Share

BAB 152: Menenangkan

Author: Duvessa
last update Last Updated: 2025-03-26 15:12:14
Tentu saja Virsha ada di rumah ini. Sebagai mantan Kael, sudah pasti dia datang untuk berbela sungkawa. Apalagi dia begitu dekat dengan keluarga Kael.

Dahi Zara berkerut. Dia menepis tangan Virsha dengan tenang, tidak kasar, tapi cukup tegas untuk menunjukkan bahwa dia tidak ingin ditahan.

Karena menyadari niat Zara, Virsha melanjutkan, "Aku lebih kenal Kael. Dia pasti butuh waktu sendirian."

"Dan aku istrinya," ujar Zara, suaranya tenang, tapi memiliki bobot yang tak terbantahkan. "Aku jauh lebih mengenal Kael dibanding kamu."

Virsha menghela napas panjang, lalu mendengus kecil. "Jangan egois. Kamu tahu ‘kan, Kael paling nggak suka ada orang yang ikut campur urusannya?"

Alih-alih tersulut, Zara justru tersenyum miring. Satu kalimat itu saja sudah menjelaskan banyak hal. Wanita ini masih mengharapkan sesuatu dari Kael.

Zara melangkah lebih dekat, hampir tanpa jarak. Dengan suara rendah namun tajam, dia berkata, "Kamu yang terlalu ikut campur, Virsha."

Senyum tipis Virsha tidak pudar. "
Duvessa

Hai guys, ayo cung yang udah sampai bab ini? Tunggu updatenya besok ya :)

| 10
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
andriana
Makin seru nih thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 153: Pembacaan Wasiat

    Hening sejenak. Zara merasakan bagaimana dada Kael naik turun, seolah sedang mencoba mengatur dirinya sendiri. Dia tidak mengatakan apa pun, hanya diam, membiarkan kehangatannya menyelimuti pria itu dalam pelukan mereka.Kael menutup matanya, membiarkan sentuhan Zara meresap ke dalam dirinya.Mereka tidak tahu sudah berapa lama diam seperti itu, sampai akhirnya Kael menghela napas panjang, lalu mengendurkan pelukannya sedikit."Ayo turun," ucap Kael lirih, suaranya serak seolah kata-kata itu harus dipaksakan keluar.Zara mengangguk, menghapus sisa air mata di pipinya sebelum menggandeng tangan Kael."Oke," jawab Zara pelan.Mereka melangkah turun bersama, kembali menghadapi kenyataan.Namun, begitu sampai di bawah, suara yang tidak asing dan sama sekali tidak ingin Zara dengar sekarang langsung terdengar."Tante Maharani, aku benar-benar ikut berduka."Zara menoleh."Aku tahu betapa sayangnya Tante pada Kakek Hardi," lanjut suara itu dengan nada lembut yang dibuat-buat. "Beliau orang

    Last Updated : 2025-03-27
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 154: Peninggalan Kakek

    Ruangan langsung diliputi keheningan.Auriga merapikan kertas di tangannya sebelum mulai membaca."Untuk keluargaku yang tersayang ...”“Aku telah menjalani hidup ini dengan segala suka dan duka, dan kini saatnya aku meninggalkan sesuatu untuk kalian. Keputusan yang kutulis di surat ini bukan tanpa pertimbangan, aku telah memikirkan semuanya dengan matang. Aku hanya berharap apa yang kutinggalkan bisa membawa kebaikan, bukan perpecahan. Terimalah ini dengan hati yang lapang."Auriga melirik sekilas ke arah keluarga Ashwara yang tampak menunggu dengan berbagai ekspresi.Auriga kembali menatap suratnya."Untuk Aryan Ashwara, anak pertamaku ..."Aryan tetap duduk tegap, tidak menunjukkan ekspresi apa pun."Sebagai penerus utama keluarga, kau akan tetap menjalankan peran sebagai CEO Ashwara Group. Aku juga memberikan tambahan 15% saham perusahaan, sehingga kepemilikanmu menjadi 40%. Aku percaya bahwa kau akan terus menjaga warisan keluarga ini dengan baik."Anita tersenyum kecil, menepuk t

