share

41. Ini Kamarku

Sudah terlalu gengsi jika harus bersikap lembut pada Jesika karena ledekan dari Tian. Meski tidak meledek secara terang-terangan, tapi Antonio bisa menebak kalau pria berkulit coklat itu tengah menahan senyum.

Begitu sampai di rumah, Antonio dengan cepat mendorong kepala Jesika ke samping sampai membuat Jesika gelagapan. Dia mengecap-negacap bibirnya ketika kedua mata sudah terbuka. Nyawanya belum terkumpul sepenuhnya, sampai ketika dia menoleh ke samping, sesuatu di dalam tenggorokannya solah bergerak. Jesika meringis.

“Maaf, apa aku ketiduran?”

“Bukan Cuma ketiduran, tapi kamu ngorok!”

Jesika menggigit bibirnya lalu menunduk malu. “Maaf.”

Antonio membuang mata jengah, lalu keluar lebih dulu meninggalkan Jesika. Jesika hendak membuka pintu sendiri, tapi Tian sudah lebih dulu keluar tadi dan langsung membukakan pintu untuk Jesika.

Wajah Jesika masih tampak sayu dan matanya pun menyipit ketika terpapar sinar matahari senja yang menyorot dari balik genteng rumah tetangga. Langkahnya sed
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status