    Last Updated : 2025-03-28
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 155: Kilas Balik

    Sejak kecil, Kael dan Ranu tidak pernah benar-benar dekat. Mereka tidak sering bertengkar, tapi juga tidak pernah benar-benar akrab.Kael adalah cucu yang paling disayangi Hardi. Semua orang tahu itu. Entah karena sifatnya yang lebih tenang dibanding Ranu atau karena Hardi melihat sesuatu dalam diri Kael yang tidak dimiliki Ranu.Keputusan-keputusan Hardi sering kali terasa tidak adil bagi Ranu. Kalau ada masalah, Hardi selalu memilih bicara baik-baik dengan Kael.Namun, untuk Ranu, kakeknya hanya memberi tatapan dingin, tidak pernah membentak, tidak pernah menghukum, tapi entah kenapa, itu justru terasa lebih menyakitkan.Ada satu kejadian yang selalu diingat Kael.Saat itu, mereka masih kecil. Kael berumur sembilan tahun, sedangkan Ranu sepuluh tahun. Hari itu, Ranu baru saja dihukum tidak boleh keluar rumah karena nilai ulangannya buruk, sementara Kael diizinkan pergi ke luar bersama Hardi. Itu bukan pertama kalinya, dan Ranu merasa kesal.Begitu Kael pergi, Ranu masuk ke kamar sepu

    Last Updated : 2025-03-29
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 156: Manusia Super Sibuk

    Seperti yang Kael katakan waktu itu, suaminya kini benar-benar menjadi manusia super sibuk.Selama ini, Zara sudah terbiasa dengan kesibukan suaminya. Namun kali ini, situasinya berbeda. Sebelumnya, Kael masih sempat pulang, meskipun larut. Sekarang, pria itu bahkan kadang hanya pulang pagi untuk berganti pakaian, lalu pergi lagi tanpa sempat sarapan.Zara menatap layar ponselnya, membaca pesan singkat dari Kael.[Aku nggak bisa pulang malam ini. Jangan nungguin aku ya? Kamu tidur duluan aja.]Wanita itu menghela napas. Ini sudah keberapa kalinya dalam seminggu? Dia tahu Kael sibuk, tapi … apakah harus sepadat ini?"Sebetulnya tugas Presiden Direktur kayak apa sih? Sampai super sibuk banget," gerutu Zara pelan.Tentu saja Kael sangat sibuk, dengan jadwal rapat bertubi-tubi, pertemuan dengan klien besar, dan mengawasi langsung berbagai proyek Ashwara Group. Belum lagi dia harus menghadapi orang-orang yang berusaha menjatuhkannya.Saat itulah sebuah ide terlintas di kepala Zara. Mungkin

    Last Updated : 2025-03-30
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 157: Siapa yang Datang?

    Zara menuangkan teh hangat ke dalam cangkir Maharani sebelum akhirnya duduk kembali di kursinya. Sarapan pagi ini terasa berbeda karena ada ibu mertuanya di meja makan.Biasanya, saat Kael sedang sibuk seperti sekarang, dia hanya makan sendiri, tapi pagi ini Maharani menginap dan bersamanya sejak semalam.“Zara, gimana? Kamu udah kontrol belum? Jangan sampai karena Kael sibuk, kamu jadi nggak sempat ke dokter,” tanya Maharani, suaranya lembut tapi penuh perhatian.Zara sempat terdiam. Sejujurnya, bulan ini dia belum sempat kontrol karena Kael terlalu sibuk. Dia tahu suaminya akan marah kalau tahu Zara pergi sendiri, apalagi dokter kandungannya adalah Gala. Kael masih belum sepenuhnya suka kalau Zara berinteraksi dengan mantan kekasihnya itu.“Sudah, Bu,” jawab Zara akhirnya, memilih untuk menutupi kenyataan. Dia tidak mau Maharani khawatir, karena kalau sampai ibu mertuanya tahu, bisa-bisa detik itu juga dia diseret ke rumah sakit untuk kontrol.Maharani menghela napas lega. “Syukurlah

    Last Updated : 2025-03-31
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 158: Berbahaya

    Perlahan, Zara berjalan ke pintu utama, jari-jarinya sedikit ragu saat hendak membuka kunci. Begitu pintu terbuka, matanya langsung membesar.“Ranu?”Pria di hadapannya tersenyum lebar. “Pagi, Zara.”“Maaf, Kael baru aja pergi. Kamu mau ketemu Kael, ‘kan?”Ranu menggeleng. “Oh, nggak apa-apa. Aku cuma mampir sebentar. Lagian, aku belum pernah main ke sini setelah kalian menikah.”Zara sedikit bingung. Haruskah dia menerima Ranu masuk? Di rumah hanya ada dia dan asisten rumah tangga. Namun, kalau menolak, dia takut dianggap tidak sopan terhadap keluarga suaminya. Akhirnya, dia menyingkirkan keraguannya dan mempersilakan Ranu masuk.Mereka duduk di ruang tamu, sementara asisten rumah tangga datang membawakan teh untuk Ranu.“Mau aku panggilkan Kael?” tanya Zara akhirnya, berusaha menjaga sopan santun.“Nggak usah, aku tahu dia sibuk sekarang. Aku cuma ingin mampir sebentar.”Zara mengangguk, tapi tetap merasa sedikit canggung. “Oh … Kalau gitu, ada yang bisa aku bantu?”Ranu tersenyum t

    Last Updated : 2025-04-01
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 159: Menikah

    “Mas, apa ini ada hubungannya sama pembagian warisan itu? Kamu jadi takut Ranu macem-macem?” tanya Zara begitu mereka masuk ke ruang kerja Kael.Kael tidak langsung menjawab. Tangannya sibuk membolak-balik beberapa berkas di meja, tetapi pikirannya sama sekali tidak ada di sana.“Bisa dibilang gitu,” kata Kael akhirnya, suaranya terdengar datar, tetapi ada ketegangan tipis di baliknya.Zara menyandarkan tubuhnya ke meja, menatap Kael yang tampak sibuk mencari sesuatu. “Tapi kenapa harus takut? Itu ‘kan urusan kamu. Aku nggak ada hubungannya.”Kael menghentikan gerakannya sejenak, lalu menatap Zara.“Itu masalahnya,” gumam Kael, suaranya sedikit lebih rendah dari sebelumnya.Zara mengerutkan kening. “Maksudnya?”Kael menghela napas pelan, lalu meletakkan berkas yang tadi dipegangnya. “Zara, kamu pikir kenapa Ranu datang ke sini? Itu bukan kunjungan biasa. Dia bukan tipe orang yang iseng mampir cuma buat ngobrol.”Zara menggigit bibirnya. Dari awal dia memang merasa ada sesuatu yang aneh

    Last Updated : 2025-04-02
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 160: Diblokir Resepsionis

    “Cepet banget, Din. Lo yakin?” akhirnya suara Zara keluar setelah beberapa saat diam. Bukan karena dia marah, tetapi karena dia benar-benar tidak menyangka.Andin mengangguk. “Gue yakin. Gue sama Varen udah ngomongin ini. Kita sama-sama udah siap.”“Gila.” Zara bersandar di kursinya, masih berusaha memproses semua ini.“Jangan bilang lo nggak setuju.”Zara mendesah pelan. “Bukan nggak setuju, gue cuma … kaget. Lo nggak bilang apa-apa, tiba-tiba pacaran, eh, sekarang mau nikah?”Andin tersenyum kecil. “Makanya gue bilang sekarang. Biar lo nggak kaget lagi nanti.”Zara mengusap wajahnya, mencoba memproses apa yang sedang terjadi. “Lo tau nggak, kalau lo bukan sahabat gue, gue udah siram lo pake kuah tomyum sekarang.”Andin tertawa. “Untung gue sahabat lo, ya? Jadi aman.”Zara mendengus. “Tapi gue masih nggak percaya.”Andin tersenyum lembut. “Makanya lo harus dateng biar percaya.”Zara menatapnya lama sebelum akhirnya menghela napas. “Ya iyalah gue pasti dateng. Tapi gue tetap mau lihat

    Last Updated : 2025-04-02

Latest chapter

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   Hai, buat kamu yang udah baca sampai akhir,

    Makasih banget karena udah setia nemenin cerita Kael dan Zara sampai sejauh ini. Rasanya campur aduk banget pas nulis bagian terakhir.Maaf ya kalau selama perjalanan cerita ini banyak kekurangan. Entah itu bagian yang bikin bingung, alur yang kadang muter-muter, atau tokohnya bikin gemas sendiri. Tapi semoga, di balik semua itu, ada bagian dari cerita ini yang bisa tinggal lebih lama di hati kamu.Makasih karena udah jadi bagian dari perjalanan ini. Dukungan dan komentarmu berarti banget.Jangan lupa mampir ke cerita baru aku, ya ♡

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 193: Akhir Cerita

    “Perjodohan?” gumam Kael pelan.Lalu pria itu tersenyum tipis, tapi bukan karena setuju. Senyum itu lebih menyerupai kilas balik—mengingatkannya pada masa ketika dirinya dijodohkan oleh keluarganya, hanya untuk akhirnya mengguncang semuanya dengan pernyataan bahwa dia telah menghamili Zara.“Jangan harap, ya,” ucap Kael akhirnya, datar tapi tegas, dengan satu alis terangkat seperti memberi peringatan bahwa topik ini tidak untuk dibahas lebih jauh.Gala tertawa kecil, tapi tidak merasa tersinggung. “Kenapa? Coba kamu bayangkan, Kylar itu cucu pertama keluarga Ashwara, Zelena cucu pertama keluarga Wijaya. Kalau mereka menikah, kekuatan bisnis kita di masa depan—”“Kak Gala ngomong apa sih?” potong Zara, nadanya terdengar tidak senang, meski masih berusaha sopan. “Kylar dan Zelena itu masih anak-anak.”“Benar,” sambung Ceva, kali ini lebih tegas. “Mereka bahkan belum masuk SD. Masa depan bukan cuma tentang bisnis, Kak.”Gala mengangkat tangan, menyerah, lalu tersenyum kecil. “Oke, oke. Ak

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 192: Ulang Tahun

    “Huwaaaa!” Tangis Kylar pecah saat pipinya dicubit gemas oleh Zelena. Bocah perempuan itu terkekeh geli, tidak menyadari bahwa tangan mungilnya terlalu semangat bermain. “Lena, pelan-pelan, ya … Itu pipi Kylar, bukan squishy,” ujar Ceva sambil tersenyum geli, lalu menarik tangan putrinya pelan. Zelena memang selalu usil pada Kylar. Padahal usia Zelena lebih tua empat tahun, tapi kalau sedang bersama, mereka selalu saja bertengkar. Zara berjongkok di hadapan Kylar, mengelus pipi anaknya yang masih memerah dan cemberut. “Sudah, Sayang. Mami tahu sakit, ya? Tapi Kak Lena nggak sengaja. Yuk, kita bilang ke Kakak supaya cubitnya pelan-pelan lain kali,” ucap Zara lembut. Kylar mengangguk kecil, matanya masih berkaca-kaca, tapi bibirnya mulai membentuk senyum tipis. Senyum langka yang selalu berhasil mencuri perhatian siapa pun yang melihatnya. Wajahnya langsung bersinar ketika melihat Kael berjalan mendekat, membawa kue besar berhiaskan dinosaurus hijau toska di atas cokelat favoritny

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 191: Episode Akhir

    "Apa maksudnya, ada yang salah?" tanya Kael cepat, nada suaranya meninggi, panik mulai merayap dari dalam dada.Suasana di ruang bersalin seketika berubah. Detak monitor terdengar semakin cepat, disusul suara langkah para perawat yang mulai bergerak panik. Salah satu dari mereka segera menyerahkan perlengkapan tambahan ke Gala, yang kini telah mengenakan masker dan sarung tangan lengkap."Denyut jantung bayinya menurun. Kita harus bertindak cepat sebelum oksigennya turun lebih jauh," jawab Gala cepat namun tetap tenang. "Aku akan lakukan tindakan darurat. Kael, kamu tetap di sini, jangan lepas tangannya."Kael menunduk, menggenggam tangan Zara lebih erat lagi, seakan ingin memindahkan semua kekuatannya pada wanita itu."Zara, dengar aku," bisik Kael di dekat telinga istrinya, suaranya bergetar. "Kamu harus kuat. Kamu dan bayi kita … kalian harus baik-baik saja. Kumohon ..."Zara membuka mata dengan susah payah, tatapannya sudah buram oleh rasa sakit yang menumpuk. Namun, dia melihat Ka

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 190: Lahir ke Dunia

    "Mas, perut aku sakit!"Suara Zara terdengar serak dan cemas saat dia berusaha membangunkan suaminya yang tengah terlelap. Napasnya berat, pelipisnya basah oleh keringat dingin.Kael terbangun dengan tergesa-gesa, matanya masih buram, dan napasnya terengah-engah saat tubuhnya bergerak cepat. Perasaan bingung langsung menguasainya, sementara jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya."Kamu ... kamu kenapa?" tanya Kael, suara serak penuh kepanikan, masih setengah sadar akan apa yang sedang terjadi.Di hadapannya, Zara meringis menahan rasa sakit. Wajahnya pucat, kedua tangannya mencengkeram perutnya yang sudah membuncit besar. Tatapannya bergetar, seolah menahan terjangan rasa sakit yang tak tertahankan.Perut itu, tempat di mana kehidupan kecil mereka tumbuh, kini tampak begitu tegang. Dan Kael baru tersadar, usia kandungan Zara memang sudah masuk minggu ke-37. Gala bahkan sudah bilang, kapan saja bayi mereka bisa lahir.Ini ... ini bukan sekadar sakit biasa. Ini saatnya.Kael seger

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 189: Kembali Pulang

    "Bu Anjana, saya mau bawa Zara pulang ke rumah," ucap Kael tegas, suaranya rendah namun mantap.Pria itu kini tengah duduk di ruang tamu keluarga Wijaya, tubuhnya tegak, kedua tangan saling bertaut di depan tubuhnya, rahangnya mengeras. Kakinya bergerak kecil—menandakan kegelisahan yang berusaha dia tekan.Di hadapannya, Anjana duduk dengan sikap kaku. Wajah wanita paruh baya itu tampak dingin dan keras, sorot matanya menatap Kael tajam, penuh kewaspadaan. Sementara itu, Harun hanya mengamati dalam diam, sesekali melirik ke arah Kael dan cucunya tanpa banyak bicara.Keheningan menegang di antara mereka. Hanya suara detik jam dinding yang terdengar, menggema samar di ruangan luas itu."Pulang? Kamu pikir ini solusi terbaik? Zara baru saja mengalami kejadian berbahaya," seru Anjana akhirnya, nada suaranya penuh tekanan. "Aku hanya mau menjaga putriku!"Kael mengangguk perlahan, tetap menjaga sikap sopan meski hatinya bergejolak."Saya tahu, Bu. Saya tahu Ibu khawatir," sahut Kael, suaran

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 188: Kembali

    Gerakan mereka makin dalam, ritmenya semakin padat, menyatu dalam tempo yang memabukkan. Napas Zara tersendat, tubuhnya gemetar hebat setiap kali Kael menyentuh titik sensitifnya.Pria tahu kapan harus memperlambat, kapan harus menekan lebih dalam, kapan harus menatap mata Zara dan mencium air mata kecil yang turun begitu saja di pelipisnya.“Mas … aku… aku…” Zara nyaris tak bisa bicara. Tubuhnya menegang, dan Kael tahu wanitanya akan mencapai puncak.“Jangan ditahan …” bisik Kael di telinganya, mencium kulit di sana sambil tetap bergerak dalam irama yang konsisten. “Aku jaga kamu.”Zara menjerit pelan, tubuhnya melengkung dalam pelukan Kael, meledak dalam gelombang kenikmatan yang membuat seluruh dunianya runtuh hanya untuk dibangun kembali oleh pria itu. Dia menggigil, menangis dalam diam—bukan karena sakit, tapi karena rasa yang tak tertampung.Kael menyusul tak lama kemudian, satu desahan panjang keluar dari bibirnya. Pria itu menggigit pelan bahu Zara sambil menahan tubuhnya agar

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 187: Menemukan Arah

    Kael berdiri sebentar, menatap Zara seolah meminta izin sekali lagi, lalu membuka jasnya perlahan dan meletakkannya di kursi di samping ranjang.Zara menoleh, matanya mengikuti setiap gerakannya. Begitu Kael kembali mendekat, tangan wanita itu terulur, menariknya perlahan agar duduk lebih dekat lagi.Kael menyentuh rahang Zara dengan jari-jari yang hangat, membelai lembut seolah ingin mengingatkan dirinya tentang kelembutan itu.Lalu, bibir pria itu menyentuh bibir Zara, dengan ciuman yang penuh rasa—lembut, namun sarat dengan hasrat yang tak tertahankan. Ketika dia menarik diri sejenak, suaranya serak, penuh perhatian.“Jangan pergi lagi, ya ...” Kael menatap wajah wanitanya dengan sorot mata yang tak pernah dia tunjukkan pada siapa pun. Ada bara yang menyala pelan, tapi juga kelembutan yang membuat jantung Zara berdebar tak karuan.Zara menarik napas pelan, seakan menenangkan dirinya sendiri. Lalu, dia mengangguk. Tanpa kata, dia meraih kerah kemeja Kael dan menariknya turun dengan g

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 186: Akhirnya Bertemu

    Kael menatap tangan Zara yang menggenggam ujung jasnya. Tangan mungil itu gemetar sedikit, entah karena gugup, atau karena masih menahan sakit.“Aku cuma butuh kamu di sini sebentar aja,” ucap Zara pelan, nyaris seperti bisikan. “Biar aku nggak ngerasa sendirian.”Kael tak menjawab. Dia hanya menatap wajah istrinya beberapa detik, lalu mengangguk sekali. Tanpa banyak kata, dia meraih gagang pintu dan membukanya.Ruangan itu sunyi. Hanya lampu tidur di sudut yang menyala redup, memantulkan bayangan hangat ke seluruh penjuru kamar.Zara berjalan lebih dulu, pelan-pelan sambil sesekali menarik napas karena rasa ngilu di kakinya. Kael berjalan tak jauh di belakang. Begitu Zara duduk di sisi ranjang, Kael ikut duduk di kursi seberangnya, seperti menjaga jarak."Duduknya jangan jauh-jauh, Mas," ucap Zara pelan, mencoba mencairkan suasana dengan senyum tipis.Kael menarik napas panjang sebelum akhirnya berpindah ke samping Zara. Bahu mereka bersentuhan. Keheningan kembali turun, tapi kali ini

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status